BincangMuslim.Com – Syirik merupakan salah satu dosa besar yang tidak dapat diampuni. Karenanya segala bentuk hal-hal yang mengarah pada hal syirik wajib dijauhi. Antisipasi ini perlu dilakukan sedari dini, bahkan saat masih kanak-kanak. Oleh karenanya, orang tua memiliki peran yang cukup besar agar anak dapat terhindar dari perbuatan syirik.
Pada dasarnya, bayi yang terlahir dari orang tua lahir dengan kondisi suci. Ibarat kertas putih yang kosong tanpa isi. Pola pikir, keimanan dan kepercayaan yang dimiliki oleh anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan, terutama dari orang tua mereka. Hal ini bahkan dicantumkan di dalam sebuah hadis;
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka bapaknyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari No. 1319. Muslim No. 2658)
Dari hadis di atas ada beberapa poin yang terkandung di dalamnya. Pertama, semua bayi yang lahir di dunia ini dalam keadaan suci lagi bersih. Kedua, orang tua memiliki pengaruh yang dominan terhadap anaknya di dalam agamanya.
Orang tua memiliki pengaruh yang kuat baik positif ataupun negatif terhadap anggota keluarganya. Ketiga, anak akan terpengaruh dengan kebiasaan dan perangai (akhlak) orang tuanya.
Ketiga, metode memberikan perumpamaan (mitsal) bagi pelajar dapat membantu mendekatkan pemahaman. Keempat, terdapat beberapa urgensi perkembangan anak kecil di atas Islam.
Kelima, para ulama kaum muslimin bersepakat bahwa anak kaum muslimin yang masih kecil jika meninggal dunia, termasuk penghuni surga karena mereka bukan mukallaf.
Agar Anak Terhindar dari Syirik
Terdapat beberapa cara agar anak terlepas dari syirik. Salah satunya mengajarkan anak untuk mengenal dan mencintai Allah. Orang tua bertugas untuk mengenalkan anak tentang Sang Pencipta. Ajarkanlah kepada anak tentang tauhid dan jauhkan anak dari perbuatan syirik sedari kecil.
Pesan ini juga terkandung di dalam Q.S Luqman ayat 13;
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Berikutnya, ajarkan sikap ikhlas dalam berbuat. Sejak kecil, seorang anak seyogianya mulai di tanamkan sikap ikhlas. Orang tua memulai mendidik anak untuk berbuat kebajikan tanpa pamrih. Atau mengajarkan bahwa menolong orang yang membutuhkan, tak perlu meminta pamrih. Sebab Allah akan membalas amalan yang dilakukan dengan ikhlas.
Akan tetapi, jika perbuatan dibumbui dengan pamrih atau riya, niscaya tak akan mendapatkan apapun. Dalam Alquran disebutkan sebagai debu di atas batu yang dihembus angin. Tak tersisa apapun.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al Bayyinah: 5)
Kiat berikutnya, meyakinkan anak adanya balasan Allah. Buah hati ayah dan bunda penting juga diberikan pelajaran tentang balasan kebaikan dari Allah. Orang tua bisa memulai penjelasan bahwa jika anak ikhlas, maka akan dibalas dengan pelbagai kebajikan. Satu kebaikan yang ikhlas, maka balasannya 10 kebajikan yang lain.
Meskipun kadang dalam kebaikan yang dilakukan, terdapat pujian dari manusia, itu tidak lantas besar kepala dan mabuk kepayang dengan pujian itu. Seyogianya tidak ada larangan dalam menerima pujian dari manusia, tetapi sebaiknya disyukuri juga dan dikembalikan pada Allah.
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai- sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S. AI Bayyinah: 8)
Demikianlah upaya yang bisa dilakukan agar anak dapat terhindar dari perbuatan syirik menurut ajaran Islam. Semoga kita semua dijauhkan dan terhindar dari hal-hal yang bersifat mempersekutukan Allah.
2 Comments