Ikuti Kami

Kajian

Kiprah Ulama Perempuan Masih Jarang Diceritakan

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah
kurio.id

BincangMuslimah.Com – Selama ini, profesi ulama lebih dominan dikaitkan dengan kaum laki-laki. Pada kenyataanya, sebenarnya banyak ditemukan figur ulama perempuan dalam sejarah Islam khususnya di rumpun melayu.

Maka dari itu, pengungkapan terhadap sisi keulamaan perempuan menjadi kajian yang mesti dikembangkan. Mengapa kisah mengenai kiprah ulama perempuan jarang muncul diceritakan di publik? Sebab, sejarah Islam sebenarnya mencatat bahwa ulama perempuan telah mengambil peran penting dan menjadi bagian dari setiap perkembangan peradaban Islam di masa lampau.

Ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas unt perempuan menjadi kajian yang mesti dikembangkan. Mengapa kisah mengenai kiprah ulama perempuan jarang muncul diceritakan di publik?uk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.

Istilah ulama merujuk pada seseorang yang mumpuni di bidang ilmu agama, berakhlak baik, menjadi teladan hidup bagi masyarakat, dan sifat-sifat mulia lainnya. Ulama senantiasa mengisi sendi-sendi kehidupan dengan laku positif yang berdampak kebaikan secara luas. Keberadaan ulama mendatangkan rahmat, bukan laknat. Dakwahnya juga merangkul, bukan memukul, mengajak bukan mengejek.

Menurut Muhammad Quraish Shihab, dalam karyanya Tafsir Al-Misbah, ulama adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang jelas terhadap agama, Alquran, dan ilmu fenomena alam.

Pengetahuan tersebut mengantarkan seseorang memiliki rasa khasyyah (takut) kepada Allah. Ulama juga mempunyai kedudukan sebagai pewaris para nabi yang mampu mengemban tugas-tugasnya serta memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Dari pengertian-pengertian tersebut, tak ada spesifikasi yang menyatakan bahwa hanya laki-laki yang pantas menjadi ulama dan perempuan tidak. Jika mumpuni dan kompeten, perempuan sangat bisa menjadi ulama bahkan berpotensi lebih dekat ke masyarakat karena merangkul perempuan-perempuan lainnya yang kadang-kadang memiliki sekat hubungan dengan ulama laki-laki.

Baca Juga:  R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Secara teologis, terbukanya peran perempuan berawal dari sikap Nabi Muhammad saw. yang menghormati perempuan dan memberi jalan kebebasan bagi mereka untuk berperan di ruang publik dan menjadi tokoh yang mumpuni di bidang-bidang tertentu.

Sayangnya, tradisi keulamaan perempuan di dunia Islam, termasuk Indonesia, tak hanya dipengaruhi oleh sikap penghormatan Nabi Muhammad Saw. kepada perempuan. Tradisi keulamaan di Indonesia justru menjadi lemah karena dipengaruhi oleh konteks geo-politik, budaya, dan proses asimilasi Islam dengan budaya lokal.

Ali Muhannif mencatat dalam Mutiara Terpendam: Perempuan dalam Literatur Islam Klasik (2002) bahwa setelah Rasulullah Saw. wafat, ulama di kalangan perempuan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor politik dan budaya merupakan bagian dari faktor yang menggerus eksistensi perempuan sehingga membuat terjadinya penurunan jumlah perempuan dalam lintasan sejarah keulamaan.

Padahal, Islam di Indonesia adalah Islam yang sangat terbuka bagi perempuan untuk beraktivitas di manapun, termasuk di ruang-ruang publik. Sayangnya, tak banyak catatan yang bisa dirujuk.
Sejarah membuktikan bahwa perempuan memiliki peran yang cukup siginfikan dalam perkembangan pendidikan Islam. Hal ini bisa dilihat dari fakta sejarah, betapa peran perempuan sangat diperhitungkan. Di bidang pendidikan, ada banyak perempuan-perempuan yang memiliki andil besar dalam perkembangan pendidikan khususnya pendidikan Islam.

Pada masa Rasulullah saw., banyak sahabat di kalangan perempuan yang juga memiliki peran penting dalam pendidikan Islam. Misalnya dalam hal periwayatan hadis. Ada beberapa perawi Hadits dari kalangan perempuan, contohnya adalah ‘Aisyah dan Ummu Salamah r.a.

Dalam Musnad Ahmad dipaparkan secara khusus hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat dari kalangan perempuan. Di sana, disebutkan bahwa ulama dari kalangan perempuan yang menjadi perawi hadis di masa sahabat ada lebih dari seribu orang dan seratus dua puluh lima orang dari total tujuh ratus sahabat yang meriwayatkan hadits pada generasi awal adalah perempuan.

Baca Juga:  Apa Bukti Bahwa Kita Benar-benar Beriman?

Demikian realita sebenarnya yang membuktikan bahwa bukannya tidak ada, melainkan kiprah ulama perempuan yang masih jarang diceritakan.

Rekomendasi

Alaa Salah, Perempuan Simbol Revolusi Sudan yang Diharapkan Meraih Nobel Perdamaian

Peran Pejuang Perempuan Bagi Kesejahteraan Kaum Hawa di Masa Kini

Laksamana Malahayati: Pejuang Perempuan Bersama Inong Balee

Pratiwi Sudarmono Pratiwi Sudarmono

Pratiwi Sudarmono: Muslimah, Putri Ningrat dan Astronot Pertama Asia

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Maulid Nabi sebagai Momentum Mewujudkan Warisan Keadilan

Khazanah

Hukum Jual Beli ASI

Kajian

imamghazali.org imamghazali.org

Qasidah Imam Busyiri, Bentuk Cinta Kepada Nabi

Khazanah

Retno Marsudi: Diplomat Handal dengan Segudang Prestasi

Diari

Cara mendidik anak Nabi Ibrahim Cara mendidik anak Nabi Ibrahim

Teladan Rasulullah Sebagai Kepala Keluarga

Khazanah

Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid? Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid?

Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid?

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

Tafsir Surah al-Ahzab Ayat 21: Rasulullah Teladan Bagi Manusia

Khazanah

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Doa yang Diajarkan Rasulullah pada Seseorang yang Baru Masuk Islam

Ibadah

Doa Nabi Adam dan Siti Hawa saat Meminta Ampunan kepada Allah

Ibadah

Doa menyembelih hewan akikah Doa menyembelih hewan akikah

Doa yang Diucapkan Ketika Menyembelih Hewan Akikah

Ibadah

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Mengeraskan Bacaan Niat Puasa Mengeraskan Bacaan Niat Puasa

Doa Qunut: Bacaan dan Waktu Pelaksanaannya

Ibadah

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

mona haedari pernikahan anak kdrt mona haedari pernikahan anak kdrt

Suami Boleh Saja Memukul Istri, Tapi Perhatikan Syaratnya!

Kajian

Connect