Ikuti Kami

Muslimah Talk

Cara Khadijah Memuliakan Nabi sebagai Suami

BincangMuslimah.Com – Abdullah Haidir dalam bukunya Istri dan Putri Rasulullah mengemukakan, bahwa dengan mengenal rumah tangga nabi akan mengantarkan kita mengenal sisi kemanusiaan beliau sekaligus sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad saw. sudah memulai untuk membina rumah tangga sejak enam belas tahun sebelum diangkat menjadi nabi.

Rumah tangga nabi dibangun di Mekah sebelum hijrah, nabi menikahi Khadijah binti Khuwailid, seorang pengusaha perempuan kaya raya dan terhormat pada masa itu. Ia adalah perempuan pertama yang menjadi istri nabi Muhammad saw. Pernikahan itu terjadi ketika nabi Muhammad saw. berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

Tampaknya, sebelum pernikahan dilangsungkan, Khadijah mengungkapkan keinginannya untuk menikah dan berrumahtangga bersama Muhammad saw., sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Sīrah al-Nabawiyah, karya Ibnu Hisyām. Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan nabi Muhammad saw. dengan Khadijah bukan dilatarbelakangi kekayaan yang dimilikinya, melainkan keagungan sifat dan kemuliaan akhlak Muhammad saw.

Tidak heran, jika seorang Khadijah yang pada waktu itu merupakan perempuan paling terhormat nasabnya di kaum Quraisy dan paling melimpah hartanya terpikat terhadap nabi Muhammad saw., bahkan tidak sedikit lelaki dari kaum Quraisy berhasrat untuk memilikinya.

Muḥammad Sa’īd Ramaḍān al-Buthi berpendapat, kesan pertama yang diambil dari pernikahan Muhammad saw. dengan Khadijah ialah bahwa Muhammad saw. sama sekali tidak memerhatikan faktor kesenangan jasidayah atau badaniyah. Apabila Muhammad saw. memerhatikan hal tersebut, sebagaimana pemuda seusianya, niscaya beliau akan mencari orang yang lebih muda dan masih gadis atau setidaknya pasangan yang tidak lebih tua darinya.

Namun, tampaknya nabi Muhammad saw. Juha menginginkan Khadijah karena kemuliaan akhlaknya di antara kerabat dan kaumnya, sehingga ia pernah dijuluki ‘Afīfah Ṭāhirah (pemilik harga diri yang bersih) pada masa jahiliyah. Pernikahan nabi dengan Khadijah termasuk dengan istri-istri yang lain, tidak sekedar didorong gejolak di dalam diri dan mencari kepuasan dari sekian banyak perempuan.

Baca Juga:  11 Ramadhan Mengenang Haul Khadijah: Teladan Hebat Para Muslimah

Kehadiran Khadijah di dalam kehidupan Muhammad saw. sebagai seorang istri sangat berpengaruh kepada status Muhammad saw. sebagai penerima wahyu dan tugas kenabian dari Allah swt., bahkan ketika wahyu pertama turun pun, Khadijah menjadi orang paling pertama yang mengetahuinya dan memercayainya karena diceritakan langsung oleh Muhammad saw. atas apa yang menimpa dirinya di gua Hira. Di dalam Sīrah Ibn Hisyām digambarkan bagaimana keadaan ketika Muhammad saw. menerima wahyu pertama sebagai seorang Rasul dan nabi dengan turunnya al-Qur’an.

Peristiwa itu membuat Muhammad saw. ketakutan karena Malaikat Jibril datang dengan membawa perintah Allah swt. Saat beliau sedang tidur, Malaikat Jibril mendatanginya dengan membawa secarik kain sutera yang di dalamnya terdapat tulisan berisikan perintah untuk membacakan firman Allah swt. Setelah bangun dari tidurnya dan Jibril telah pergi meninggalkannya, Muhammad saw. merasakan sesuatu yang tertulis dalam hatinya. Lalu, beliau keluar dari gua Hira.

