Ikuti Kami

Kajian

Malala dan Catatan Suram Pendidikan Perempuan di Pakistan

catatan buruk pendidikan perempuan
https://www.un.org/sustainabledevelopment/blog/2017/04/malala-mop/

BincangMuslimah.Com – Kisah sulitnya perempuan untuk menempuh pendidikan ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Di Pakistan, seorang perempuan nyaris ditempat mati oleh tentara Misilin Taliban karena mengkampanyekan hak pendidikan bagi perempuan. Malala Yousafzai mengkampanyekan catatan harian anonym di internet. Malala sendiri memang sangat rajin menulis sejak 2009 dengan menggunakan nama samaran tentang kezaliman Taliban terhadap perempuan. Malala juga mengisahkan jejak catatan suram pendidikan perempuan di Pakistan.

Hingga saat ini, pendidikan gender bagi masyarakat di Pakistan masih menjadi hal yang tabu. Salah satunya, pendidikan seks dan angka kehamilan tidak inginkan yang cukup tinggi. Hal itu pun berdampak pada ledakan penduduk, tercatat dalam dua puluh tahun terakhir terjadi peningkatan 70 juta orang. Angka kehamilan tidak diinginkan sendiri di Pakistan setiap tahun mencapai 3,8 juta orang.

Kembali membahas pendidikan bagi perempuan di Pakistan, saat itu bagi tentara Taliban sendiri, perempuan terpelajar lebih berbahaya dari serangan rudal atau bom.  Berdasarkan data statistic pendidikan Pakistan Tahunan pada 2014-2015, dari hamper 51 juta anak usia 5 – 16 tahun, ada 47 persen tidak menerima pendidikan. Lalu, hanya 12 persen anak perempuan yang melanjutkan pendidikan hingga selevel SMA. Bahkan, ada sebanyak 25 juta orang anak-anak di Pakistan harus putus sekolah, yang mana 61 persennya adalah anak perempuan.

Hasil studi yang dilakukan oleh Oxfam dan Universitas Lahore, ada sebanyak 40 persen anak-anak Pakistan berasal dari keluarga miskin dan tidak bisa mendapatkan akses pendidikan. Hampir 60 persen anak-anak miskin di Pakistan tidak sekolah. Serta 70 persen warga Negara miskin pedesaan tidak memiliki tanah. Ini menjadi wajah buruk bagi kondisi Pakistan.

Baca Juga:  Konsep Pendidikan Perempuan Menurut Rahmah El Yunusiah

Melalui tulisan tersebut, Malala sedang membuat ketakutan tentara Taliban terwujud. Hingga suatu waktu sebuah insiden terjadi, tepat pada tanggal 9 Oktober 2012. Peristiwa 8 tahun lalu itu, mengubah nasib Malala menjadi dua perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) termuda. Di mana Malala harus mengalami luka-luka karena aksi serangan tentara Taliban kepada Malala dan dua temannya sewaktu perjalanan menuju sekolah dengan menggunakan bus.

Lalu bagaimana cerita Malala hingga bisa diserang oleh tentara Taliban?

Sejak 2009, Malala sangat rajin untuk menulis. Tulisannya pun seringkali dimuat di situs BBC Urdu namun dengan menggunakan nama samaran. Dari tulisan tersebut,  Malala menggambarkan situasi terkini yang terjadi pada anak perempuan. Ada banyak sekolah sekolah yang ditutup bagi perempuan. Hingga akhirnya, Malala mulai memberanikan diri berbicara di depan public tentang apa yang dirasakannya. Malala yang saat itu masih berusia 11 tahun berani berpidato “How Dare the Taliban Take Away Basic Right to Education?”

Sejak itu, Malala menjadi incaran tentara Taliban. Tentara Taliban berdalih tidak ingin membunuh Malala. Hingga, peristiwa serangan Malala pun terjadi. Malala pun harus dibawa ke Rumah Sakit Ratu Elizabeth Birmingham untuk pengobatan. Dia pun melanjutkan sekolah di Edgbastos. Hingga, akhirnya Malala masuk menjadi mahasiswa di Oxford pada 2017.

Lalu, apakah perjuangannya selesai hingga di sana?

Ternyata tidak. Ada banyak suara sumbang masyarakat yang mempertanyakan kontribusi Malala bagi Pakistan. Bahkan, buku yang menuliskan kisahnya pun sempat dilarang beredar di Pakistan. Hal itu dikarenakan Ayah Malala yang dianggap menyinggung Islam. Gejolak pun tidak cukup sampai di sana. Pemikiran Malala dianggap telah disusupi pengaruh Barat dan dianggap tidak sesuai dengan konstitusi dan Ideologi Islam di Pakistan. Buku “The Satanic Verses” dipandang sebagai buku kontroversi bagi masyarakat muslim sebab, dianggap menistakan Islam.

Baca Juga:  Rekomendasi Beasiswa Sarjana yang Bisa Dicoba!

Pada 2017, ketika Malala diterima di Oxford, sindiran pun tidak berhenti. Ayah Malala dianggap sebagai agen rahasia Israel dan CIA. Di tahun yang sama, Dawn – Media Pakistan menulis tulisan satir tentang teori konspirasi mengenai Malal yang ditembaki oleh kelompok Taliban. Di tahun yang sama, Malala menjadi cibiran di sosial media setelah beredarnya fotonya yang mengenakan celana jins dan sepatu bot. Baru pada 2018, Malala kembali ke negaranya untuk bertemu dengan Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi.

 

Rekomendasi

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan Menurut Al-Thanthawi

pendidikan rahmah el yunusiah pendidikan rahmah el yunusiah

Konsep Pendidikan Perempuan Menurut Rahmah El Yunusiah

farha ciciek aktivis ambon farha ciciek aktivis ambon

Farha Ciciek, Aktivis Kemanusiaan dari Ambon

Rekomendasi Beasiswa Sarjana Dicoba Rekomendasi Beasiswa Sarjana Dicoba

Rekomendasi Beasiswa Sarjana yang Bisa Dicoba!

Ditulis oleh

Mantan jurnalis di Jabar Ekspres (Jawa Pos Grup). Saat ini bekerja di Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia.

Komentari

Komentari

Terbaru

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Keluarga

Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Hak-Hak Anak yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Keluarga

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Ibadah

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Muslimah Talk

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan

Muslimah Daily

Connect