Ikuti Kami

Diari

Ini Cara Kami Berbahagia Atas Kelahiran Nabi; Maulidan di Desaku

BincangMuslimah.Com – Di Indonesia, setiap daerah memiliki caranya masing-masing dalam mengekspresikan perayaan maulid. Di Jogja misalnya, ada Grebek Maulid, yaitu budaya yang diambil dari bahasa Jawa “gemerudukan” sebagai rasa suka cita atas kelahiran Nabi Muhammad.

Lain halnya di desaku, Gresik. Kami mengenal tradisi “cabutan” di setiap malam maulid. Cabutan ini diambil dari Bahasa Jawa yang berarti mencabut benda-benda yang digantung di atas tali temali yang memanjang.

Cabutan ini dilakukan ketika pemandu membacakan bait diba’nya Imam Abdurrahman Ad-Diba’i pada bab “fahtazzal”. Tepatnya pada saat pemandu membaca aba-aba “mahallul qiyam” (waktunya berdiri) setelah bait terakhir “ka-annahul badru tamamih (nabi seakan-akan bulan purnama yang terang benderang).”

Masyarakat di desa kami menyebut maulidan sebagai salah satu lebaran-lebaran kecil yang dipenuhi banyak sekali makanan, kue, alat tulis, bahkan uang dan permainan yang lain. Di malam maulid, yaitu malam 12 Rabiul Awwal, seluruh masjid dan 13 langgar-langgar kecil di desa kami serentak mengadakan maulidan.

Sebelum malam perayaan, takmir masjid (DKM) beserta para jamaah tetap gotong royong menyukseskan perayaan ini melalui pembagian job. Ibu-ibu misalnya, berkewajiban untuk membeli makanan untuk dihantarkan ke masjid pada sore hari. Makanan ini pun bermacam-macam, ada yang membuat ketan kuning maulid lengkap dengan kelapa merah kuning hijau. Ketan ini biasanya diletakkan di atas cowek, dan dihiasi dengan makanan lain seperti buah-buahan.

Ada juga yang mengantarkan “jajanan pasar” yang dibungkus kecil-kecil. Jajanan ini biasanya berisi jubung, lupis, jagung bledoos, kelpon, klanting, gethuk, serawut, dll. Ada juga mengirimkan “sego karak”, nasi yang dicampur dengan ketan ireng dan lauk ikan asin atau tempe.

Baca Juga:  Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Seiring perkembangan zaman, makanan ini sudah mulai digantikan dan diganti dengan makanan ringan (snack), susu, dan wafer, tergantung kemampuan dari si pengirim makanan. Makanan ini selanjutnya menjadi tanggung jawab bapak-bapak remaja masjid untuk dibagikan secara merata dalam “besek” sebagai “berkat” acara.

Remaja putra dan putri bertugas untuk memasang tali temali di masjid sebagai gantungan untuk cabutan. Gantungan ini diisi dengan bunga yang telah dirangkai dengan jarum dan benang. Juga benda-benda lain seperti bulpen, buku, kerudung, baju, dan bahkan peralatan ruah tangga seperti sutil, wajan, wadah, ember, dll.

Bisa dibayangkan ya kehebohan “mahallul qiyam” bukan cuma anak-anak, tapi juga emak-emak dan bapak-bapak. Maulidan dirayakan dengan pembacaan kitab diba’i karya Syekh Abdurrahman bin Muhammad Asy-Syaibani. Yaitu sebuah karya kitab yang berisi tentang syair dan pujian kepada Nabi. Pujian ini dibacakan secara bergantian oleh anak-anak, remaja, ataupun bapak-bapak yang bertugas. Di antara pujian yang paling favorit adalah bab fahtazzal, dan pembacaan qashidah ya nabi salam ‘alaika.

Tradisi cabutan masih terus lestari di daerah kami. Meskipun sudah dimodifikasi dengan tidak banyak memberikan varasi benda-benda di atas (karena euforia berlebih yang membuat acara tidak kondusif), biasanya ada saja ibu-ibu atau mbak-mbak yang membagikan alat tulis, uang untuk anak-anak, ataupun dompet, kerudung bagi ibu-ibu. Hadiah ini tidak lain adalah simbol suka cita atas kelahiran nabi di samping bersenandung pujian, bershalawat, juga membuat bahagia sesama.

Begitulah maulid di desa kami. Berangkat dengan riang gembira menyambut hari kelahiran nabi, pun pulang dengan bawaan seabrek berisi aneka makanan dan hadiah dari orang-orang sekitar.

Tentu dengan harapan paling besar, bahwa kami diakui sebagai ummat nabi. Bahwa kami mencintai nabi meskipun kami tidak menjumpai. Orang lain boleh bilang bahwa maulidan adalah bid’ah yang tidak ada di zaman nabi.

Baca Juga:  Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Tapi bagi kami, maulidan adalah tradisi Islam yang nikmat sekali, nikmat karena pulang membawa sekantong berisi jajan, mainan bahkan uang plus nikmat mendapatkan keberkahan manusia terbaik di muka bumi ini. Selamat bermaulidan kawan-kawan.

Rekomendasi

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Peran Perempuan dalam Peristiwa Turunnya Alquran

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam Hukum Saweran Shalawat dalam Islam

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam, Bolehkah?

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Apakah Memperingati Maulid Nabi Berarti Menuju Kesesatan?

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Ditulis oleh

Penulis adalah konten writer program Cariustadz.id Pusat Studi Al-Quran, dan kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang dakwah dan komunikasi UIN Jakarta. Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Connect