Ikuti Kami

Muslimah Talk

Tidak Perlu Jadi Super Mom untuk Jadi Ibu yang Baik

ibu melahirkan bisa depresi

BincangMuslimah.Com – Sudah cukup lama terganggu dengan istilah super mom untuk mengindikasikan ibu yang baik dan ideal. Kata-kata ini bisa ditemukan di mana saja. Saat bekerja, di ruang publik, media sosial hingga televisi. Super mom merupakan istilah yang dimunculkan pada sosok ibu yang bisa melakukan apa saja. 

Selalu digambarkan punya keahlian multifungsi, 10 tangan yang bisa menuntaskan berbagai aktivitas. Dimulai pekerjaan domestik seperti membersihkan rumah, pakaian, piring hingga memasak. 

Selain menuntaskan persoalan domestik, Super mom juga digambarkan mampu mengurusi anak-anak tanpa kendala. Disusul sebagai perempuan karir yang beraktivitas di luar rumah tanpa hambatan. Plus harus tetap terlihat cantik dan menarik karena dinilai dapat mengurus diri sehingga senantiasa tampak apik. 

Kemunculan sebutan super mom ini pun memunculkan berbagai kiat-kiat yang dikemas agar semua ibu bisa memerankan semua aktivitas di atas. Bahkan, ada juga penekanan jika super mom  tidak akan pernah melakukan kesalahan. Dan bisa menyeimbangkan waktu mereka sedemikian rupa. 

Tidak heran banyak bermunculan kiat-kiat bagaimana menjadi super mom yang menyenangkan. Berbagai tips pun hadir  untuk bagaimana ibu bisa berkarir sembari mengurus rumah dan urusan domestik. 

Karena jika tidak dilakukan secara benar, maka ibu dianggap tidak bisa melakukan perannya dengan benar dan seimbang. Standar super mom ini sempat menggelitik hati. 

Bukankah peran di atas seharusnya bisa dilakukan dengan konsep ‘kesalingan’. Antara ibu dan ayah tentu perlu sama-sama berperan. Misalnya dari persoalan mengasuh anak. Peran ibu dan ayah diperlukan bersama-sama. Tentu ada tiga hal peran dari ibu yang tidak dapat tergantikan. 

Tiga hal tersebut merupakan mengandung, melahirkan dan menyusui. Mendidik, memberikan kasih sayang, mengasuh dan hak lain anak tentu juga bisa dilakukan oleh ayah. Bahkan sudah jelas, ketika anak kehilangan sosok dari salah satu orangtua, maka dapat memengaruhi perkembangan psikis. 

Baca Juga:  Mengapa Anak-anak dan Perempuan Terlibat dalam Aksi Terorisme?

Lalu persoalan domestik, tidak ada hukum baku yang menyatakan jika ranah ini wajib dituntaskan oleh perempuan. Mencuci baju, memasak nasi dan mencuci piring, bukankah ketiga hal ini merupakan kemampuan dasar seseorang untuk hidup? 

Tentu saja siapa pun bisa mengerjakannya. Maka, ketika ibu tengah sibuk menidurkan si kecil, maka ayah sepenuhnya tidak perlu ragu untuk membersihkan piring setelah makan. Rasanya tidak ada pula pantangan, ketika ibu harus fokus dengan pekerjaan di luar rumah, ayah mendampingi sang buah hati sementara waktu. 

Sebaliknya, ibu pun bisa membersihkan rumah ketika sang ayah sedang sibuk bekerja. Mengasuh anak ketika memang tidak bisa dilakukan secara berdua. Singkatnya, dalam keluarga perlu berbagi peran. Sehingga tidak ada keluar kata-kata seperti ‘kamu kan ibunya, kok tidak bisa mengurusi anak.’

Super Mom itu Tidak Ada

Baru-baru ini pun penulis sekaligus aktivis perempuan Kalis Mardiasih mengeluarkan pendapatnya tentang sebutan super mom pada akun Instagram miliknya. Menurutnya sebutan super mom yang bisa menyelesaikan segala persoalan domestik, karir dan pengasuhan anak tidak akan ada. 

