BincangMuslimah.Com – Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan praktik perdukunan. Sebab praktik perdukunan masih banyak ditemukan di desa-desa. Bahkan ada sebagian masyarakat yang menganggap dukun sebagai salah satu jenis profesi. Praktik perdukunan sebenarnya banyak sekali bentuknya. Namun secara umum, setidaknya ada dua yang sering kita temui. Pertama, praktik meramal suatu perkara yang ghaib. Kedua, praktik mengirim santet atau mantra-mantra khusus untuk mencelakai orang lain.
Secara sekilas, kedua bentuk perdukunan ini memang tidak masuk di akal kita. Namun, fakta tingginya kepercayaan masyarakat akan praktik perdukunan, membuktikan bahwa dua praktik tadi nyata adanya dan benar-benar terjadi. Lantas, apa pandangan Islam mengenai praktik perdukunan tersebut?
Pertama, praktik meramal suatu perkara yang ghaib
Sebagai muslim, tentunya kita percaya bahwa satu-satunya Tuhan di semesta ini adalah Allah Swt. Dialah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Sehingga meyakini adanya Zat selain Allah Swt. yang kuasa dan mampu mengetahui hal-hal ghaib adalah suatu perbuatan syirik.
Allah Swt. sudah menyatakan secara tegas dalam surat al-An’am ayat 59, bahwa hanya Dia lah yang mengetahui semua hal ghaib.
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ
Artinya: “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut.”
Praktik meramal perkara ghaib, bisa dilakukan dengan berbagai cara oleh seorang dukun. Bisa dengan melihat kartu, pasir, bintang, atau bahkan ada yang memiliki sekutu dari kalangan jin dan setan untuk membantu dukun mencuri berita dari langit. Ada juga yang hanya berdasarkan praduga dari tanda-tanda yang dilihat, namun oleh dukun ditampakkan pada orang-orang sebagai suatu kepastian sehingga mempengaruhi alam bawah sadar mereka.
Dilakukan dengan cara apapun, praktik dukun meramal suatu perkara yang ghaib tidak dapat dibenarkan. Sebab ia dapat mengantarkan seseorang pada kemusyrikan, yakni meyakini adanya kekuatan lain yang mengetahui hal-hal ghaib selain Allah Swt. Selaras dengan kaidah fiqih, “Segala jalan yang menuju kepada sesuatu yang haram, maka jalan (wasilah) itu juga haram.” Sehingga mendatangi dukun untuk meramal hal ghaib, juga dilarang dalam Islam.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi juga mengatakan, “Orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian membenarkan apa yang dikatakannya maka orang tersebut telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.”
Kedua, praktik santet atau mantra-mantra untuk melukai orang lain
Alquran membenarkan bahwa praktik santet atau sihir itu nyata adanya. Praktik itu sudah ada sejak di zaman Nabi Sulaiman a.s. Sebagaimana tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 102,
وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ
Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.”
Akan tetapi, di kelanjutan ayat, Alquran juga menegaskan bahwa hanya Allah Yang memiliki sifat Kuasa untuk memberi bahaya atau cobaan kepada siapapun.
وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ
Artinya: “Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah.”
Santet atau pun mantra-mantra jelek seorang dukun hanya akan terwujud atas izin Allah Swt. Maka, mempercayai seorang dukun dapat menyantet atau mengirim bencana kepada seseorang, sama saja mempercayai ada kuasa lain selain kuasa Allah Swt. Oleh karena itu, haram hukumnya meyakini kebenaran praktik dukun.
Jika praktik santet tidak benar, lantas mengapa Allah Swt. tetap mengirim bencana berdasarkan mantra-mantra yang dibaca dukun?
Allah Swt. berkehendak hal itu terjadi, sebagai bentuk ujian kepada umat manusia. Sebab Allah Swt. sudah mewanti-wanti kita untuk tidak mengikuti bisikan-bisikan setan. Sedangkan sihir dan santet, semuanya datang dari bisikan setan.
Demikianlah ulasan tentang bagaimana pandangan Islam mengenai praktik perdukunan. Nabi saw. sudah mengingatkan kita untuk tidak mendatangi dukun. Pun, jangan sampai kita turut mempelajari ilmu-ilmu perdukunan, sebab ia dapat mengantarkan seseorang pada kemusyrikan. Cukuplah Allah Swt. tempat kita mengadukan segala persoalan hidup, karena Dia lah yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa untuk menjawab persoalan kita.
1 Comment