Ikuti Kami

Keluarga

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

menolak dijodohkan bahasa cinta
okezone.com

BincangMuslimah.Com – Masih ingat dengan nama perempuan yang dijuluki dengan sebutan Ratu Quraisy? Perempuan pertama yang bersaksi atas kerasulan Nabi Muhammad saw, menemani pada saat menerima wahyu, orang pertama yang menemaninya salat, orang pertama yang menemani dalam suka dan duka, perempuan yang merelakan seluruh hartanya untuk perjuangan demi tegaknya agama Islam. Ia adalah perempuan pertama yang melahirkan anak-anak dari Nabi Muhammad saw, yang sering kita panggil Siti Khadijah. 

Nama lengkapnya adalah Siti Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kitab bin Murra bin Ka’ab bin Ghalib bin Fihr. Dari pihak ayahnya, silsilah dirinya bertemu dengan silsilah Rasulullah Saw, yakni Qushay. Bundanya ialah Fathimah binti Zaidah bin al-Aslam bin Rawahah bin Hajar bin Abdu bin Mias bin Amir bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr. Silsilah dari pihak dan ibunya berasal dari keturunan Quraisy yang sangat terkenal dan terhormat.

Pada perempuan satu ini, langit dan bumi bersaksi atas kesucian Khadijah. Ia adalah “bunga” langit dan bumi. Khadijah memulai karirnya semenjak ditinggal oleh Khuwailid, ayahnya, di mana sebelumnya sekitar 575 M ditinggal oleh ibunya. Kemudian, tidak lama dari itu, Abu Hallah juga meninggal. Akhirnya ia hidup sendiri dan memulai bisnisnya sebagai niagawan. Khadijah sukses membawa dirinya menjadi perempuan dengan sebutan pebisnis yang membuat ia dihormati dan dilirik oleh kalangan pembesar Quraisy.

Alkisah pada suatu malam. Khadijah bermimpi tentang sebuah matahari besar turun dari langit dan berhenti tepat di atas rumahnya. Cahaya matahari begitu terang, sinarnya begitu indah dan menentramkan hati. Baru kali ini, ia terpikat dengan kejadian itu. Akhirnya, ia mengadukan mimpinya kepada Waraqah, sepupunya. Dalam sebuah riwayat, Waraqah adalah orang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam pengetahuannya tentang agama. Penguasaan literatur tentang kitab Injil menjadi salah satu kunci utama akan sikapnya yang bijak. Buru-buru Khadijah mengadukan mimpinya kepada Waraqah yang dikenalnya sebagai orang kepercayaannya.

Jawaban Waraqah begitu mengagetkan Khadijah. “Bergembiralah wahai sepupuku. Seandainya Allah benar-benar  menjadikan mimpimu kenyataan, maka cahaya kenabian akan masuk ke rumahmu. Dan darinya akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir,” ucap Waraqah.

Mendengar jawaban tersebut, Khadijah merasa bahagia, sekaligus terharu dan penasaran. Ia pun selalu terngiyang-ngiyang dengan jawaban tersebut. Setiap hari, ia selalu berfikir dan berharap dipertemukan dengan seseorang yang dimaksud Waraqah. Khadijah selalu berharap bahwa apa yang diucapkan oleh Waraqah menjadi nyata,

Baca Juga:  Anak-anak dan Pemahaman Radikal

Seiring berjalannya waktu, karir perniagaan Khadijah semakin meningkat, bisnisnya semakin melonjak tajam, namanya dikenal di seluruh pelosok Arab sebagai perempuan yang mandiri dan sukses. Di tengah kesuksesan bisnis yang dijalani, Khadijah benar-benar membutuhkan seorang yang bisa membantu bisnisnya dan bisa mengelola seluruh keperluan yang dibutuhkan.

Di sisi lain, karir perniagaan Abu Thalib, paman Rasulullah semakin merosot. Bisnis yang dijalaninya hanya berjalan stagnan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berjualan dan berfikir untuk fokus mengurus anak-anaknya. Akan tetapi, lagi-lagi kebutuhan sehari-hari harus terus terpenuhi demi keberlangsungan hidup.

Singkat cerita, Abu Thalib mendengar bahwa Khadijah  sedang mencari karyawan untuk membantu bisnisnya. Akhirnya, berdasarkan hasil diskusi dengan Muhammad, Abu Thalib menemui Khadijah dengan mendaftarkan Muhammad ikut bergabung membantu Khadijah. Berkenaan dengan upah, Abu Thalib meminta agar upah yang diberikan tidak kurang dari empat ekor. Mendengar hal itu, Khadijah berkata, “Kalau permintaan buat orang yang jauh dan tidak kusuka akan dikabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan aku suka.”

