Ikuti Kami

Kajian

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

BincangMuslimah.Com- Berita perceraian pasangan pemain bola dan selebgram cukup mengejutkan netizen Indonesia kemarin. Sidang putusan berjalan hanya sekitar 15 menit dengan putusan verstek. Bahkan kemudian tersiar kabar bahwa penggugat mengajukan gugatan perceraian pada awal bulan Agustus dan di akhir bulan Agustus ini, putusan sudah keluar.

Proses perceraian tersebut terlihat sangat cepat dan tanpa berbelit-belit seperti kebanyakan proses perceraian publik figur di Indonesia. Lalu, apa itu putusan verstek? Sudah resmikah perceraian dengan putusan verstek? Nah, kita ulas runtut dari aspek yuridis dan pandangan hukum Islam ya

Putusan Cerai Verstek : Penyebab dan Akibat Hukumnya

Secara bahasa, verstek berasal dari bahasa Belanda

Putusan cerai verstek terjadi ketika tergugat atau termohon yang telah mendapat surat panggilan tidak mendatangi panggilan; termasuk kuasa hukumnya.  Gugatan pada perkara ini langsung dimenangkan oleh penggugat.

Putusan verstek dapat terjadi jika memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Tergugat telah mendapatkan panggilan secara resmi dan patut
  2. Tergugat tidak hadir dan tidak mewakilkan kehadirannya tanpa alasan yang sah
  3. Tergugat tidak mengajukan sanggahan atau eksepsi kewenangan
  4. Penggugat meminta adanya keputusan

Secara teknis, verstek memberikan wewenang kepada hakim untuk memeriksa berkas perkara tergugat yang tidak hadir dalam persidangan. Dengan demikian hakim dapat memutuskan perkara tanpa adanya bantahan dan pembelaan dari tergugat. Hal ini tentu tidak akan terjadi jika tergugat hadir dalam persidangan sehingga dapat memakai hak mengajukan sanggahan dan pembelaan diri.

Verstek menandakan tergugat mengakui dan menyetujui gugatan yangdiajukan penggugat. Sekaligus mengabulkan gugatan yang diajukan penggugat. Sekilas, putusan verstek terlihat merugikan sebelah pihak; yaitu tergugat. Tetapi hal ini tergolong wajar sebagai konsekuensi tindakan tergugat yang tidak mengikuti tata tertib persidangan yang semestinya.

Baca Juga:  Perempuan Bercadar, Bolehkah Salat Pakai Cadar?

Khusus pada kasus perceraian, berdasarkan pendapat Mahkamah Agung, putusan vestek tidak serta merta langsung diputuskan kecuali penggugat telah membuktikan dalil-dalil gugatannya. Jurusita mencatat utusan verstek perceraian dan memberitahu pihak yang tidak hadir tentang isi putusan kemudian memberi beberapa waktu untuk menunggu adanya perlawanan dari pihak yang tidak hadir.

Di Indonesia, Tidak Cukup Hanya Perceraian Secara Agama

Perceraian adalah perkara yang sangat dibenci Allah, meskipun syariat membolehkannya. Secara agama Islam, bisa melakukan perceraian jika tidak ada jalan keluar lain dalam sebuah rumah tangga. Ayat al-Qur’an telah banyak menyinggung soal perceraian di antaranya adalah Qs. Al-Baqarah ayat 227 :

وَاِنۡ عَزَمُوا الطَّلَاقَ فَاِنَّ اللّٰهَ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ‏ ٢٢٧

“Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Islam mensyariatkan putusnya pernikahan dengan adanya perceraian. Dalam Islam, perceraian sah dengan syarat :

  • Orang yang menjatuhkan talak adalah suami yang sah, baligh dan berakal
  • Istri yang ditalak dalam kondisi suci dari haid
  • Sighat talak (ucapan) bisa ucapan yang jelas (sharih) atau kinayah (sindiran)

Tetapi dalam hukum positif di Indonesia, perceraian secara langsung dari komunikasi suami dan istri belum memiliki kekuatan hukum sampai mendaftarkan gugatannya ke pengadilan. Hal ini sejalan dengan 39 (1) Undang-Undang no. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa ““Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.”

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 77 ayat (5) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama. Cerai talak adalah istilah jika laki-laki yang mengajukan gugatan sedangkan cerai gugat (khulu’) jika perempuan yang mengajukan gugatan cerai. Hukum positif di Indonesia menegaskan adanya kesetaraan hak suami dan istri untuk memutus pernikahan jika terdapat perselisihan.

Baca Juga:  Empat Hak Anak Menurut Imam Ghazali

Putusan Hakim bisa Menggantikan Talak Suami?

Sekilas, putusan verstek dalam kasus perceraian seolah langsung memutus perkara tanpa perlawanan dan debat panjang. Pada kasus cerai gugat, jika pihak laki-laki tidak menghadiri sidang dan sidang perceraian diputuskan verstek, putusan hakim bisa sekaligus menggantikan talak suami. Sejak saat itu hubungan suami istri sudah sah bercerai baik secara agama dan hukum.

Sebaliknya, pada kasus cerai talak, baik pihak suami sudah mengucapkan talak secara langsung ataupun mengucapkan talak pada dokumen gugatan, saat itulah perceraian sudah sah secara agama. Dengan kata lain, putusan hakim tidak ada hubungannya dengan bobot talak laki-laki. Selanjutnya, jika tergugat tidak hadir dalam sidang perceraian (verstek), di kemudian hari akan ditentukan waktu untuk suami lakukan ikrar talak. Setelah ikrar talak maka perceraian sudah terjadi; sah secara agama dan memiliki kekuatan hukum.

Keabsahan putusan verstek tidak menyalahi hukum Islam atas beberapa pertimbangan, di antaranya adalah mengacu pada hadis

إِنَّمَا أَقْضِي بَيْنَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَالْأَيْمَانِ

“Sesungguhnya aku hanya memutuskan perkara di antara kalian berdasarkan bukti dan sumpah.” (HR. Muslim).

Artinya hakim tetap bisa memutuskan perkara verstek asalkan telah ada bukti yang dari pihak yang datang. Kaidah fiqh juga menyebutkan حُكْمُ الْحَاكِمِ يَرْفَعُ الْخِلَافَ artinya putusan hakim menghilangkan perselisihan. Berarti meskipun ada pihak yang tidak hadis, putusan hakim tetap sah dan mengikat.

Rekomendasi

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Ditulis oleh

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

Berita

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Berita

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Berita

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Keluarga

Trending

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Connect