Ikuti Kami

Khazanah

Cerita Idulfitri di Masa Kolonial

Idulfitri Menurut Nawawi Al-Bantani
Hari Raya Aidilfitri/Idul Fitri Celebration

BincangMuslimah.Com – Idulfitri menjadi salah satu acara tahunan nan sakral bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Bagi umat Islam, momentum Idulfitri adalah momen di mana seseorang dilahirkan kembali sesuai dengan fitrah manusia, suci. Setiap umat muslim di berbagai wilayah dunia, mempunyai cara masing-masing untuk perayaannya. Di Indonesia, Idulfitri dijadikan sebagai momen untuk saling terhubung dengan sanak-saudara, baik yang dekat maupun jauh. 

Tradisi Idulfitri akan berbeda di setiap tempatnya, tak terkecuali di Indonesia. Tradisi Idulfitri di masa sekarang tidak pernah lepas dari kisah Idulfitri yang terjadi di masa Belanda. Mari kita ulas bagaimana masyarakat Indonesia merayakan Idulfitri di masa kolonial.

Menurut Snouck Hurgronje, dalam bukunya ‘Islam di Hindia-Belanda’ yang dilansir dari media YouTube Album Sejarah Indonesia, mengatakan bahwa Idulfitri disebut dengan Tahun Baru Pribumi atau Inlands Niewjaar. Karena pada bulan tersebut (Syawal) masyarakat muslim Indonesia berbondong-bondong menyongsong hari kebahagiaan yang dilakukan dengan berbagai perayaan. Karena mayoritas penduduk Indonesia yang sejak dahulu beragama Islam, tentunya perayaan Idulfitri terjadi di berbagai tempat. 

Layaknya tahun baru yang jatuh pada 1 Januari, masyarakat mengadakan perayaan atau pawai yang dilanjutkan dengan saling bertandang ke rumah sanak-saudara dengan berbagai aneka jamuan yang tertata rapi di atas meja, tak tertinggalkan mengenakan pakaian baru. Dalam tulisannya, Snouck menuturkan perayaan dan kegiatan yang terjadi pada masyarakat muslim pada saat itu adalah bentuk cerminan terhadap masyarakat Belanda. Maka dari itu, dijuluki dengan Tahun Baru Pribumi untuk membedakan antara Belanda dan Indonesia.

Ketika hari lebaran, para priyayi dan pamong praja walaupun bukan dari kelompok Islam turut hadir dalam dan ikut serta proses shalat Idulfitri bersama khalayak. Karena banyaknya masyarakat yang mengikuti shalat, masjid-masjid di kota tidak dapat menampung jamaah yang begitu banyak. Maka dari itu, pelaksanaan jamaah shalat Ied dilaksanakan di tempat terbuka, seperti halnya lapangan. 

Baca Juga:  Haruskah Mengqadha Shalat Idul Fitri Jika Tertinggal?

Perayaan Idulfitri di Indonesia tidak semulus yang terjadi sekarang, ada beberapa konflik mengenai pendapat perayaan Idulfitri dengan kolonial di zaman tersebut. Karena mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, tidak memungkiri perayaan tersebut melibatkan banyak pihak, baik dari lurah-lurah desa bahkan politikus negara. Idulfitri yang disambut dengan meriah yang di dalamnya banyak perayaan, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, para petinggi Belanda menolak adanya perayaan Idulfitri, bahkan meniadakan acara tersebut. 

Menurut Steinmetz, sebagai residen Semarang dan pejabat Hindia-Belanda mengungkapkan keberatannya terhadap perayaan Idulfitri yang begitu meriah, dengan bersurat kepada Snouck—penasihat pemerintah kolonial dalam ranah agama Islam, adat dan orang bumi putra—menunjukkan ketidaksanggupan Belanda akan dana yang digunakan acara tersebut. Bahkan, Steinmetz beranggapan bahwa Idulfitri sebagai sumber bencana ekonomi dan para Bupati yang mengalokasikan dananya terhadap acara tersebut termasuk ke dalam penggelapan dana kas pemerintah Kolonial. Karena pemerintah Kolonial tidak mendapatkan keuntungan dari acara tersebut, Steinmetz menggaungkan menghilangkan perayaan dan acara tersebut. Sebagaimana pelarangan ini terlampir dengan UUD yang ada.

Steinmetz juga menuturkan untuk para Bupati melakukan pembatasan perayaan idul fitri di kalangan rakyat jelata, dengan begitu dana yang dialokasikan tidak membengkak. Mengetahui hal tersebut, Snouck menolak ide akan Steinmetz, karena pembatasan perayaan Idulfitri berdasarkan lapisan masyarakat akan menimbulkan problematika yang baru.

Dari problematika yang terjadi di masa Kolonial, Snouck berkeyakinan bahwa perayaan idul fitri adalah bentuk penghormatan dan rasa bersyukur atas apa yang Tuhan berikan-Nya. Yang pada dasarnya, tujuan Idulfitri adalah kembali ke fitrah manusia; suci. 

Dari penjelasan mengenai Idulfitri di zaman Kolonial, menghasilkan kebiasaan atau tradisi yang dilaksanakan umat muslim Indonesia sampai sekarang. 

Rekomendasi

beberapa ibadah bulan syawal beberapa ibadah bulan syawal

Berikut Beberapa Ibadah yang Bisa Dilakukan di Bulan Syawal

Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil

Pendapat Para Ulama tentang Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan

Idulfitri Menurut Nawawi Al-Bantani Idulfitri Menurut Nawawi Al-Bantani

Idulfitri Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani

pakaian baru hari raya pakaian baru hari raya

Haruskah Memakai Pakaian Baru Saat Hari Raya?

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

Mengenal Berbagai Nama Lain Bulan Ramadan Mengenal Berbagai Nama Lain Bulan Ramadan

Mengenal Berbagai Nama Lain Bulan Ramadan

Muslimah Talk

Isyarat Pesan Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 di Bulan Ramadan Isyarat Pesan Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 di Bulan Ramadan

Isyarat Pesan Q.S. Al-Baqarah Ayat 186 di Bulan Ramadan

Kajian

Bukber dan Sahur Keliling Inklusif Ala Bu Nyai Sinta: Memupuk Rasa Persatuan dan Toleransi Bukber dan Sahur Keliling Inklusif Ala Bu Nyai Sinta: Memupuk Rasa Persatuan dan Toleransi

Bukber dan Sahur Keliling Inklusif Ala Bu Nyai Sinta: Memupuk Rasa Persatuan dan Toleransi

Khazanah

Tidak Hanya Bagi Ibu, Cuti Melahirkan Juga Penting Bagi Ayah Tidak Hanya Bagi Ibu, Cuti Melahirkan Juga Penting Bagi Ayah

Tidak Hanya Bagi Ibu, Cuti Melahirkan Juga Penting Bagi Ayah

Muslimah Talk

Lima Adab Bathiniyah dalam Berzakat Menurut Imam al-Ghazali Lima Adab Bathiniyah dalam Berzakat Menurut Imam al-Ghazali

Lima Adab Bathiniyah dalam Berzakat Menurut Imam al-Ghazali

Ibadah

Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia

Buku Syiar Ramadan Kemenag RI: Menebar Cinta untuk Indonesia

buku

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

Diari

Connect