Tidak akan ada, namun dengan catatan, di dalam keluarga tersebut terdapat support system yang baik. Dan yang pasti, pasangan hidup tersebut punya konsep bersama berperan. 

Menurut Kalis, justru bukanlah sesuatu yang ‘super’ kalau melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri. Mengorbankan diri sendiri dan menyesuaikan standar sesuai harapan masyarakat secara sempurna. Padahal belum tentu baik bagi diri sendiri. 

Bukan menjadi hal yang ‘super pula’ jika tidak ada berbagi peran di dalam keluarga. Beberapa tokoh perempuan yang memiliki peran besar pada negara, karir mulus dan bersahaja tidak bisa lepas dari support system. Mulai dari lingkungan, orang -orang terdekat, dan khususnya dari pasangan. 

Baca Juga:  Fatwa Grand Syaikh Azhar Mengenai Perempuan

Kalis pun mengatakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi perempuan dapat memunculkan sosok perempuan yang hebat. Justru akan berbanding terbalik kalau tempat kerja perempuan terkesan tidak aman dan nyaman saat bekerja. 

Ibu yang selalu sigap mengurusi anak sekaligus permasalahan rumah tangga, menurut Kalis sudah dipastikan mendapat dukungan. Pasangan yang bersama berperan dan kompak. Lalu keluarga inti yang tidak ‘Jahil’ pada sesuatu yang mungkin bisa terjadi.

Sekali lagi, perlu ditekankan teruntuk para ibu untuk tidak berkecil hati. Sesuatu yang mulia pada ibu yang sepenuhnya mendedikasikan dirinya untuk mengasuh sang buah hati dan memutuskan untuk tidak bekerja. Atau sebaliknya, bekerja di luar rumah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, keduanya sama-sama mulia. 

Melakukan semua hal sebaik-baiknya kemampuan yang dimiliki. Tentunya demi kebahagiaan keluarga dan anak-anak. Tidak ada yang kurang jika suatu kali ibu berantakan atau tidak bisa menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. 

Ibu juga tidak perlu harus melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Setiap manusia memiliki batasan dan kemampuan. Yang terpenting telah melakukan sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas. 

Dikhawatirkan, terus menekankan super mom  yang bisa memegang semua peranan, dampak memberikan gangguan psikologis pada istri atau ibu. Di mana merasa tidak sempurna, selalu melakukan kesalahan dan berakhir pada kondisi emosi yang tidak stabil. 

Kondisi emosi yang tidak stabil,  juga berpengaruh pada kesehatan secara fisik. Ibu jarang beristirahat, pola makan yang tidak teratur dan masih banyak lagi. Dan ini bisa saja berdampak pada sesuatu yang tidak baik terhadap keluarga.

Ada dan tidaknya super mom, dalam Islam, ibu tetap memiliki kedudukan yang teramat istimewa. Hal ini tercatat di dalam salah satu hadis yang cukup dikenal kaum muslimin. 

Baca Juga:  Mengenal As-Syifa': Guru Baca-Tulis dalam Islam

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” “Ibumu” “Siapa lagi?” “Ibumu” “Siapa lagi” “Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Imam Ibnu Hajar Al-Asqani dalam kitabnya Fathul Bari mengambil pendapat Ibnu Battal tentang hadis ini. Disebutkan bahwa kenapa Rasulullah menyebut posisi ibu sebanyak tiga kali dikarenakan ia mengandung, melahirkan dan menyusui anak.

Oleh karena itu dapat disimpulkan jika kedudukan seorang ibu tidak tergantikan. Ada dan tidaknya standar supor mom, posisi ibu akan tetap istimewa. Selain itu, sebuah rumah tangga akan berjalan dengan indah jika ada kesalingan dan bersama berperan. 

Rekomendasi

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

butet manurung model barbie butet manurung model barbie

Butet Manurung, Dari Sokola Rimba Hingga Global Role Model Barbie

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar dari Fitnah yang Menimpa Sayyidah Aisyah  

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect