Ikuti Kami

Khazanah

Dialog Imam Malik dan Imam Syafi’i tentang Makna Rezeki

ulama memiliki hafalan kuat
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Diriwayatkan, Imam Malik dan Imam Syafi’i memiliki pandangan yang berbeda terkait asal muasal dan makna rezeki. Keduanya meyakini bahwa rezeki setiap makhluk sudah dijamin oleh Allah SWT. Tidak ada satu makhluk pun di dunia yang tidak diatur rezekinya oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surat Hud ayat 6 yang berarti “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauḥ Maḥfuẓ).” 

Adapun Imam Malik berpendapat bahwa bagaimanapun usaha manusia, tetap yang menentukan besar kecil rezekinya adalah Allah SWT. Hakikat rezeki setiap makhluk turun sebab rahmat Allah SWT bukan atas dasar usaha makhluknya. Sehingga dengan hanya tawakal, seseorang pun akan dihampiri rezekinya dengan jalan yang sudah Allah SWT. tentukan. Pendapat Imam Malik ini juga berlandaskan hadis Rasulullah SAW. yang berbunyi

 لو توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا رواه الترمذي وابن ماجه 

“Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, niscaya Allah akan memberi rezeki kalian sebagaimana burung diberi rezeki. Dia pergi pagi dalam keadaan perut lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah)

Menariknya, dengan berlandaskan hadis yang sama Imam Syafi’i justru memandang berbeda. Beliau meyakini sekalipun rezeki setiap makhluk ada di tangan Allah SWT, tetap rezeki tersebut harus dikejar. Sebagaimana burung yang bepergian ke tempat satu dan tempat lain, dan di tempat itulah ia menemukan makanan. Artinya, rezeki tidak lantas datang begitu saja dan harus dicari. Oleh karenanya, manusia pun perlu ada usaha untuk menjemput rezeki tersebut. 

Baca Juga:  Mengenal Duo Ibnu Hajar dalam Literatur Islam

Hingga dikisahkan suatu hari Imam Syafi’i bertemu dengan seorang kakek tua yang membawa sekantong kurma. Kakek tersebut terlihat kewalahan saat membawa sekantong kurma yang cukup berat tersebut. Lantas Imam Syafi’i membantu  membawa kurma kakek tersebut. Hingga tiba di rumahnya, kakek tersebut memberi seikat buah anggur kepada Imam Syafi’i sebagai imbalan atas bantuannya. 

Sebab kejadian tersebut, Imam Syafi’i sangatlah gembira. Beliau mendapat kebenaran dari apa yang diyakini. Yakni beliau menerima sebuah rezeki yang berupa  buah kurma sebab telah menolong seorang kakek tua. Artinya, rezeki seseorang pasti ada sebab usaha dibaliknya. Menyadari hal tersebut, Imam Syafi’ bergegas menemui sang guru, Imam Maliki untuk menyampaikan cerita tersebut dengan membawa seikat anggur yang beliau peroleh. 

Setibanya di rumah Imam Malik, Imam Syafi’i meletakkan buah anggur yang ia bawa di depan sang guru. Lantas beliau bercerita. Mendengar ceritanya, Imam Malik tersenyum sambil mengambil buah anggur yang dibawa Imam Syafi’i dan menikmatinya. Lalu Imam Malik berkata, “Kamu datang membawakan rezeki untukku tanpa aku bersusah payah.” 

Dalam kisah di atas, bisa kita lihat bagaimana dua sosok ulama yang alim dan cerdas memiliki dua pandangan yang berbeda sekalipun landasan yang digunakan adalah hadis yang sama. Bukan tentang mana yang benar dan salah. Akan tetapi kita dapati sebegitu luasnya pengetahuan mereka. Juga tentang bagaimana keduanya  menyikapi perbedaan pendapat satu sama lain. Saling menghargai dan menghormati, tanpa menjatuhkan satu sama lain. 

Semoga kecerdasan, kesantunan serta kebijaksanaan yang digambarkan dari dialog Imam Malik dan Imam Syafi’i tentang makna rezeki dapat kita warisi dan kita tiru. Sehingga wajah Islam yang tersebar di tengah era modern ini adalah Islam yang santun, ramah dan membawa perdamaian. 

Baca Juga:  Huda Sya’rawi, Pendobrak Hak Perempuan Mesir

 

Rekomendasi

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Fatimah as-Samarqandi, Sang Ahli Fikih Perempuan dari Uzbekistan

sheila hasina influencer fikih sheila hasina influencer fikih

Ning Sheila Hasina, Influencer Fikih Perempuan

single mom ulama besar single mom ulama besar

Kisah Ibu dari Rabi’ah Ar-Ra’yi, Single Mom yang Didik Anaknya Jadi Ulama Besar

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Sejarawan Perempuan, Prof. Amany Lubis Terima Penghargaan dari Kerajaan Maroko Sejarawan Perempuan, Prof. Amany Lubis Terima Penghargaan dari Kerajaan Maroko

Sejarawan Perempuan, Prof. Amany Lubis Terima Penghargaan dari Kerajaan Maroko

Berita

Resolusi Menjadi Muslimah Merdeka di Tahun 2025 Resolusi Menjadi Muslimah Merdeka di Tahun 2025

Resolusi Menjadi Muslimah Merdeka di Tahun 2025

Muslimah Talk

Bagaimana Hukum Muslimah Memakai Topi Santa Claus? Bagaimana Hukum Muslimah Memakai Topi Santa Claus?

Bagaimana Hukum Muslimah Memakai Topi Santa Claus?

Tanya Ustazah

Perwujudan Moderasi Beragama Pada Momen Natal Perwujudan Moderasi Beragama Pada Momen Natal

Perwujudan Moderasi Beragama Pada Momen Natal

Muslimah Talk

Batasan yang Diperbolehkan Melihat Langsung Calon saat Tunangan

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

rasulullah melarang tindakan kdrt rasulullah melarang tindakan kdrt

Mengenali Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Bagaimana Solusinya?

Kajian

Trending

Tiga Perempuan yang Pernah Rasulullah Ceraikan

Kajian

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga? Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Kajian

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Bolehkah Menyetubuhi Istri dari Jalan Belakang?

Kajian

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam? Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Muslimah Rajin Shalat Tapi Tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Ibadah

ratu bilqis ratu bilqis

Tafsir Q.S An-Naml Ayat 23: Meneladani Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Politik

Kajian

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

Muslimah Talk

Connect