Ikuti Kami

Kajian

Keutamaan Sikap Demokratis ala Nabi Ibrahim

BincangMuslimah.Com – Kisah paling khas tentang Nabi Ibrahim dengan salah satu putranya adalah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih anaknya. Alih-alih menolak perintah Allah dengan alasan tidak rela kehilangan putranya atau secara sepihak melaksanakannya, Nabi Ibrahim justru melibatkan anaknya untuk memutuskan kebimbangan ini. Sebuah sikap demokratis yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim.

Peristiwa mimpi yang dialami oleh Nabi Ibrahim direkam dalam Alquran surat as-Shaffat ayat 102,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Beberapa hal yang perlu kita pahami dari ayat ini adalah makna dari sebuah mimpi seorang Nabi, tujuan Nabi Ibrahim menanyakan pendapat anaknya, dan siapakah anak yang diajak bicara dalam sebuah percakapan. 

Pertama, dalam tafsir Ibnu Katsir, mimpi seorang Nabi adalah wahyu. Itulah mengapa Ibrahim menanggapi dengan serius mimpi yang datang padanya malam itu. Bahkan dalam tafsir al-Qurthubi, mimpi tersebut datang pada beliau selama tiga hari berturut-turut. Wahyu yang datang ke para nabi salah satunya adalah melalui mimpi.

Kedua, tujuan dari tindakan Nabi Ibrahim yang bertanya pada anaknya adalah untuk menguji ketabahannya dan ketaatannya pada Allah. Karena bagaimanapun, wahyu Allah akan tetap dilaksanakan. Dalam tafsir Khawatir karya Syekh Muhammad as-Sya’rawi al-Mutawalli dikatakan, bahwa jawaban putra Ibrahim saat adalah, “kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau (افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ)” bukan “lakukanlah apa yang engkau mau (افْعَلْ مَا تُرِيد)”. Kalimat ini menunjukkan bahwa putranya memiliki ketataan yang luar biasa kepada Allah padahal ia sedang menghadapi ujian yang berat, sebuah perintah Tuhan kepada hambaNya untuk menyembelih putranya.

Baca Juga:  Pandangan Ulama Indonesia terhadap Fenomena Mengkafirkan Sesama Muslim

Ketiga, putra yang diminta oleh Allah untuk disembelih menurut hampir seluruh ulama adalah Ismail. Ibnu Katsir mencatat bahwa mayoritas ulama mengatakan putra yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Ismail karena usianya lebih tua dari Ishaq. Dan beberapa keterangan pendukung dari ayat-ayat lainnya.

Sikap Nabi Ibrahim yang menanyakan pendapat anaknya juga merupakan sebuah demokratis. Sikap yang menumbuhkan kerja sama anaknya usia belia. Menanyakan pendappat anaknya yang tentu berat sekali karena mengorbankan anak kesayangannya. 

Menanyakan pendapat anaknya untuk memutuskan sesuatu juga merupakan sikap peduli pada perasaannya. Meskipun jawabannya akan tetap sama, tetap melaksanakan perintah Allah. 

Rekomendasi

Siti Sarah Istri Pertama Ibrahim Siti Sarah Istri Pertama Ibrahim

Siti Sarah, Istri Pertama Ibrahim: Potret Ketabahan Perempuan di Balik Sejarah Idul Adha

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Al Quran Sebagai Mukjizat Terbesar Rasulullah saw Al Quran Sebagai Mukjizat Terbesar Rasulullah saw

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

6 Komentar

6 Comments

Komentari

Terbaru

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

Khazanah

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Kajian

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

puasa ramadan perempuan hamil puasa ramadan perempuan hamil

Hamil di Luar Nikah, Bolehkah Aborsi?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Connect