BincangMuslimah.com- Fatimah az Zahra, putri Rasulullah, seorang hamba yang suci dan ikhlas pada Allah. Ia selalu berupaya agar setiap perbuatan dan perilakunya berada dalam jalan menuju kesempurnaan, menuju pada sesuatu yang tidak terbatas. Ia adalah manusia yang memahami dan dalam lindungan keikhlasan, serta terlepas dari beban dan belenggu. Ia telah sampai pada tingkatan rindu kembali pada-Nya,
إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ
Artinya: “Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)” (QS. Al-Alaq: 8),
Sehingga jiwanya telah siap menyambut seruan-Nya,
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Artinya: “Wahai jiwa yang tenang, kembailah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya” (QS. Al-Fajr: 27)
Abbas Azizi menuliskan dalam kitab Namaz wa ‘Ibadat Fathimah Zahra salamullah’alaiha, Fatimah az Zahra telah sampai pada pengetahuan bahwa kebahagiaan sisi batin hanya akan diperoleh dengan keimanan pada Allah Swt dan hasilnya ia terbebas dari semua cengkraman dan kunkungan, serta hanya bergantung pada Allah Zat Yang Mahahidup.
Hal terpenting adalah keimanannya selaras dengan pengetahuannya dan menjadi bukti nyata dari sabda Nabi Saw, “Beribadahlah pada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguh-nya Dia melihatmu” (HR. Muslim)
Seseorang yang berada pada tingkatan ini, maka ia telah sampai pada tingkatan ihsan. Keimanan seperti ini membuat tenteram, menerima qadha dan qadar Ilahi.
Begitu besar kecintaan dan kebergantungan Fatimah az Zahra pada ibadah kepada Allah Swt, sehingga pada malam pertama kehidupan berumah tangga dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah mengajaknya beribadah dan melaksanakan shalat.
Tiga hari kemudian Nabi Muhammad saw. bertanya kepada Ali tentang Fatimah, istri seperti apa dia? Ali menjawab. “Ia adalah teman terbaik dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah Swt.” Nabi juga bertanya pada Fatimah tentang Ali dan dijawab, “Ia adalah suami terbaik.”
Ibadah Fatimah az Zahra adalah ibadah penuh keteladanan. Hasan al-Bashri salah seorang abid (orang yang banya beribadah) dan orang yang zuhud dalam dunia Islam berbicara tentang Fatimah az Zahra, “Begitu banyak Fatimah az-Zahra beribadah dan begitu sering Fatimah az-Zahra bersimpuh di mihrabnya untuk beribadah sampai-sampai kedua kakinya memar.”
Ketekunan dalam beribadah adalah sifat yang khas bagi para anggota ahlulbait Rasulullah saw. dalam kehidupan sehari-hari. Ketekunan beribadah bagi mereka merupakan tingkat tertinggi kebahagiaan. Wajar saja Fatimah demikian karena dia tumbuh di sebuah rumah dimana Alquran diturunkan. Ia diasuh oleh wahyu dan pemimpin semua Rasul.
Keutamaan Fatimah az Zahra bukanlah hanya karena beliau adalah putri dari Rasulullah saw. semata, akan tetapi keutamaan dan kemuliaan beliau memang ditunjang beberapa hal penting seperti keutamaan Akhlaq yang mulia, ilmu pengetahuan yang tinggi, kefasihan yang mengungguli kaum pria sekalipun, kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kezuhudan, ketegaran hati dan lainya.
Ada banyak sisi dari sifat-sifat dan kepribadian Fatimah yang patut dipelajari dan diteladani oleh kaum wanita muslimah masa kini dalam kehidupan kita, salah satunya penghambaan pada Allah Swt. Bagi Fatimah, ridha Allah Swt. jauh lebih utama dibanding dunia seisinya. Karena itu, tidak ada dari kalangan kaum wanita yang mampu menandingi ibadahnya Fatimah.