Sebenarnya, pada saat yang sama, Khadijah sudah mendengar tentang sosok Muhammad yang dikenal namanya sebagai orang yang tekun, jujur, pandai dan amanah. Tidak sulit bagi Khadijah untuk menerima dia sebagai karyawan.

Abu Thalib pulang dengan kabar gembira dari Khadijah dengan menyampaikannya kepada Muhammad. Rezeki yang begitu melimpah bagi dirinya dan keluarga atas keputusan Khadijah. Di sinilah awal mula Khadijah dekat dengan Muhammad saw.

Pertemuan pertama Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah sangat berkesan. Sikapnya yang lembut, perkataannya yang cakap, serta keputusannya yang tidak setengah-tengah membuat Khadijah mantap dan percaya 100% kepada Muhammad dalam menjalankan bisnisnya. Seluruh fasilitas diberikannya kepada Muhammad

Akhirnya, berangkatkah Muhammad bersama sejumlah kafilah ke Syam diantar Abu Thalib. Muhammad ditemani oleh Maisarah, budak Khadijah. Sebelum itu, Maisarah dipesan oleh Khadijah untuk tidak menegur bahkan memarahi Muhammad. Ia hanya diperintahkan untuk melihat Muhammad bekerja. Di perjalanan, banyak hal yang ditemui oleh Maisarah dan akan menjadi cerita menarik untuk tuannya. Segala keistimewaan nampaknya begitu terlihat jelas dari sosok Muhammad. Bisa kita lihat bahwa Maisarah menjadi mata-mata cinta antara Khadijah dengan Muhammad.

Di tengah perjalanan dengan panas begitu menyengat, seluruh rombongan merasa kepanasan, haus dan semacamnya. Namun, hal itu tidak terjadi kepada Muhammad. Ia tetap merasa nyaman tanpa lelah, awan menyelimuti dirinya sehingga ia merasakan kesejukan terus menerus. Maisarah bersama kafilah yang lain merasa terheran-heran dengan kejadian tersebut. Akhirnya, sampailah pada sebuah tempat di mana mereka berhenti.

Baca Juga:  Parenting Islami : Kenapa Rasul Sebut Anak Perempuan Adalah Tameng Api Neraka bagi Orangtua?

Ketika melakukan transaksi dagang, Muhammad menunjukkan kejujuran kepada para pembeli dengan kecakapan yang luar biasa membuat mereka terkesan dan puas terhadap apa yang dilakukan oleh Muhammad. Mulanya Maisarah merasa kaget dengan sikap Muhammad yang terlalu jujur terhadap para pembeli, sebab hal tersebut akan sedikit keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi, di luar dugaan, dagangan tersebut laku dan mendapat keuntungan yang begitu besar.

Kisah Pertemuan Kanjeng Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah (2)

Maisarah kagum dengan cara yang dilakukan oleh Muhammad. Di sinilah terlihat tentang etika bisnis, kecakapan yang ditunjukkan oleh Muhammad kepada klien serta tutur kata yang sopan menjadi modal utama dalam berbisnis. Maisarah  merasa bahwa Muhammad adalah orang yang sengat istimewa dan begitu mahir dalam dunia bisnis hingga memperoleh keuntungan yang sangat besar. Padahal, Muhammad sebelumnya tidak pernah belajar tentang teori, semuanya dilakukan atas dasar ketekunan hati yang dimiliki oleh Muhammad.

Setelah semua selesai, sore harinya mereka pulang dengan kabar gembira, keuntungan yang besar. Serta kabar bahagia lainnya menyelimuti Khadijah ketika melihat Muhammad datang. Seluruh pandangannya tertuju kepada Muhammad, laki-laki yang memiliki sikap beda dibandingkan dengan yang lain. Sikap dan ketekunannya membuat Khadijah kembali memikirkan perkataan Waraqah tentang laki-laki yang akan diutus menjadi Nabi.

Di kejauhan, Khadijah terus memikirkan Muhammad yang begitu istimewa. Setidak-tidaknya, Muhammad bagi Khadijah memiliki keistimewaan luar biasa. Mulai dari sikap, ketekukan, kejujuran, serta bisnis yang dilakukan buka semata-mata untuk mengejar harta. Pengetahuan yang begitu luas tentang ilmu dagang, belum lagi dengan kejadian-kejadian istimewa diluar dugaan membuat Khadijah semakin gundah.

Melihat sikap Khadijah yang belakangan ini berbeda sejak kehadiran Muhammad, Nufaisah, ada yang menyebutnya Nafisah, sahabat karib Khadijah melihat cinta yang terpendam dalam diri Khadijah kepada Muhammad. Cinta seorang perempuan kaya, cantik dan dermawan yang selalu menolak lamaran para pembesar quraisy jatuh cinta kepada seorang pemuda yang biasa namun pengetahuan agamanya begitu luar biasa.

