Ikuti Kami

Kajian

3 Orang yang Boleh Mengganti Puasa dengan Fidyah

Tiga Hal mengganti puasa

BincangMuslimah.Com – Fidyah adalah tebusan yang harus dibayar oleh seseorang karena meninggalkan kewajiban puasa. Tebusan ini berlaku bagi beberapa orang yang diperbolehkan untuk meninggalkan puasa karena beberapa alasan tertentu. Berikut tiga hal yang menyebabkan seseorang boleh mengganti puasa dengan fidyah.

macam rukhsah dalam islam

Sebelum mengetahui tiga hal penyebab seseorang boleh mengganti puasa dengan fidyah, mari kita lihat ayat Allah yang mensyariatkan fidyah sebagai pengganti puasa. Ayat tersebut ada di surat al-Baqarah ayat 184,

 وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

Artinya: Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin

Adapun beberapa hal yang membolehkan seseorang mengganti puasa dengan fidyah adalah sebagai berikut yang diringkas dari kitab Fiqh al-Islam wa Adillatuhu karya Syekh Wahbah Zuhaili. 

Pertama, tidak mampu berpuasa. Berdasarkan kesepakatan para ulama, seseorang yang tidak sanggup berpuasa karena faktor kesehatan seperti orang yang sudah sepuh dan lemah sekali, boleh untuk tidak berpuasa. Hal ini jika berpuasa justru membuat kesehatan dirinya makin memburuk dan berpengaruh negatif pada tubuhnya. 

Juga berdasarkan atsar sahabat Ibnu Abbas, “rukhsah diperuntukkan bagi orang yang sudah sangat sepuh.” Oleh karena puasa merupakan kewajiban bagi mukallaf, puasanya boleh diganti dengan fidyah yang dianggap sebagai qadha. 

Kedua, seseorang yang mengidap penyakit yang tidak bisa sembuh. Para ulama sepakat bahwa kewajiban puasa gugur bagi orang yang mengidap penyakit permanen. Jika ia berpuasa justru akan semakin membahayakan tubuhnya. Syekh Wahbah menukil ayat 78 surat al-Hajj, 

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ 

Artinya: dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.

Ketiga, hamil dan menyusui. Mayoritas ulama membolehkan perempuan hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan fidyah beserta qadha. Beda halnya dengan ulama mazhab Hanafi yang tidak mewajibkan fidyah bagi keduanya. Kewajiban fidyah berlaku bagi keduanya apabila kekhawatirannya berdasarkan pada keselamatan dirinya dan bayinya. Jika Hanya khawatir pada dirinya sendiri maka ia hanya wajib qadha.

Baca Juga:  Benarkah Air Liur Manusia Najis?

Adapun ulama Mazhab Hanafi tidak mewajibkan fidyah bagi perempuan menyusui dan hamil. Keduanya, dengan alasan apapun hanya diwajibkan mengqadha tanpa fidyah. Mereka merujuk pada penuturan sahabat Ibnu abbas,

كانت رخصة للشيخ الكبير والمرأة الكبيرة وهما يطيقان الصيام أن يفطرا ويطعما مكان كل يوم مسكينا. والحبلى والمرضع إذا خافتا على أولادهما أفطرتا وأطعمتا

Artinya: Rukhsah diperuntukkan bagi orang yang sudah sepuh baik laki-laki dan perempuan, keduanya berat untuk menjalankan puasa dan boleh untuk tidak berpuasa tapi wajib memberi makan orang miskin (dikalkulasikan jumlah hari tidak berpuasa). Dan ibu hamil serta menyusui, apabila takut atau khawatir akan keselamatan anaknya, keduanya boleh tidak berpuasa dan menggantinya dengan memberi makan orang miskin. 

Demikian tiga hal yang menyebabkan seseorang boleh membatalkan puasanya dan menggantinya dengan fidyah. Wallahu a’lam.

Rekomendasi

sopir bus termasuk musafir sopir bus termasuk musafir

Apakah Sopir Bus antar Provinsi Termasuk Musafir?

Semua Sahabat Meriwayatkan Hadis Semua Sahabat Meriwayatkan Hadis

Apakah Semua Sahabat Bisa Meriwayatkan Hadis?

Seorang Muslim Mengamalkan Rukhsah Seorang Muslim Mengamalkan Rukhsah

Kapan Seorang Muslim Boleh Mengamalkan Rukhsah?

Seorang Muslim Mengamalkan Rukhsah Seorang Muslim Mengamalkan Rukhsah

Makna Rukshah dan Praktiknya dalam Ibadah

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect