Ikuti Kami

Keluarga

Jangan Pernah Membuat Sang Istri Menangis Ketika Hamil

jangan membuat istri menangis
Young couple pregnant women and husband smile and kissing forehead and belly

BincangMuslimah.Com – Kehamilan adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap pasangan suami istri, terlebih bagi yang baru saja menikah atau bagi pasangan yang telah menikah bertahun-tahun namun belum dikarunia keturunan. Ketika ternyata istri dinyatakan positif hamil oleh dokter, pastinya kebahagiaan akan menyelimuti suasana seisi rumah. Namun dalam perjalanannya, saat istri hamil, apalagi bagi yang baru pertama hamil, tidak jarang ada berbagai perubahan kondisi psikis maupun fisik yang membuat kedua pasangan berselisih paham sehingga tidak jarang timbul cekcok diantara keduanya.

Secara medis, ketika hamil, seorang calon ibu akan mengalami perubahan dan peningkatan kadar hormon selama masa kehamilan. Beberapa perubahan fisik yang bisa terjadi pada ibu selama hamil diantaranya adalah perut membesar, payudara terasa nyeri, berat badan bertambah, dan terkadang juga dapat timbul jerawat dan rambut yang rontok, dapat memengaruhi kondisi psikis.

Perubahan juga bisa terjadi terhadap citra diri, perasaan cemas karena akan menjadi orangtua, merasa kurang dukungan dari pasangan atau keluarga juga dapat membuat kondisi psikis ibu hamil mengalami banyak perubahan. Perubahan suasana hati ibu selama kehamilan juga bisa disebabkan oleh tekanan fisik, kelelahan, perubahan metabolisme, dan karena hormon estrogen dan progesteron.

Situasi medis yang dialami oleh seorang ibu selama masa kehamilan tersebut biasa kita kenal dengan istilah ngidam atau “bawaan bayi”. Kondisi ini sebaiknya dipahami bukan hanya oleh calon ibu, namun juga oleh calon ayah. Karena apabila calon ayah (suami) tidak memahami hal ini, tidak jarang akan terjadi perselisihan diantara keduanya, dan ujungnya membuat istri menangis.

Secara universal, syari’at Islam menyerukan instruksi kepada para suami agar jangan sampai membuat istri menangis. Dalam Al-Qur’an suarat An-Nisa ayat: 19, Allah berfirman,

Baca Juga:  Kisah Romantisme Rasulullah dan Aisyah dalam Menjalani Rumah Tangga

وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Artinya: Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An-Nisa: 19)

Ayat diatas secara sharih menyatakan bahwa seorang suami harus senantiasa berbuat baik kepada istrinya dalam segala hal menggunakan standar kepatutan. Syari’at juga memerintahkan kepada seorang suami agar bersabar ketika melihat atau menyaksikan sesuatu yang tidak disukainya pada diri seorang istri. Bahkan jika sesuatu tersebut adalah yang bertentangan dengan syari’at, Allah menegaskan agar suami merubahnya bukan dengan menghardik, namun dengan mauidzah hasanah, yakni nasehat yang baik.

Maka dari itu, secara umum, dalam berbagai kondisi sebenarnya seorang suami dilarang membuat istri menangis karena tangisan perempuan biasanya merupakan perwujudan dari ekspresi dari rasa sakit yang ia rasakan. Larangan ini menjadi semakin kuat ketika seorang istri sedang hamil.

Sebuah penelitian medis menyebutkan bahwa janin yang berumur enam bulan bisa merasakan emosi yang sedang ibu rasakan. Ketika seorang ibu menangis karena sakit atau stres, bayi juga ikut mengalami kecemasan yang luar biasa. Ia bisa mengusap wajahnya seperti orang dewasa yang sedang mengalami stres. Hal ini terjadi karena pada saat ibu merasa tertekan, tubuh akan menghasilkan hormon stres yang akan disalurkan ke janin melalui plasenta.

Semakin sering ibu merasa khawatir atau cemas, semakin banyak pula hormon stres yang dihasilkan dan disalurkan ke janin. Bila janin terus menerus mendapatkan hormon stres, lama kelamaan ia akan mengalami stres kronis. Padahal selama di dalam kandungan, janin sedang mengalami berbagai proses perkembangan termasuk salah satunya perkembangan sistem sarafnya.

Baca Juga:  Lima Pilar Rumah Tangga Perspektif Alquran

Besarnya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari tangisan seorang istri yang sedang hamil, semakin memperkuat hukum haram. Sebuah kaidah fikih menyebutkan:

اَلضَّرَرُ يُزَالُ

Artinya: Sebisa mungkin bahaya itu dihilangkan

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, kesimpulannya adalah haram bagi seorang suami membuat istrinya menangis, terlebih ketika sedang hamil. Sebaiknya, suami berusaha sekuat mungkin membantu istri saat mengalami masa-masa sulit selama kehamilan, entah dengan membantu pekerjaan rumah, atau lainnya. Apabila ada sesuatu dari diri seorang istri yang tidak disukai oleh suami, maka sebaiknya suami bersabar atau mengambil pilihan menasehatinya dengan sebaik mungkin.

 

Rekomendasi

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Hukum Puasa Seorang Istri yang Dilarang oleh Suami

Etika Seksual Suami Istri dalam Islam Etika Seksual Suami Istri dalam Islam

Etika Seksual Suami Istri dalam Islam

Hadis Istri Sujud Suami Hadis Istri Sujud Suami

Istri Sujud Kepada Suami, Dalilnya dari Hadis?

Hak-hak Reproduksi Perempuan yang Sering Terabaikan

Ditulis oleh

Aktivis IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah) Surabaya

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Muslimah Talk

Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset

Bicara Pola Pikir Berkembang Bersama Prof. Maila Dinia Husni Rahiem

Muslimah Talk

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Muslimah Talk

Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan

Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan

Berita

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Muslimah Daily

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Muslimah Talk

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

Berita

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya? Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Keluarga

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Pengaruh Sumpah Pemuda dalam Kebangkitan Perempuan

Muslimah Daily

Connect