BincangMuslimah.Com – Perhatian Islam pada pembinaan keluarga sangat besar. Perhatian tersebut sepadan dengan perhatian Islam terhadap kehidupan individu serta kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Ada puluhan ayat al-Qur’an dan ratusan hadits Nabi Muhammad Saw tentang pembinaan keluarga yang menjadi petunjuk-petunjuk tentang konsep keluarga.
Allah Swt. menganjurkan agar kehidupan keluarga menjadi bahan pemikiran setiap insan dan hendaknya darinya dapat ditarik pelajaran berharga. Terkait hal ini, Quraish Shihab mencatat dalam buku Membumikan Al-Qur’an (2009) bahwa al-Qur’an menegaskan tentang konsep keluarga dalam dua ayat berikut ini:
Qur’an Surat Ar-Rum Ayat 21:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
Qur’an Surat An-Nahl Ayat 72:
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
Artinya: “Allah Swt. menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah Swt.?”
Sebagai agama yang bertujuan utama meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, Islam mementingkan pembinaan pribadi dan keluarga. Pribadi yang baik akan melahirkan keluarga yang baik. Begitu juga sebaliknya, pribadi yang rusak akan melahirkan keluarga yang rusak pula.
Jika lingkungan keluarga baik, maka akan melahirkan negara yang baik. Manusia diberi amanah oleh Allah Swt. dan ditantang untuk menemukan, memahami dan menguasai hukum alam yang sudah digariskan-Nya. Usaha tersebut bisa mengeksploitasinya untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang baik.
Manusia mesti mampu memenuhi kebutuhan hidup dan mampu melestarikan alam di dunia. Sebab, alam yang diciptakan Allah Swt. bukanlah alam yang siap pakai, tapi mesti diolah dan dibangun oleh manusia menjadi alam yang baik.
Keluarga adalah “umat kecil” yang memiliki pimpinan dan anggota, serta mempunyai pembagian tugas dan kerja. Ada hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Keluarga adalah sekolah tempat putra-putri bangsa belajar. Karena itulah perhatian Islam pada pembinaan keluarga sangatlah besar.
Dalam keluarga, anak-anak mempelajari sifat-sifat mulia. Sifat-sifat tersebut bisa berupa kesetiaan, rahmat, dan kasih sayang, ghirah atau kecemburuan positif dan sebagainya. Kebahagiaan akan muncul dalam rumah tangga apabila didasari oleh ketakwaan.
Dalam membangun sebuah keluarga, hubungan yang dibangun mesti berdasarkan pada percakapan dan saling memahami. Masalah-masalah yang ada pun mesti diselesaikan dengan bermusyawarah antara suami, istri, dan anak-anak.
Perhatian Islam pada pembinaan keluarga sangat jelas bahwa semua anggota keluarga merasa nyaman sebab mereka memecahkan masalah dengan mengedepankan perasaan dan akal yang terbuka. Selain itu, jika terjadi perselisihan dalam hal apa saja, tempat kembalinya adalah apa yang berdasarkan kesepakatan dan agama, sebab syariat dalam hal ini bertindak sebagai pemisah.
Konsep keluarga dalam Islam sangat jelas. Islam bahkan sangat mengutamakan pembinaan individu dan keluarga. Hal ini wajar sebab keluarga adalah prasyarat suatu bangsa dan negara. Jika semua keluarga mengikuti pedoman yang disampaikan agama, maka Allah Swt. akan memberikan hidayah. Oleh sebab itulah dalam Islam adalah istilah baitî jannatî yang berarti rumahku adalah surgaku.[]