Ketika beliau berada di tengah-tengah gunung, terdengar suara berasal dari atas langit seraya berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah swt., sedangkan aku adalah Jibril.” Pada waktu itu, Jibril menampakkan dirinya di hadapan Muahammad saw. lantas beliau ketakutan lalu pulang menuju rumahnya dan menemui istrinya.

Pada saat bersamaan, Muhammad saw. disambut oleh istrinya yang telah menunggunya semalaman. Khadijah berkata: “Wahai suamiku, semalam kau kemana saja? Aku telah mengirim orang-orangku untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah bagian atas, kemudian pulang dengan tangan hampa.” Maka aku ceritakan kepada Khadijah peristiwa yang baru saja aku alami. Khadijah berkata: “Suamiku, bergembiralah, dan kokohlah. Demi Dzat yang jiwa Khadijah berada di Tangan-Nya, ku harap engkau diangkat menjadi Nabi untuk umat ini.”

Kehidupan seorang Muhammad saw. tidak akan pernah setenang ini tanpa perlakuan Khadijah sebagai seorang istri yang ikut memikul beban kebangkitan bersama sesuai dengan fitrah yang telah Allah swt. ciptakan dengan bimbingan petunjuk dari-Nya.

Baca Juga:  Lima Bahasa Cinta: Suami Istri Perlu Tahu

Dalam konteks kepemimpinan keluarga, Islam memandang bahwa antara suami dan istri bukan hanya harus bekerjasama dan tolong menolong dalam urusan rumah tangga, tetapi juga saling mencurahkan cinta dan kasih sayang.

Rumah tangga Nabi Muhammad bersama Khadijah memang paling ideal karena Khadijah mendampingi Muhammad saw. sejak beliau pada setiap jenjang di dalam kehidupannya sebagai pedagang, suami, kepala rumah tangga, juru dakwah, sampai menjadi pemimpin umat Islam.

Rumah tangga Nabi Muhammad saw. dan Khadijah dikaruniai putra-putri. Masing-masing adalah al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, dan Ummu Kultsum. Mereka dilahirkan sebelum ayahanda mereka diangkat menjadi seorang Nabi. Sementara itu, sesudah diangkat menjadi Nabi, beliau dikaruniai lagi seorang putera lagi, yaitu Abdullah. Ibn Isḥāq menuturkan bahwa putra beliau yang bernama al-Qasim wafat sebelum memeluk agama Islam.

Namun, pendapat ini bertentangan dengan riwayat al-Zuhayli dari al-Zubair bahwa al-Qasim wafat ketika masih bayi yang masih disusui. Nabi Muhammad saw. mendatangi Khadijah yang sedang bersedih setelah ditinggal al-Qasim, kemudian ia bercerita kepada Nabi Muhammad saw. bahwa air susu untuk al-Qasim mengalir secara berlimpah sehingga jika al-Qasim hidup dan menyempurnakan masa penyusuannya, Khadijah akan kewalahan.

Nabi Muhammad saw. menceritakan bahwa kelak istrinya akan mendengar suara al-Qasim di surga. Pada saat itu, Khadijah sangat meyakini pernyataan Muhammad saw. Riwayat al-Zubair ini menunjukkan bahwa putra Nabi Muhammad saw. yang bernama al-Qasim, tidak wafat dalam keadaan belum Islam.

Rekomendasi

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Kisah Patah Hati Sayyidah Khadijah

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam

Meneladani Rasul Sebagai Suami kok Setengah-setengah?!

Ditulis oleh

Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama (IPPNU) Jawa Barat

Komentari

Komentari

Terbaru

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Muslimah Talk

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Ibadah

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan? Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Tanya Ustazah

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu? Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Tak Berkategori

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Muslimah Talk

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Pentingnya Musyawarah Bagi Suami Istri sebelum Mengambil Keputusan

Diari

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

Emma Poeradiredjo, Sosok Perempuan dalam Kongres Pemuda

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Parenting Islami : Peran Orangtua dalam Mendidik Anak yang Shalih dan Shalihah

Keluarga

Connect