BincangMuslimah.Com – Bulan Rabiul Awwal adalah bulan kelahiran manusia agung nan mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallama yang menjadi Nabi terakhir. Kepribadian Nabi Muhammad yang berbudi luhur ternyata sudah nampak sebelum beliau mendapatkan risalah kenabian dari Allah melalui malaikat Jibril.
Dalam kitab Sirah Nabawi karya Muhammad Abu Syuhbah (W. 1983) menjelaskan, bahwa sebelum masa kenabian, Muhammad sudah dikenal sebagai seseorang yang jujur, amanah, pemalu, dan pemaaf. Relasinya dengan sesama manusia juga diketahui sangat baik dan penuh tanggung jawab.
Dan sepatutnya, sebagai umat Nabi Muhammad, kita mengetahui, mempelajari, dan meneladani akhlaknya sebagai bentuk kecintaan kepadanya dan upaya berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Berikut beberapa kepribadian Muhammad sebelum menjadi nabi dan rasul dirangkum dari Sirah Nabawi Karya Muhammad Abu Syuhbah:
Kedalaman Akalnya
Berbeda dari anak-anak lain, Muhammad kecil sudah menunjukkan kecerdasan akalnya. Hal ini diakui oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang merawatnya setelah wafat ayah dan ibundanya. Sang Kakek membiasakan Muhammad kecil untuk turut bersamanya saat sedang berada di antara para tokoh Quraisy untuk berdialog.
Begitu saat berada dalam asuhan pamannya pasca wafat sang kakek, Muhammad kecil berbeda dengan saudara dan kerabat-kerabatnya. Karena itulah, sejak remaja tepatnya di kisaran usia 12 tahun, Muhammad sudah turut pamannya dalam bisnis perniagaan.
Di antara bukti kecerdasan dan kedalaman akal Muhammad adalah saat beberapa tokoh Quraisy mendatangi Muhammad untuk meminta nasihat dan solusi dari masalah pertikaian antar suku. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Muhammad adalah sosok terpandangan dan diakui kecerdasannya.
Bahasa Lisannya yang Indah
Muhammad dikenal sebagai orang Arab yang pandai bertutur kata dalam bahasa Arab yang indah dan murni. Kecakapannya dalam bernegosiasi membuatnya disegani oleh penduduk Quraisy. Bahasa lisannya yang masih menggunakan bahasa Arab murni dari pedalaman Badui dipengaruhi oleh masa kecilnya yang tinggal bersama Halimah Sa’diyah, ibu susunya yang merupakan orang Arab Badui.
Tata Krama yang Baik
Muhammad adalah sosok yang penyayang, tidak suka berdebat, memudahkan urusan orang lain, memiliki relasi yang baik kepada sekitarnya, tidak suka bermusuhan, dan dikenal sebagai sosok yang jujur dan terpercaya. Itulah mengapa, Muhammad dijuluki al-Amin sebelum beliau menjadi nabi dan rasul.
Pemaaf dan Berhati Lapang
Muhammad juga dikenal sebagai sosok pemaaf dan lapang hatinya. Tidak senang mengungkit-ungkit masa lalu atau mengingat-ingat keburukan orang lain. Muhammad senantiasa memaafkan siapapun yang pernah berbuat salah kepadanya. Sebelum dan sesudah menjadi nabi.
Sederhana
Kehidupan Muhammad sejak kecil sangat sederhana karena telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Di usia remaja, Muhammad sudah ikut berdagang dengan pamannya. Kehidupan yang jauh dari kenikmatan duniawi membentuk beliau menjadi manusia yang sangat sederhana.
Demikian kepribadian Nabi Muhammad yang sudah nampak sejak belia, sebelum masa kenabian. Beliau sangat pantas dijadikan teladan, bahkan akhlaknya pernah dipuji oleh Allah dalam surat al-Qalam ayat 4,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Selamat bergembira ria di bulan kelahiran Nabi Muhammad!
6 Comments