BincangMuslimah.Com – Dalam rangka memperkuat literasi feminis dan keberagaman, Lingkar Studi Feminis yang juga bekerjasama salah satunya dengan el-Bukhari Institute kembali menghadirkan Sekolah Literasi Feminis (SELF) Batch 4. Kelas pra SELF diawali secara daring via zoom pada tanggal 15 Agustus 2023, sedangkan kelas offline diselenggarakan di Banten pada tanggal 18-20 Agustus 2023.
Perlu digaris bawahi, meskipun kelas ini bernama Sekolah Literasi Feminis (SELF), tetapi LSF tidak hanya menerima peserta dari golongan perempuan saja, melainkan banyak anggota laki-laki yang lulus seleksi di Batch 4 ini. Meskipun saat proses pendaftaran disambut antusias masyarakat yang tinggi, tetapi LSF tetap melakukan seleksi ketat untuk peserta yang lolos mengikuti SELF dengan beragam prosedur penilaian yang telah ditentukan oleh panitia. Sehingga dari 94 pendaftar, hanya 20 peserta yang berhasil menjadi peserta SELF Batch 4.
Selain membangun budaya diskusi mengenai feminisme dan keberagaman di perguruan tinggi yang terletak di wilayah Banten, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong perubahan kesadaran individu orang muda melalui program SELF agar terwujud kesadaran dan daya kritis dalam kesetaraan dan keberagaman. Tujuan lainnya yakni membangun gerakan koletif perubahan struktural baik secara kelembagaan internal organisasi di perguruan tinggi, serta menumbuhkan rasa percaya diri peserta SELF untuk menjadi narasumber atau fasilitator mengenai isu feminisme dan keberagaman.
SELF Batch 4 ini diisi oleh pemateri yang ahli dan aktif pada bidang dan organisasi masing-masing, meliputi Misbah Hasan perwakilan Seknas FITRA, Hema Situmorang seorang aktivis perempuan, Khansa Vinda dari Sanggar Swara, Syifana Ayu Maulida yang aktif di bidang Sexuality Educator, Eva Nurhayati perwakilan dari Lingkar Studi Feminis, Amar Alfikar seorang Penulis dan Aktivis Lintas Iman, dan Masrur Irsyadi dari el-Bukhari Institute.
Banyak isu-isu menarik yang dipelajari pada kelas, seperti isu-isu terkait keberagaman, beragam isu kekerasan seksual, juga literasi digital yang dapat dimanfaatkan para penggerak feminis untuk bersuara. Hema Malina salah satu pemateri dari aktivis perempuan juga bagian dari Sekolah Pembabasan Perempuan dan Anti Seksisme (SPARK) mengajak peserta berdisukusi tentang perjalanan perjuangan perempuan untuk memperoleh kesetaraan di Indonesia khususnya sejak sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini. Baik melalui bidang pendidikan, aktivis atau penggerak perempuan, organisasi perempuan, maupun lembaga-lembaga yang menaungi golongan perempuan.
Pemateri lainnya yakni Masrur Irsyadi yang merupakan Sekretaris Umum dari el-Bukhari Institute. Pada kelas ini, Mas Masrur sapaan akrabnya menyajikan kampanye konten perubahan narasi serta mengajarkan bagaimana metode menuangkan pikiran saat menulis konten-konten terkhusus melalui tulisan di beragam paltform yang mewadahi para feminis sehingga dapat melahirkan tulisan apik yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat pembaca.
Eva Nurcahyani, seorang bidan muda yang aktif dalam menyuarakan isu perempuan dan feminisme, juga sosok yang aktif dalam pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan (KTP), bertugas melakukan advokasi kebijakan serta pengorganisasian orang muda terutama di wilayah Banten
Kegiatan peserta SELF tidak hanya berhenti pada kelas tersebut saja, melainkan akan berlanjut membuat Policy Brief yang nantinya akan disebar ke berbagai perguruan tinggi di wilayah Banten, khususnya dengan tetap mendapat pendampingan dan pengawasan panitia.