BincangMuslimah.Com – Setiap ibadah memiliki adab, begitu pula orang yang sedang berpuasa. Selama berpuasa hendaknya kita memperhatikan adab-adab tersebut agar puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.
Syekh Shalih Abdul Karim al-Zaid dalam kitab Ayyaam Ramadhan, adab merupakan rahasia sukses agar ibadah kita memiliki nilai tambah dan diterima di sisi Allah. Seperti adab dalam berniat harus disertai keikhlasan, adab shalat harus disertai kekhusyukan dan rasa tunduk kepada-Nya, adab zakat adalah rendah hati kepada penerima zakat dan tidak menyebut-nyebut pemberiannya, adab haji adalah tidak berkata kotor, maksiat dan bertengkar.
Nah, bagaimana dengan adab saat berpuasa? Adab berpuasa
Syekh Shalih Abdul Karim al-Zaid menyebutkan setidaknya terdapat empat adab dalam berpuasa yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, niat berpuasa ikhlas karena Allah Swt, mengahrapkan pahala puasa, menjaga shalat lima waktu, shalat berjamaah, memperbanyak shalat sunnah, konsisten dalam shalat tarawih dan tidak pergi dari tempat shalat sebelum Imam meninggalkan tempat.
Kedua, memperbanyak amal baik seperti yang Rasulullah contohkan terutama pada bulan Ramadhan yang mulia. Rasulullah merupakan orang yang paling dermawan pada bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
Rasulullah Saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril ‘Alaihis Salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘Alaihis Salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
Ketiga, memperbanyak membaca al-Qur’an. Lebih utama lagi jika mempelajari atau mengajarkan al-Qur’an dan menyebarkan ilmunya di antara manusia. Rasulullah merupakan orang yang paling banyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan dan Malaikat Jibril juga mengajari beliau al-Qur’an pada malam-malam bulan Ramadhan.
Keempat, menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang bisa merusak dan mengurangi nilai-nilai puasa. Seperti menjaga lisan dari berkata tercela seperti bergosip, adu domba, berbohong dan lain-lain. Sebab puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga. Sebaliknya, menahan lapar dan dahaga adalah selemah-lemahnya iman bagi orang yang puasa. Rasulullah bersabda
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minuman.” (HR. Bukhari)
Terkait hal ini, sahabat Jabir Ra berkata, “Jika engkau berpuasa, maka puasakanlah pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu dari hal-hal bohong dan haram, jangan menyakiti tetanggamu. Jadilah orang yang tenang di hari kau berpuasa, jangan jadikan hari puasa dan harimu tidak berpuasa sama saja.”
Wallahu’alam.