Ikuti Kami

Ibadah

Meneladani Adab Tertawa Ala Rasulullah

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok
id.pinterest.com

BincangMuslimah.Com – Tertawa merupakan bagian dari sikap manusia yang sangat erat dengan etika ataupun muamalah. Maha besar Allah yang telah mengangkat derajat Rasulullah saw. hingga tawa beliau pun tercatat dalam kitab-kitab. Tawa beliau berisi panutan dan nasihat. Sebagai umatnya, kita patut meneladani adab tertawa yang Rasulullah biasa lakukan.

Pernah suatu ketika Rasulullah berada di tengah-tengah orang yang tertawa terbahak-bahak. Rasulullah hanya meladeni dengan sedikit tertawa. Mereka yang sedang tertawa direspon dengan tersenyum. Sebagaimana hadis yang dinukil dari Imam an-Nasa’i dalam Sunan an-Nasai, Rasulullah saw. bersabda,

عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ:قُلْتُ لِجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ:كُنْتَ تُجَالِسُ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم؟قَالَ:نَعَمْ,كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا صَلَّى الْفَجْرَجَلَسَ فِي مُصَلَّاهُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ,فَيَتَحَدَّثُ اَصْحَابُهُ يَذْكُرُوْنَ حَدِيْثَ الْجَاهِلِيَّةِ,وَيُنْشِدُوْنَ الشِّعْرَ وَيَضْحَكُوْنَ,وَيَتَبَسَّمُ صلى الله عليه وسلم

Artinya: “Dari Simak bin Harb dia berkata;”Aku pernah bertanya kepada Jabir bin Samurah, ‘Apakah engkau pernah duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam? ‘Ia menjawab, ‘Ya. Bila Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam shalat fajar, maka beliau duduk ditempat shalatnya hingga matahari terbit. Para sahabat bercerita tentang cerita-cerita jahiliyah, membacakan syair, dan tertawa, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam hanya tersenyum” (H.R. An-Nasa’i)

Hadis tersebut menjelaskan tentang tertawa yang tidak dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah tidak ikut tertawa, beliau mengimbangi dengan senyuman. Canda Rasul tidak pernah sampai membuat orang lain kesal kepadanya. Rasul sangat tahu batasan-batasan. Orang yang diajak bercanda pasti akan ikut merasakan kegembiraan. Ia pun mengajak sahabatnya tertawa agar merasa senang.

Pribadi yang humoris membuat Rasulullah sering menampakkan wajah cerah dan kecerahan. Kebahagian Rasulullah juga terlihat pada cara tertawa. Beberapa adan tertawa Rasulullah dirangkum sebagai berikut:

Baca Juga:  Apakah Perempuan Istihadhah Wajib Mengqadha Puasa?

Tertawa dengan menunjukkan senyuman yang sedikit melebar

Tingkah laku ini dapat diketahui ketika Rasul memberikan senyuman pada orang lain. Rredaksi hadis menunjukkan sahabat tidak pernah menemukan Rasulullah tertawa hingga terlihat langit-langit di mulut.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا,قَالَتْ:مَارَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا,حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ,إِنَّمَاكَانَ يَتَبَسَّمُ

Artinya: Dari Aisyah Ra, dia berkata; “Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Rasul tersenyum ketika mendapatkan wahyu tentang kabar gembira

Peristiwa ini pernah terjadi ketika Rasul mendapatkan wahyu surah al-Kausar.  Sahabat Anas bin Malik menceritkaan, “Pada suatu hari ketika Rasulullah di antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam keadaan tersenyum.

Maka kami bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku suatu surat, lalu beliau membaca, ‘Bismillahirrahmanirrahim, Inna A’thainaka al-Kausar Fasalli Lirabbika Wanhar, Inna Syani’aka Huwa al-Abtar,” kemudian melanjutkan, “Apakah kalian tahu, apakah al-Kausar itu?”

