BincangMuslimah.Com – Mayoritas muslim pasti mempunyai keinginan untuk bisa membaca kitab suci Alquran dengan fasih dan bahkan ingin menghafalnya. Namun, terkadang keinginan untuk menghafal Alquran seakan sirna karena daya hafalan yang sangat lemah.
Di dalam kitab ad-Da’awat al-Kabir karya imam Abu Bakar al-Baihaqi dicantumkan sebuah hadis yang berisi amalan untuk memperkuat dan memperkokoh hafalan Alquran yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas.
Pada hadis tersebut diceritakan bahwa Ali bin Abi Thalib pernah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa beliau tidak kuasa atas kenyataan yang dideritanya, yaitu hilangnya (hafalan) Alquran dari hatinya. Mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah meresponnya dengan bersabda:
يَا أَبَا الْحَسَنِ، أَفَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ، وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ، وَيُثَبِّتُ مَا تعلمته فِي صَدْرِكَ؟
Artinya: “Wahai Abul hasan! Maukah kamu aku ajarkan beberapa kalimat yang Allah beri manfaat kepadamu. Allah juga memberi manfaat kepada orang yang engkau ajarkan serta Allah akan tetapkan di hatimu akan apa saja yang telah kamu pelajari?”
Sontak saja ketika mendengar itu Ali bin Abu Thalib mengiyakannya. Kemudian Rasulullah mulai memberitahu akan apa yang beliau ajarkan dengan bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الآخِرِ، فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ، وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ، وهو قَوْلُ أَخِي يَعْقُوبَ لِبَنِيهِ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي , حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا، فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الركعة الأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَسُورَةِ يس، وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ، وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وحم، الدُّخَانَ، وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلَ
Artinya: Ketika sudah tiba malam Jumat, lalu kamu mampu bangun dan mendirikan shalat di sepertiga malam akhir (karena saat itu disaksikan dan doa pada waktu tersebut diijabah, seperti perkataan saudaraku yakni Nabi Ya’qub kepada anak-anak beliau, “Akan aku pintakan ampun kepada tuhanku untuk kalian.” Nabi Ya’qub melakukan hal tersebut pada malam Jumat, -kalimat saufa di atas maksudnya menunggu sampai datangnya malam jumat-, akan jika kamu tidak mampu melakukannya, maka lakukan saja pada waktu tengah malam. Namun jika tidak mampu juga, maka lakukanlah di awal malam. (Amalannya adalah) kerjakanlah sholat 4 rakaat, pada rakaat 1 (setelah membaca surah al-Fatihah) bacalah surah Yasin, pada rakaat 2 (setelah membaca surah al-Fatihah) bacalah surah ad-Dukhan, pada rakaat 3 (setelah membaca surah al-Fatihah) bacalah surah as-Sajadah dengan sujud tilawahnya, pada rakaat 4 (setelah membaca surah al-Fatihah) bacalah surah Tabarak mufasshol (al-Mulk).”
Lalu Rasulullah melanjutkannya dengan:
فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدِ اللَّهَ، وَأَحْسَنِ الثَّنَاءَ عَلَى اللهِ، وَصَلِّ عَلَيَّ، وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَأَحْسِنْ، وَاسْتَغْفِرْ لإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالإِيمَانِ، وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلِلْمُؤْمِنَاتِ
Artinya: “Apabila kamu telah selesai dari tasyahud akhir, maka pujilah Allah dengan sebagus-bagus pujian. Lalu juga bersholawatlah kepadaku dengan sebagus-bagus sholawat dan kepada semua para Nabi. Kemudian mintakanlah ampunan untuk saudara-saudaramu yang telah wafat mendahuluimu serta untuk orang-orang yang beriman.”
Kemudian setelah selesai mengerjakan shalat tersebut, Rasulullah menganjurkan agar membaca doa ini:
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي، وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لاَ يَعْنِينِي، وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي، اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ والقوة الَّتِي لاَ تُرَامُ، أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ، وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي، وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّي، اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ، أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي، وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي، وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي، وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي، وَأَنْ تَشْغَلَ بِهِ بَدَنِي، فَإِنَّهُ لاَ يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ، وَلاَ يُؤْتِنيهِ إِلاَّ أَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ، وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ أَبَا الْحَسَنِ
Artinya: “Ya Allah! Rahmatilah diriku dengan meninggalkan maksiat selama aku masih hidup, dan rahmatilah diriku agar tidak terbebani dengan hal-hal yang tidak bermanfaat buatku, dan berikanlah diriku pandangan yang baik atas apa yang yang bisa membuat-Mu kepadaku. Ya Allah Sang Pemilik langit dan bumi, Pemilik keagungan, kehormatan dan kekuasaan yang tiada tara, aku memohon kepada-Mu ya Allah yang Maha Penyayang dengan keagungan-Mu dan cahaya dzat-Mu agak Engkau mampu memaksa hatiku untuk menghafal kitab-Mu seperti yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan berilah aku agar aku membacanya dengan cara yang diridhai-Mu. Ya Allah Sang Pencipta langit dan bumi, Pemilik keagungan, kehormatan dan martabat yang tiada tara, aku memohon kepada-Mu ya Allah Yang Maha Penyayang dengan keagungan-Mu dan cahaya dzat-Mu agar Engkau mencerahkan pandanganku dengan Kitab-Mu, membebaskan lidahku dengannya, melapangkan hatiku dengannya, melebarkan dadaku dan menyibukkan diriku dengannya karena tidak ada seorang pun yang dapat menolongku dengan kebenaran kecuali Engkau. Tidak ada seorang pun yang akan memberikannya kepadaku kecuali Engkau dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Rasulullah menegeaskan dengan bersabda:
تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ، أَوْ خَمْسًا، أَوْ سَبْعًا، تُجَابُ بِإِذْنِ اللهِ فَوَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ
Artinya: “Kerjakanlah amalan ini sebanyak tiga, lima ataupun tujuh kali Jumat. Maka dengan izin Allah akan diijabah. Demi dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran, aku tidak pernah mendustai orang beriman sama sekali.”
Di akhir dari hadis tersebut, Ali bin Abi Thalib kembali mendatangi Rasulullah setelah selang beberapa hari beliau mendapatkan amalan tersebut. Ali bin Abi Thalib memberikan testimoni atas kemanjuran amalan tersebut terhadap hafalan Alqurannya.
Demikian penjelasan mengenai amalan yang bisa mempercepat dan memperkuat hafalan Alquran yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Semoga dengan mengamalkannya ayat-ayat yang telah kita hafal semakin tertancap juga kita mampu mengamalkannya.