Ikuti Kami

Kajian

Larangan Islam atas Pemaksaan Hubungan Seksual Suami Istri

mona haedari pernikahan anak kdrt

BincangMuslimah.Com – Berhubungan seksual antara suami dan istri adalah sebuah anugerah yang bisa mendatangkan berkah dan pahala pada keduanya, selama sesuai dengan syariat yang ditentukan dalam Islam. Hal yang perlu diketahui adalah kesepakatan bersama dan tidak boleh ada pemaksaan dalam hubungan seksual antara suami dan istri. Bukan atas kehendak salah satu, dan satu lainnya tidak berkehendak karena satu sebab.

Namun yang kerap dipojokkan adalah seorang istri, jika ia menolak ajakan suami untuk berhubungan maka laknat malaikat pantas baginya. Hal demikian berlandaskan hadis Nabi yang berbunyi:

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.

Artinya: Jika seorang perempuan tidur dengan meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya sampai pagi (HR. Bukhari Muslim)

Perlu diketahui, hadis tersebut ada berkaitan dengan budaya di kalangan bangsa Arab, yaitu ghillah, sebuah budaya di mana laki-laki pantang untuk berhubungan seksual dengan istrinya yang sedang hamil atau menyusui. Budaya tersebut begitu kuat pada zamannya, namun Rasulullah hendak melarangnya. Mengapa demikian? Sebab pada zaman Jahiliyah hal tersebut (ghillah) tidak menimbulkan masalah, di mana laki-laki boleh beristri dengan siapapun dengan tanpa batas.

Namun seiring hadirnya Islam, laki-laki dibatasi dengan batasan tertentu dengan syarat adil. Oleh karena itu, jika poligami dibatasi dan budaya tersebut tetap dipelihara maka sangat dirasa berat bagi mereka. Sehingga maksud hadis tersebut adalah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dirasakan oleh lelaki dan juga bertujuan untuk menghilangkan budaya pantang ghillah yang masih diikuti oleh sebagian perempuan Arab. Penjelasan yang cukup padat ini disarikan dari buku Alimatul Qibtiyah yang berjudul “Intervensi Malaikat Dalam Hubungan Seksual”.

Jika kita tarik pada zaman sekarang maka hadis tersebut baiknya tidak dipahami secara harfiah saja, sebab pada hakikatnya hubungan seksual adalah hak kedua belah pihak suami dan istri, bukan kehendak suami saja. Suami juga istri memiliki otoritas dan hak atas dirinya masing-masing, sehingga tak layak jika ada unsur pemaksaan terhadap salah satu pihak. Jika masih ada unsur pemaksaan, maka sejatinya hal tersebut berseberangan dengan prinsip mu’asyarah bil ma’ruf. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 19:

Baca Juga:  Pemerkosaan dalam Rumah Tangga dalam Pandangan Islam

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Dengan demikian, tidak boleh adanya pemaksaan dalam hubungan seksual antara suami dan istri. Sebagaimana keterangan Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin yang menjelaskan bahwa seorang istri pun boleh tidak mengiyakan ajakan setiap berhubungan dengan seorang suami dengan sebab tertentu. Misal karena sakit atau halangan lainnya yang membuat sorang istri tak bisa melayaninya. Makin jelas sudah, jika setiap hubungan intim antara suami istri adalah kesepakatan bersama, bukan hak veto suami seorang.

Rekomendasi

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Hukum Puasa Seorang Istri yang Dilarang oleh Suami

Etika Seksual Suami Istri dalam Islam Etika Seksual Suami Istri dalam Islam

Etika Seksual Suami Istri dalam Islam

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hak-hak Reproduksi Perempuan yang Sering Terabaikan

Ditulis oleh

Penulis adalah kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktif di Komunitas Jaringan Gusdurian Depok.

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect