Ikuti Kami

Diari

Cerita Ramadhan Sunni-Syi’ah: Indah Sebab Berbeda

Sunni-Syi’ah

BincangMuslimah.Com – Menyambut Ramadhan, adalah suka cita tersendiri bagi umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Kita tahu bahwa Ramadhan adalah bulan istimewa sebab Alquran turun di bulan agung ini. Bulan ramadhan juga memiliki lailatul qadr atau yang kita kenal dengan malam 1000 bulan, yang mana malam ini diartikan sebagai malam yang lebih baik bahkan dari 1000 bulan.

Berbicara puasa, bukan hanya berbicara sebatas menahan lapar dan dahaga semata. Berpuasa adalah menahan segala keinginan duniawi, kecenderungan nikmat tubuh atau raga yang mana semua itu bukanlah hakikat dari makhluk yang bernama manusia. Hakikat manusia adalah jiwa.

Sedangkan raga atau tubuh akan tinggal dan menyatu kembali dengan asalnya yakni tanah. Dengan berpuasa, kita diajarkan untuk menekan semaksimal mungkin kecenderungan hewani seperti keinginan makan, minum, pergulatan emosi dan nafsu yang tiada henti memonopoli keseharian kita.

Kita mengenal Indonesia sebab keragamannya, negeri plural yang terdiri dari ragam suku, bangsa, bahasa dan juga agama. Semboyan kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Dan yang menarik adalah di dalam agama tertentu pun, seperti Islam, ternyata masih terdapat banyak keragaman di dalamnya, sebut saja perbedaan mazhab, Sunni-Syi’ah misalnya.

Sekitar 90% umat Muslim dunia merupakan kaum sunni. Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah atau lebih sering disebut Ahlul-Sunnah adalah golongan yang menjalankan sunnah Muhammad dengan penekanan pada peneladanan perihal kehidupan Muhammad saw.

Syi’ah dari bahasa Arab yaitu Syi’aatu Ali yang artinya pengikut Ali. Dalam keyakinan Syi’ah, Rasul Muhammad menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya dan Imam (pemimpin) setelahnya. Kaum Syi’ah mencakup 10-15% dari semua Muslim, dalam Syi’ah pun masih terdapat banyak golongan lagi, salah satunya adalah Syi’ah 12 Imam.

Baca Juga:  Mengapa Alquran Tidak Cukup dengan Satu Qirâât?

Perbedaan Sunni-Syi’ah apabila dirunut menurut sejarah, juga terdapat banyak pandangan yang melatarbelakangi. Jangankan Sunni-Syi’ah, kajian fikih Asy’ari saja yang kita kenal dengan nama empat mazhab besar masih memiliki banyak perbedaan baik ranah teoritis maupun praktis. Sunni-Syi’ah lahir dari sejarah perdamaian. Tidak tepat apabila kiranya saat ini orang-orang saling mengadu domba hanya karena beberapa perbedaan dalam penafsiran ayat tertentu.

Menarik bahasan awal, menurut umat Sunni dan sebagian mayoritas yang mengikuti fatwa dan keputusan pemerintah RI, 1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa yaitu 13 April 2021 M. Dan menurut Muslim Syi’ah, 1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Rabu 14 April 2021 M. Tentu perbedaan ini didasari oleh dua pendapat yang kuat sesuai dengan ketentuan yang ada pada masing-masing keyakinan mazhab.

Dan dalam keyakinan Sunni, tarawih adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan di tiap malam selepas isya’ selama bulan Ramadhan. Tarawih adalah salat sunah 11 atau 23 rakaat yang diakhiri dengan salat witir. Sebenarnya tarawih bisa dilakukan secara individu, namun seperti tradisi, tarawih di Indonesia biasanya dilakukan dengan semarak jama’ah di berbagai langgar, musalah atau bahkan masjid.

Dan bagi kaum Syi’ah, tidak ada istilah salat tarawih, mereka melakukan amalan yang serupa juga yaitu 1000 rakaat salat yang apabila dibagi dalam 30 hari Ramadhan, sehari semalam mereka melakukan salat sunnah ini sebanyak 40 rakaat yang tidak disebut sebagai tarawih, melainkan salat sunah seperti biasanya dengan kuantitas yang lebih banyak berkali-kali dari biasanya.

Dalam Sunni juga, berbuka segera setelah bunyi azan berkumandang adalah diutamakan, namun bagi kaum Syi’ah, hendaknya baru berbuka setelah mega merah telah benar-benar sempurna hilang sehingga butuh waktu sekitar 10-15 menit setelah azan barulah bergegas untuk berbuka.

Baca Juga:  Kasih Sayang Nabi Nuh kepada Putranya yang Amoral

Dalam perbedaan-perbedaan seperti inilah kita melihat dan merasa bahwa hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda adalah proses pendewasaan yang sangat berharga. Kita belajar untuk mendengar, belajar menghormati, memupuk toleransi dengan sepenuh hati, dan tidak menjadi muslim yang kagetan saat ada sesuatu yang terasa ‘asing’ bagi diri.

Sebab sejatinya hidup tak melulu soal hitam dan putih, bukan sebatas benar dan salah, melainkan hidup yang sesungguhnya adalah memaknai ragam warna yang memperindah cakrawala.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Penulis merupakan anggota komunitas Puan Menulis

Komentari

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect
Tanya Ustadzah