BincangMuslimah.Com – Tidak dipungkiri, bahwa apa yang kita tanam itulah yang kita tuai. Perilaku baik yang kita tanamkan dan kebiasaan yang kita lakukan tidak hanya berdampak pada diri kita, tapi juga keturunan kita. Maka kita perlu memperhatikan bagaimana kesalihan seseorang dapat mempengaruhi keturunan. Agar menjadi mawas diri dan batasan dalam berperilaku.
Sama halnya dengan kesalihan, begitu juga perbuatan buruk seseorang yang akan berpengaruh untuk anak keturunannya. Hukum timbal balik itu diterangkan dalam Alquran mengenai kisah yang menegakkan sebuah rumah reot di suatu kaum yang sangat abai untuk menjamu Nabi Musa dan sosok yang diikutinya, dan menurut beberapa riwayat merupakan Nabi Khidir. Ternyata rumah tersebut adalah miliki kedua anak yatim yang memiliki ayah yang salih dan di dalam rumahnya terdapat harta yang terpendam. Kedua anak yatim itu mendapatkan keberkahan dari kesalihan ayahnya.
Kisah tersebut diterangkan dalam surat al-Kahfi ayat 82,
وَاَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلٰمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِى الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهٗ كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ اَبُوْهُمَا صَالِحًا ۚفَاَرَادَ رَبُّكَ اَنْ يَّبْلُغَآ اَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلْتُهٗ عَنْ اَمْرِيْۗ ذٰلِكَ تَأْوِيْلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًاۗ
Artinya: “Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.”
Syekh Musthofa ‘Adawy, dalam kitab parentingnya yang berjudul Fiqh Tarbiyat al-Abna` menyebutkan bagaimana perbuatan orang tua bisa berpengaruh untuk keturunannya. Syekh Musthofa mengingatkan bahwa kesalihan orang tuanya bisa memberi rahmat kepada dua anak yatim yang diceritakan dalam ayat tersebut. Allah menjaga harta yang diperoleh dengan cara halal itu sampai kemudian kedua anaknya akan mengetahuinya dan menjadi bekal bagi kehidupan mereka.
Semua yang kita lakukan, bagaimana kita bertutur kata, apa yang kita makan, apa yang kita panjatkan kepada Allahm, dan bagaimana ibadah kita akan berpengaruh pada anak keturunan nanti. Allah akan mencurahkan keberkahannya kepada anak keturunan kita melalui amal kebaikan yang kita lakukan.
Begitu juga jika kita konsisten membaca Alquran, melantunkan ayat-ayat suci di rumah, hal tersebut akan mendatangkan keberkahan untuk kita dan keturunan kita. Bacaan Alquran juga dapat melindungi kita dan keluarga dari godaan setan. Maka perbanyaklah amal baik, jadikan keturunan yang solih sebagai motivasi kita agar berhati-hati dalam melakukan perbuatan yang buruk. Wallahu a’lam bisshowab.