Ikuti Kami

Kajian

Konsep Cinta dalam Perspektif Alquran

Konsep Cinta Dalam Alquran
cermati.com

BincangMuslimah.Com – Berbicara tentang cinta, ia tak akan habisnya. Berbagai definisi telah diuraikan, tetapi hakikatnya masih saja membuat orang kebingungan. Para ulama mencoba mendefinisikan secara struktural. Namun jauh sebelum itu, nyatanya konsep cinta sudah termaktub dalam kitab suci Alquran.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘ulum al-Din mengartikan cinta sebagai suatu kecondongan naluri kepada sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan di dalam Kamus Istilah Fikih, cinta didefinisikan dengan ruangan tanpa batas dan tanpa cakrawala. Ia harus dibedakan dengan perdamaian. Cinta adalah kebebasan yang tidak satu pun hukum alam mampu mencegahnya. Ia seperti deras air, memburu muara, dan laut adalah tujuan akhir setelah melalui perjalanan panjang.

Manusia adalah satu makhluk Allah yang telah diberi rasa cinta, sehingga manusia mampu menjadikan dirinya makhluk yang saling kasih-mengasihi. Hal tersebut merupakan suatu proses dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Inilah tujuan mendasar dari-Nya. Namun, cinta yang berkembang sekarang telah menjerumuskan orang kepada kezaliman. Ini merupakan suatu hal yang tidak diharapkan oleh ajaran Islam.

Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antara manusia karena itu merupakan fitrah manusia. Secara naluriah, seseorang akan mencintai pasangan, keluarga, harta, dan tempat tinggalnya. Akan tetapi, tidak sepatutnya sesuatu yang bersifat duniawi ini lebih dicintai dibandingkan Allah dan Rasul-Nya. Jika manusia lebih mencintai sesuatu yang bersifat duniawi, berarti imannya belum sempurna.

Ibnu Miskawaih dalam buku Menuju Kesempurnaan Akhlak menuliskan bahwa cinta Ilahi akan tumbuh, karena di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat ketuhanan. Sifat ketuhanan yang dimaksud ialah sifat yang tidak bercampur dengan unsur-unsur fisika, sehingga ia mampu merasakan kenikmatan rohani yang tidak ada pada kenikmatan jasadi yang sederhana.

Baca Juga:  Terjebak Repeat Cycle of Love: Racun atau Anugerah?

Seorang mukmin yang hakiki ialah orang yang memahami keindahan dan keagungan Allah, mengetahui kasih sayang dan kebaikan Allah. Mukmin sejati juga meyakini sepenuhnya bahwa Allah adalah satu-satunya pemberi nikmat dan anugerah. Dengan kesadaran ruhani seperti inilah seseorang dapat mencintai-Nya.

Rasa cinta kepada Allah dapat dibuktikan dengan menjalankan seluruh aktivitas hanya ditujukan kepada-Nya semata, menaati segala perintah-Nya dengan senang dan bahagia. Namun, jika mendapati kesulitan dalam mencapai ridha-Nya, ia harus selalu tegar dan berlapang dada.

Gambaran atau konsep tentang cinta kepada Allah terdapat di dalam Alquran pada surat Ali-Imran ayat 31:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran: 31)

Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi menjelaskan bahwa pengertian mengikuti, mengandung keyakinan yang benar dan amal saleh. Kedua hal itu dapat melenyapkan bekas-bekas perbuatan maksiat dan kejelekan dari dalam jiwa. Keduanya pula dapat menghapuskan gelapnya kebatilan dari dalam jiwa dan mengantarkan pada ampunan dan ridha-Nya.

Ayat ini merupakan bantahan kepada orang-orang yang mengaku mencintai Allah setiap saat, sedangkan amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan mengabaikan perintah-perintahnya. Siapa yang mencintai Allah, tetapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasululllah saw maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Kemudian, barang siapa yang mencintai Allah dengan penuh ketaatan dan mendekatkan diri dengan mengikuti perintah-Nya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Orang yang paling bahagia dan yang paling baik keadaannya di akhirat ialah yang paling besar cintanya kepada Allah. Makna akhirat adalah kembali kepada Allah dan meraih kebahagiaan bersua dengan-Nya. Jelaslah bahwa konsekuensi pertama muhabbah (cinta) ialah patuh, setia menuruti perintah yang dicintai, yakni Allah Swt. Kesempurnaan agama ialah dengan kesempurnaan cinta. Kekurangan agama ialah apabila kekurangan cinta kepada-Nya.

Rekomendasi

Konsep Cinta Dalam Alquran Konsep Cinta Dalam Alquran

Perbedaan Jatuh Cinta dan Benar-Benar Mencintai Seseorang Menurut Buya Syakur Yasin

nasehat Ibnu Jauzi tentang cinta nasehat Ibnu Jauzi tentang cinta

Semangat Cinta Abadi dari “Symposium” Plato  

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

menolak dijodohkan bahasa cinta menolak dijodohkan bahasa cinta

Lima Bahasa Cinta: Suami Istri Perlu Tahu

Ditulis oleh

Mahasiswa semester 7 program studi Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah. Saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Artistik Lembaga Pers Mahasiswa Journo Liberta. Tertarik dengan penulisan, design grafis dan fotografi.

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect