Ikuti Kami

Kajian

Khaulah bin Tsa’labah, Muslimah Pertama yang Mengkritik Dominasi Lelaki

khaulah mengkritik dominasi lelaki

BincangMuslimah.Com – Jika kita membaca Alquran di awal juz 28, kita akan bertemu dengan surat al-Mujadilah. Sebuah surat yang menempati urutan ke-58 dalam Alquran dan terletak antara surat al-Hadid dan Al Hasyr. Dalam ayat pertama hingga ayat keenam dalam surat al-Mujadilah tersebut bercerita tentang kisah seorang perempuan yang sedang mendapatkan perlakuan tidak adil dari suaminya. Perempuan itu bernama Khaulah binti Tsa’labah yang menjadi seorang muslimah pertama yang mengkritik dominasi lelaki.

Dalam ajaran manapun, seorang suami yang bersikap semena-mena terhadap istrinya adalah suami yang tidak terhormat, sebab hanya laki-laki terhormat yang sanggup menghormati seorang perempuan. Adanya berbagai kekerasan, diskriminasi, dan subordinasi yang kerap terjadi itu bisa dijadikan pelajaran bahwa praktek kehidupan yang destruktif itu dapat menimbulkan efek negative bagi kemanusiaan secara keseluruhan.

Menurut Qamaruddin Shaleh dalam Larangan dan Perintah dalam Al Qur’an, kehadiran firman Allah dalam awal surat Al Mujadilah itu merupakan tanda diterimanya gugatan seorang perempuan yang bernama Khaulah binti Tsa’labah. Kejadian tersebut membalikkan fakta bahwa perempuan tidak lagi tidak didengar suara, pendapat, dan juga kehadirannya.

Suami Khaulah binti Tsa’labah bernama Aus bin Shamit bin Ashram. Keduanya menghabiskan waktunya dalam mahligai rumah tangga dengan sangat harmonis, terlebih ketika hadirnya sang buah hati yang bernama Rabi’ bin Aus bin Shamit. Namun, terjadi pertengkaran lantaran suatu ketika Aus melihat Khaulah sedang shalat. Lalu ia tergoda dengan keelokan tubuh istrinya yang terbalut kain dan ingin segera menyalurkan naluri biologisnya. Tapi karena Khaulah masih asik beribadah, akhirnya ia tidak menanggapi keinginan sang suami. Sehingga marahlah Aus dan mereka bertengkar.

Tafisr Al Lubab karya Quraish Shihab menceritakan bahwa keduanya bertengkar dan masing-masing mengklaim bahwa dirinya yang paling benar. Hingga keluar dari mulut Aus, “wahai Khaulah, engkau bagiku seperti punggung ibuku”. Sebuah ucapan yang tidak pernah disangka oleh Khaula akan keluar dari mulut suaminya, dan dari situ juga hadir sebuah pertanda bahwa hubungan keduanya sudah tidak terikat lagi dalam ikatan pernikahan.

Baca Juga:  Non Muslim Mewakilkan Pemberian Zakat, Bolehkah?

Kalimat yang diucapkan Aus tersebut adalah sebuah ungkapan dzihar, yaitu sebuah tradisi Jahiliyah yang dilakukan suami kepada istrinya. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, dzihar disebut sebagai kata-kata mungkar dan dusta, sebab dzihar tak lain adalah ungkapan tidak langsung suatu perceraian yang membebaskan suami dari tanggungjawabnya.

Setelah pertengkaran yang terjadi antara Aus dan Khaulah, Aus memilih keluar dan berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya. Setelah pikirannya tenang, ia kembali ke rumah dengan tujuan untuk meminta maaf kepada Khaula. Namun ternyata istrinya tersebut masih memikirkannya dan menolak rayuannya.

Hingga akhirnya Khaula bergegas menemui Rasulullah guna menanyakan persoalannya. Jawaban Rasulullah “Khaulah, menurutku, engkau diharamkan atasnya,” dan Rasulullah melanjutkan jawabannya, “Jauhi dia. Menurutku, engkau haram untuknya”.

Cukup lama Khaulah berdiskusi dengan Rasulullah, hingga akhirnya Rasulullah meninggalkannya bersama Aisyah. Tidak lama kemudian, Rasulullah memanggilnya dan menyampaikan “Berbahagialah, wahai Khaulah. Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu mengenai masalahmu dengan suamimu. Allah mendengar doamu dengan menurunkan wahyu-Nya QS Al Mujadilah ayat 1-6”.

Dengan turunnya wahyu tersebut, Khaulah dan Aus kembali menjadi sepasang suami istri meski Aus harus membayar kafarat. Setelah menunaikan kafarat, Aus dan Khaulah kembali normal menjalani kehidupan rumah tangga yang diliputi rasa bahagia.

Meski namanya tidak tersurat dalam Alquran, namun Khaulah binti Tsa’labah tercatat sebagai perempuan pertama yang menggugat dan mengkritik kemapanan dominasi lelaki atas perempuan. Ia juga membuktikan bahwa Islam benar membuka dialog untuk mencari jalan keluar.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Penulis adalah kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktif di Komunitas Jaringan Gusdurian Depok.

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect