Ikuti Kami

Muslimah Talk

Dinamika Sahabat Perempuan Memperjuangkan Haknya

Sahabat Perempuan Memperjuangkan Haknya
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Masa awal Islam merupakan masa kehidupan yang ideal bagi perempuan. Sahabat perempuan pada masa ini dihormati ketika memperjuangkan haknya. Padahal, peradaban Arab Jahiliyah sebelumnya telah menempatkan posisi wanita sangatlah rendah dan secara umum mereka dipandang sebagai komunitas kelas dua. 

Namun, setelah Nabi saw. diutus bersamaan dengan turunnya Alquran sebagai sumber hidayah, perlahan-lahan beliau melakukan pembaharuan budaya dengan mengangkat harkat dan martabat mereka. Sehingga banyak sahabat dari kalangan perempuan yang memiliki peran dan jasa cukup signifikan dalam catatan sejarah Islam.  

Sahabat Perempuan Diberi Kesempatan yang Sama di Ruang Publik

Banyak teks menyebutkan bahwa di zaman Nabi, perempuan diberi kesempatan sama sebagaimana sahabat laki-laki. Kesempatan ini memungkinkan mereka berkiprah dan aktif di ruang publik untuk melakukan kegiatan, baik dalam ranah agama, pendidikan, sosial, ekonomi, maupun politik. Bahkan beberapa mereka ada yang terlibat langsung dalam pertempuran di medan perang.

Kisah sahabat perempuan berbeda tiap masanya. Misalnya, pada masa Nabi dan khulafaur rasyidin.  Meskipun mereka bukan termasuk aktivis yang menekuni berbagai bidang seperti disebutkan sebelumnya, tetapi aktivitas yang dilakukan di dalam rumah pun juga memotret kisah mereka dalam memperjuangkan hak-haknya. 

Kisahnya mereka menjadi inspirasi dan pelajaran yang terabadikan dalam Alquran, seperti empat ayat awal surah al-Mujadilah juga surat-surat lain dalam Alquran yang membicarakan khusus tentang perempuan.

Aduan Khaulah bin Tsa’labah Dijawab Melalui Ayat Alquran

Sahabat Khaulah binti Tsa’labah misalnya, seorang wanita istimewa yang pengaduannya didengar langsung oleh Allah. Bahkan apa yang dialami dalam kehidupan rumah tangganya menjadi asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) surah al-Mujadilah, yang memiliki arti perempuan yang mendebat. 

Kisah Khaulah ini banyak ditulis dalam kitab-kitab tafsir, contohnya dalam kitab al-Munir li Ma’alim at-Tanzil. Ia terkenal sebagai wanita yang baik perangainya dan indah perkataannya. Sebaliknya, suaminya, Aus bin Shamit bin Qais adalah tipe suami yang kasar kelakuan dan tutur katanya. Khaulah sering mendapat cacian, cercaan, dan hinaan dari sang suami, tetapi ia tetap bersabar.

Baca Juga:  Semangat Belajar Sahabat Perempuan di Masa Rasulullah

Suatu ketika, terjadi perdebatan sengit antara Khaulah dengan suaminya, hingga pada puncaknya sang suami jengkel dan lalu menzihar-nya. Pada saat keadaan membaik, suaminya menyesal dan meminta rujuk. Khaulah juga menginginkannya, namun di sisi lain ia menyadari konsekuensi zihar dari suaminya yang tidak memungkinkan rujuk. 

Sampailah ia menghadap Rasulullah dan mengadukan keluh kesahnya. Rasul mengharamkan Khaulah untuk rujuk. Merasa tidak terima, Khaulah terus mendebat dan berargumen, bahwa dirinya sudah tidak muda lagi, anak-anaknya masih kecil, dan bagaimana untuk menghidupi mereka. Meskipun begitu, pada akhirnya jawaban Rasulullah tetap sama.

Jawaban Rasul tidak lantas membuatnya putus asa. Ia lalu mengadukan konflik rumah tangganya kepada Allah. “Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu. Turunkanlah solusi bagi masalahku ini melalui lisan Nabi-Mu!” Tidak berselang lama, Allah menurunkan wahyu kepada  Rasulullah dalam surah al-Mujadilah ayat 1-4 yang menjelaskan bahwa permasalahan Khaulah bukan tentang talak melainkan zihar yang mengharuskan kafarat bagi yang melakukan. 

Itulah Khaulah, seorang wanita yang menuntut haknya, kemudian Allah-lah yang langsung memberikan haknya. Berkat Khaulah, turun hukum khusus tentang sumpah zihar. Seolah, wanita itu mengajarkan kepada para perempuan lain, “Jika kalian ingin mendapatkan hak kalian, maka suarakanlah. Boleh jadi malah kalian akan mendapatkan melebihi yang seharusnya.”

Kisah Ummu Salamah Tuntut Haknya

Kisah lain datang dari istri Nabi yang dikenal kecerdasannya selain Aisyah, yaitu sahabat yang bernama Ummu Salamah datang kepada Rasulullah untuk menuntut haknya. “Wahai Rasul, kenapa kami para perempuan tidak disebutkan dalam al-Quran sebagaimana laki-laki?” tanya dia. Rasulullah pun terdiam. Akhirnya turunlah ayat panjang yang menyebutkan para perempuan sekalipun disebutkan untuk laki-laki (QS. al-Ahzab [33]: 35)

Baca Juga:  Permen PPKS, Langkah Maju Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi

Pergerakan perempuan muslimah generasi awal juga merekam saat seorang wanita mengutarakan pendapatnya di depan Khalifah Umar bin Al-Khattab. Mengutip Tafsir Ibnu Katsir, peristiwa itu terjadi dalam persoalan mahar nikah. Umar mengumpulkan warganya dan mengumumkan bahwa mahar perempuan tidak boleh lebih dari 40 uqiyah atau 400 dirham. Seandainya lebih dari itu, maka akan masuk kas negara. 

Seorang perempuan kemudian berdiri melontarkan protes kepada Umar,  “Tidak bisa begitu, Wahai Amir Al-Mukminin!” Umar bertanya, “Memangnya kenapa?” Ia menjawab, “Allah membolehkan perempuan menerima mahar dengan jumlah banyak (qinthar min adz-dzahab)”. Lalu ia membaca surah an-Nisa ayat 20.Kemudian Khalifah Umar mengoreksi pernyataannya di awal.

Kejadian ini cukup menakjubkan. Bagaimana mungkin ada seorang perempuan dengan penuh percaya diri memprotes seorang pemimpin di depan banyak orang. Waktu itu, Umar menjabat sebagai khalifah yang berkuasa di negara terkuat dalam catatan sejarah. Sahabat perempuan tadi tentu meyakini apa yang ia lakukan direstui agama. Andai saja bukan karena keteguhan iman, mungkin ia tak akan se-berani itu.

Itulah kisah sahabat perempuan dalam memperjuangkan haknya. Dari beberapa kisah di atas, kita bisa memahami bahwa Islam sejatinya mendengar pendapat perempuan. Setiap perempuan boleh mengutarakan pikiran-pikiran mereka. Perempuan boleh membantah atau menguatkan pendapat orang lain. Dalam Islam, perempuan punya otoritas dan kapasitas mengungkapkan ide dan pendapatnya tanpa pembungkaman. 

Gambaran ideal kehidupan perempuan di masa Nabi ini dapat kita jadikan pedoman untuk kemajuan perempuan pada masa sekarang. Bahwa Islam mengakui potensi perempuan sebagaimana laki-laki, keduanya diberi ruang untuk mengaktualisasikan diri mereka. Menandakan juga bahwa perbincangan tentang hidup dan kehidupan tidak sepenuhnya wilayah laki-laki. Sebab Rasulullah pernah bersabda, bahwa perempuan setara dengan laki-laki (Innama an-nisa syaqaiq ar-rijal). 

Baca Juga:  When Life Gives You Tangerines: Kisah Cinta, Kegigihan, dan Perjuangan

Hal ini juga mengajarkan kaum perempuan, baik mereka yang memilih aktivitas di rumah maupun bekerja di ruang-ruang terbuka, keduanya bisa memiliki potensi yang sama untuk terlibat dalam laku kesalehan sosial. Di rumah bukan berarti menuntut perempuan untuk membatasi diri dan menghindari interaksi. Terlebih di zaman ini, ada banyak sekali media untuk menjadikan perempuan tetap aktif dan produktif.

Baik di rumah maupun di luar rumah, hendaknya para perempuan meniatkan diri untuk beribadah dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan kualitas diri sehingga bisa menjadi manfaat dan maslahat untuk sesama sebagaimana yang dilakukan sahabat perempuan di masa generasi awal Islam.

Rekomendasi

Kisah kedermawanan sahabat perempuan Kisah kedermawanan sahabat perempuan

Kisah Kedermawanan Sahabat Perempuan Rasulullah

semangat belajar sahabat perempuan semangat belajar sahabat perempuan

Semangat Belajar Sahabat Perempuan di Masa Rasulullah

Islam menjunjung kesetaraan gender Islam menjunjung kesetaraan gender

Benarkah Islam Menjunjung Tinggi Kesetaraan Gender? 

Shalawat Musawah Shalawat Musawah

Shalawat Musawah, Ajarkan Kesetaraan dan Keadilan

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual

Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual

Muslimah Talk

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki? Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Kajian

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Kajian

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih

Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih

Muslimah Talk

Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan

Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan

Khazanah

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26 Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Kajian

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Muslimah Talk

Trending

Melihat Spirit Keislaman melalui Shalawat yang Dibawakan Gus Azmi dan Syubbanul Muslimin

Muslimah Daily

menabuh rebana perayaan maulid menabuh rebana perayaan maulid

Hukum Menabuh Rebana Ketika Peraayaan Maulid

Kajian

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral? Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Muslimah Talk

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki? Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Konsep Kesetaraan Gender Menurut Amina Wadud Muhsin

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Berita

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Muslimah Talk

Connect