“Allah dan RasulNya lebih tahu,” jawab kami

Beliau bersabda, “Ia adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku kepadaku. Padanya terdapat kebaikan yang banyak…” (HR. Muslim)

Tertawa dan memberikan solusi permasalahan umat manusia

Contoh kasus yang terjadi yakni sahabat Rasul yang bergulung-gulung ketika tayamum. Rasul tertawa dan membetulkan cara tayamum yang benar.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ أَبْزَى,قاَلَ:كُنَّاعِنْدَعُمَرَفأَتَاهُ رَجُلٌ,فَقَالَ:يَاأَمِيْرَالْمُؤْمِنِيْنَ,إِنَّمَانَمْكُثُ الشَّهْرَوَالشَّهْرَيْنِ وَلَانَجْدُالْمَاءَ,فَقَالَ عُمَرُ:أَمَّاأَنَافَإِذَالَمْ أَجِدِالْمَاءَلَمْ أَكُنْ لَأُصَلِّي حَتَّى أَجِدَالْمَاءَ,فَقَالَ عَمَّارُبْنُ يَاسِرٍ:أَتَذْكُرُيَاأَمِيْرَالْمُؤْمِنِيْنَ حَيْثُ كُنْتَ بِمَكَانِ كَذَاوَكَذَا,وَنَحْنُ نَرْعَى الْأِبِلَ فَتَعْلَمُ أَنَّاأَجْنَبْنَا,قَالَ:نَعَمْ,فَأَمَّاأَنَافَتَمَرَّغْتُ فِي التُّرَابِ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَضَحِكَ وَقَالَ:إِنْ كَانَ الصَّعِيْدُلَكَافِيْكَ,وَضَرَبَ بِكَفَّيْهِ إِلَى الْأَرْضِ,ثُمَّ نَفَخَ فِيْهِمَا,ثُمَّ مَسَحَ وَجْهَهُ وَبَعْضَ ذِرَاعَيْهِ……..

Baca Juga:  Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadan

Artinya: “Dari Abdurrahman bin Abza berkata; “Kami sedang di sisi Umar, lalu datang laki-laki dan berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, kadang kita melakukan perjalanan selama satu atau dua bulan dan tidak mendapatkan air?’ Umar menjawab, “Jika aku tidak mendapatkan air maka aku tidak shalat hingga mendapatkannya” Ammar berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apakah kamu ingat tatkala berada di suatu daerah dan kita sedang menggembala unta, engkau mengetahui bahwa kita junub?” Ia menjawab, “Ya” Maka aku berguling-guling di tanah, lalu kita datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau tertawa lantas bersabda, ‘Bila itu debu, maka itu telah mencukupi kalian’. Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah lalu meniupkannya, dan mengusapkannya ke wajah dan sebagian lengannya?” (H.R. an-Nasai)

Rasulullah tertawa selain sebagai solusi juga sebagai persetujuan (taqrir) terhadap sebuah perilaku tertentu. Bahkan, Rasulullah menunjukkan eksistensi mudahnya syariat Islam. “Gulung-gulung” terlalu berat untuk dilakukan. Kemudian Rasul memberikan contoh yang benar untuk bertayamum. Pada kisah tersebut, Rasulullah tertawa bukan untuk “menyakiti” tetapi untuk meluruskan suatu syari’at.

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an  menerjemahkan Q.S. At-Taubah bahwasannya Islam melarang  menertawakan perilaku terpuji dalam artian mengejek atau menghina. Namun membolehkan tertawa lantaran bahagia akan hal baik. Seperti itulah adab tertawa Nabi Muhammad. Sangat mulia dan patut dijadikan contoh bagi umatnya. Dari tiga sifat tertawa Rasulullah di atas, semoga kita dapat meneladai dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Apakah Nabi Juga Berijtihad? Apakah Nabi Juga Berijtihad?

Pandangan Michael Hart Terhadap Nabi Muhammad

kehidupan muhammad sebelum nabi kehidupan muhammad sebelum nabi

Meneladani Tata Cara Bertutur Kata Ala Rasulullah

Ditulis oleh

Alumni MA Salafiyah Kajen yang menamatkan kuliah di Program Jurusan Fisika Univesitas Diponegoro. Saat ini sedang merintis perpustakaan dan hobi menulis. Pernah menyabet juara 1 lomba puisi nasional dan menjuarai beberapa Lomba Karya Tulis Ilmiah.

Komentari

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect