Ikuti Kami

Khazanah

Bermu’amalah dengan Mendoakan Kebaikan untuk Nonmuslim

Mendoakan Kebaikan untuk Nonmuslim
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kita tahu, dalam berbagai teks hadis, bahwa jika di antara kita ada yang bersin, sebaiknya dia mengucapkan: Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Yang mendengarnya dianjurkan untuk membalasnya dengan doa: Yarhamukallah (semoga Allah merahmati kalian). Lalu yang bersin bisa membalas lagi dengan doa: Yahdikumullah wa yushlih balakum (semoga Allah memberi kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian). Teks hadis ini ada di berbagai kitab, di antaranya Sahih Bukhari (no. 6296), Sunan Abu Dawud (no. 5035), dan yang lain.

Ada riwayat lain yang tertulis dalam Sunan Turmudzi (no. 2958 dan 5040) dan Musnad Ahmad (no. hadits: 19895), mengenai kisah orang-orang Yahudi yang bersin dan didoakan oleh Nabi Muhammad saw.

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ كَانَ الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ يَرْحَمُكُمُ اللَّهُ فَيَقُولُ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ وَفِى الْبَابِ عَنْ عَلِىٍّ وَأَبِى أَيُّوبَ وَسَالِمِ بْنِ عُبَيْدٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ وَأَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinnya: Dari Abu Musa al-Asy’ari ra, berkata: bahwa ada orang-orang Yahudi yang sengaja bersin di hadapan Nabi Muhammad saw. Mereka berharap agar Nabi saw. mendoakan mereka dengan kalimat: Yarhamukumullah (Semoga Allah merahmati kalian semua). Tetapi Nabi saw. mendoakan: Yahdikumullah wa yushlih balakum (Semoga Allah memberi kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian). (Sunan Turmudzi, no. 2958).

عَنْ أَبِى بُرْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَتِ الْيَهُودُ تَعَاطَسُ عِنْدَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم رَجَاءَ أَنْ يَقُولَ لَهَا يَرْحَمُكُمُ اللَّهُ فَكَانَ يَقُولُ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

Artinya: Dari Abu Burdah dari ayahnya, bahwa ada seorang Yahudi perempuan yang sengaja bersin di hadapan Nabi Saw, berharapa akan memperoleh ucapan dari Nabi saw.: Yarhamukumllah Yarhamukumullah (Semoga Allah merahmati kalian semua). Tetapi Nabi saw. mendoakan dengan kalimat: Yahdikumullah wa yushlih balakum (Semoga Allah memberi kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian). (Sunan Turmudzi, no. 2958).

Baca Juga:  Khofifah Indar Parawansa, Aktivis Perempuan dan Politikus NU

Sebagai pribadi yang agung, lembut, dan penuh kasih sayang, Nabi saw. tentu saja sering memanjatkan doa-doa baik bagi umatnya. Demikianlah sebagaimana dalam riwayat Sahih Ibn Hibban, bahwa Nabi saw. selalu mendoakan untuk ampunan dan kebaikan umat Islam di setiap selesai shalat.[1] Pada saat yang sama, beberapa riwayat juga menceritakan tentang Nabi Muhammad yang mendoakan kebaikan untuk orang-orang nonmuslim.

Dalam riwayat Sahl bin Sa’d as-Sa’idi, Rasulullah saw. memanjatkan doa berikut ini:

عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ ‌لَا ‌يَعْلَمُونَ))

Artinya: Dari Musa bin ‘Uqbah, dari Ibn Syihab, dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idy, berkata: Rasulullah Saw berdoa: “Ya Allah, ampunilah kaumku (yang masih belum beriman itu), karena mereka sesungguhnya tidak mengerti”.[2]

Nabi saw. memanjatkan doa ini, ketika beberapa di antara orang kafir Quraisy menghina dan mencederai beliau. Dalam riwayat yang lebih populer adalah doa berikut ini: “Ya Allah, tunjukkanlah kaumku itu, karena mereka sesungguhnya tidak mengerti” (Allahumma ihdi qaumi fa innahum laa ya’lamuun).

Pada saat orang-orang Thaif menolak kehadiran Nabi Muhammad saw. dan mengusir dari kota mereka, Nabi saw. tidak mendokan buruk kepada mereka. Bahkan, ketika ada malaikat turun dan menyatakan kesediaannya untuk menyiksa mereka, Nabi Saw justru menolaknya. “Tidak, justru aku berharap dan bisa jadi ada di antara mereka, atau dari turunan mereka yang kelak akan menerima dan beriman kepadaku”, jawab Nabi saw. dengan tegas.

Kisah doa Nabi saw. bagi kebaikan orang-orang Thaif yang menolak dan mengusir beliau ini sangat populer. Berbagai kitab hadits dan sejarah mencatatnya. Di antara yang paling otoritatif, dari kitab-kitab ini, adalah saja adalah Sahih Bukhari (no. hadits: 3267) dan Sahih Muslim (no. hadits: 4754).

Baca Juga:  Relasi Harmonis Rasulullah dengan Nasrani Bani Najran

Sebaliknya, beberapa sahabat, dalam berbagai teks hadits, sering meminta Nabi saw. untuk melaknat orang-orang nonmuslim dan mendoakan buruk untuk mereka. Tetapi Nabi saw. tidak bersedia melakukan itu.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ قَالَ إِنِّى لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, berkata: Ada permintaan datang: Ya Rasulullah berdoalah untuk keburukan orang-orang musyrik (non-muslim) itu. Rasulullah Saw menjawab: “Sesungguhnya aku tidak diutus (Allah Swt) untuk melaknat (mendoakan buruk pada mereka), melainkan diutus untuk menjadi Rahmat (bagi semua)”. (Sahih Bukhari, no. 6778).

Kisah serupa juga dalam Sahih Bukhari (no. hadits: 2974), tentang sahabat Thufail bin Amr ad-Dusi ra. Dia datang menemui Rasulullah saw. Dia meminta Nabi saw. mendoakan buruk (laknat) kepada kaumnya, yang membangkang, melawan, dan tidak bersedia masuk Islam. Tetapi Nabi saw. tidak bersedia. Sebaliknya, Nabi Saw berdoa untuk mereka: “Ya Allah berilah mereka petunjuk, dan biarkan mereka datang menemuiku”.

Mungkin di antara kita ada yang berpegang teguh pada pandangan ulama yang mengharamkan muslim mendoakan kebaikan untuk nonmuslim. Karena doa bagian dari ibadah, dan beribadah tidak boleh diperuntukkan bagi nonmuslim. Jika demikian, kita tetap masih bisa mengungkapan dengan kalimat-kalimat yang menunjukkan sikap baik kita, keramahan, adab, dan sopan santun sosial. Bukankah sikap ini bagian dari teladan Nabi Saw dalam hadits sahih di atas: Inni lam ub’ats la’aanan wa innama bu’itstu ramhatan “Allah Swt. tidak mengutusku untuk melaknat mereka, melainkan, aku diutus-Nya untuk menjadi rahmah dan kasih sayang”.

Setidaknya, teks-teks ini menginspirasikan teladan Nabi saw. tentang pentingnya membangun persaudaraan dan relasi yang baik dengan siapapun, termasuk dengan mereka yang nonmuslim. Hal ini adalah prinsip yang paling dasar. Artinya, jika kita menemukan ijtihad beberapa ulama tentang pentingnya bersikap tegas, kasar, dan keras, harus diletakkan pada kondisi khusus. Yaitu, saat peperangan berkecamuk.

Baca Juga:  Sosok Maryam Bunda Isa dalam Alquran

Sementara yang prinsip dan dasar adalah persaudaraan dan relasi yang baik antar manusia. Terutama pada kondisi damai, atau tidak dalam peperangan, dimana kita semua dituntut untuk mengembangkan lebih banyak lagi perdamaian dan kebaikan-kebaikan. Prinsip inilah yang menjadi inspirasi yang terekam dalam teks-teks hadits tersebut di atas.

Demikianlah, di antara teladan dan akhlak baik Nabi Muhammad saw. terhadap semua manusia termasuk tetap mendoakan kebaikan untuk nonmuslim. Saat sekarang ini adalah saat-saat yang paling tepat untuk meneladani akhlak baginda Nabi Muhammad Saw. Atas semua teladan ini, kita memang selalu harus bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw: Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[1] Al-Farisi, al-Ihsan fi Taqrib Sahih Ibn Hibban, ed. Syu’aib al-Arna’uth, (Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1988), juz 16, hal. 48.

[2] Ibid, juz 14, hal. 445.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Pengamat isu gender dalam Islam, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), dan Wakil Direktur Ma’had Aly Kebon Jambu, Babakan, Ciwaringin, Cirebon.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Pengertian Najis dalam Islam yang Perlu Kita Ketahui

Ibadah

Fatwa MUI: Harus Menghapus Kosmetik Waterproof Sebelum Berwudhu Fatwa MUI: Harus Menghapus Kosmetik Waterproof Sebelum Berwudhu

Fatwa MUI: Wajib Menghapus Kosmetik Waterproof Sebelum Berwudhu

Muslimah Daily

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Bukan Cengeng: Menangis adalah Hak Setiap Orang Tidak Hanya Perempuan

Diari

Kisah Patah Hati Sayyidah Khadijah Kisah Patah Hati Sayyidah Khadijah

Kisah Patah Hati Sayyidah Khadijah

Muslimah Talk

Selain Perlindungan pada Perempuan, Edukasi Anak Laki-Laki Sejak Dini Sebelum Kekerasan Seksual Terjadi

Keluarga

Fatwa MUI: Harus Menghapus Kosmetik Waterproof Sebelum Berwudhu Fatwa MUI: Harus Menghapus Kosmetik Waterproof Sebelum Berwudhu

Wajibkah Suami Memberikan Nafkah Skincare?

Keluarga

Pola Asuh Terhadap Orang Tua yang Sudah Lansia Pola Asuh Terhadap Orang Tua yang Sudah Lansia

Pola Asuh Terhadap Orang Tua yang Sudah Lansia

Keluarga

Trending

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Muslimah Talk

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Bukan Cengeng: Menangis adalah Hak Setiap Orang Tidak Hanya Perempuan

Diari

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Connect