Tidak tahan melihat sikap Khadijah, akhirnya ia datang menemui Muhammad dengan maksud hati melamar Muhammad untuk Khadijah.

“Wahai Muhammad, apakah di usiamu saat ini, engkau tidak ada rencana untuk menikah?” tanya Nafisah.

Baca Juga:  Cara Khadijah Memuliakan Nabi sebagai Suami

“Aku pemuda miskin, mana mungkin ada perempuan yang mau menikah denganku,” jawab Muhammad dengan nada rendah.

Nafisah terus memancing pembicraan dengan Muhammad dengan berbagai macanm pertanyaan, hingga akhirnya ia secara terus berkata, “Bagaimana jika ada perempuan kaya, cantik dan rela menikah denganmu, ia tidak memperoslakan harta yang kamu miliki. Apakah engkau sudi menikah dengan menikah dengannya,”.

“Siapa perempuan itu,” tanya Muhammad.

“ Khadijah binti Khuwailid,” jawab Nafisah.

Muhammad cemas dengan jawaban yang diberikah oleh Nafisah, ia berfikir bagaimana bisa sosok Khadijah yang penuh dengan kesempurnaan mau kepada pemuda yang miskin sepertinya. Kabar tersebut menjadi kabar bahagia oleh Abu Thalib.

Sementara rasa cinta terus membuncah dalam diri Khadijah kepada Muhammad, para paman Muhammad tidak setuju ketika mendapat kabar bahwa Muhammad ingin menikah dengan Khadijah, sebab hal itu merupakan aib. Khadijah dengan segala kesempurnaan tidak akan menerima Muhammad yang miskin.

Tak ingin larut dengan masalah tersebut, Shafiyah binti Abdul Muthalib menemui Khadijah. Melihatnya sebagai sosok perempuan hebat ia menanyakan keseriusannya dengan keponakannya, Muhammad. Lama berbincang dengan Khadijah, Shafiyah semakin yakin dengan cinta Khadijah kepada Muhammad, bahwa benar benar Khadijah tidak pernah melihat harta dan apapun. Kecintaan terhadap Muhammad semata-mata atas sikap yang diperlihatkan oleh keponakannya itu begitu berbeda dengan laki-laki lain.

Sebelum mengakhiri pertemuan dengan Khadijah, Shafiyah diberi sebuah baju terbaik oleh Khadijah kemudian berkata, “Demi Allah, tolonglah aku sehingga dapat menjadi istri Muhammad”. Shafiyah menunjukkan kesanggupan atas permintaan Khadijah.

Setelah sekian fase terjadi, akhirnya berlangsunglah lamaran Khadijah dengan Muhammad. Melalui perjalanan  yang panjang dengan berbagai penolakan dari paman Muhammad, lamaran itu tetap berlangsung. Mengenai mas kawain, Muhammad Ghazali mengatakan bahwa pihak Muhammad menyerahkan 20 unta muda. Untuk emas, dalam nukilan Mahmud al-Mishri, mas kawin Muhammad ialah sebanyak 12,5 uqiyah.

Begitulah perjalanan panjang Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah hingga menikah. Kisah tersebut menjadi awal mulai dari perjalanan keduanya menapaki perjalanan perjuangan dakwah Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam. Khadijah menjadi saksi akan kerasulan Nabi Muhammad Saw sesaat menerima wahyu. Sosoknya tidak tergantikan dalam hati Rasulullah serta menjadi pukulan berat ketika ditinggal oleh Khadijah.

*Diolah dari Buku “Perempuan Madinah: Romantika cinta, Iman dan Heroisme Para Perempuan Mulia” karya Munawir Husni,(Yogyakarta: Diva Press), 2017.

Rekomendasi

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Kisah Wafatnya Siti Khadijah dan Permohonan Terakhirnya

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar Cinta Sejati dari Sayyidah Khadijah

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

haul khadijah haul khadijah

11 Ramadhan Mengenang Haul Khadijah: Teladan Hebat Para Muslimah

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Gajah Mada yang berasal dari Sampang, Madura. Saat ini tergabung dalam Komunitas Puan Menulis

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang! Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Berita

Menelisik dan Menyikapi Pembubaran Jamaah Islamiyah

Berita

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Aqiqah: Salah Satu Cara Islam Membawa Keadilan Untuk Perempuan

Kajian

Berbuat Baik terhadap Non-Muslim dalam Prinsip al-Quran

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Muslimah Daily

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi? Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Keluarga

Trending

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Muslimah Daily

Connect