BincangMuslimah.com – Ibadah haji adalah rukun islam yang terakhir yang dianggap sebagai penyempurna ibadah dalam Islam. Dalam firmanNya Allah menjelaskan:
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا. ومن كفر فإن الله غني عن العالمين (آل عمران:97)
“Diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”.
Layaknya ibadah lain, pelaksanaan ibadah haji memiliki banyak hikmah atau ibrah (pelajaran) yang bisa diambil dalam setiap pelaksanaannya. Hikmah ini tidak hanya berkaitan dengan kehidupan akhirat dan hubungannya dengan Tuhan, bahkan juga kehidupan di dunia dan hubungannya dengan sesama manusia. Dalam psikologi sosial hal ini dikenal dengan istilah motif teogenetis, yaitu motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan, yang terdapat pada ibadah dan kehidupan seseorang sehari-harinya. Motif ini yang menjadikan seseorang menyadari tugasnya sebagai hamba dan berusaha untuk menerapkan norma-norma agama dalam hidupnya.
Dalam kamus Lisanul Arab, kata hikmah diartikan معرفة أفضل الأشياء بأفضل العلوم””, yakni mengenali hal-hal yang paling utama dengan pengetahuan yang paling utama. Bisa disimpulkan, hikmah adalah pengetahuan atau suatu perenungan dari proses kegiatan atau rangkaian ritual ibadah seseorang sembari mengaitkannya dengan tujuan dan manfaat dalam pelaksanaannya. Hikmah di balik pelaksanaan ibadah haji bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihiraukan mengingat perintah haji, sejarah serta makna filosofisnya berkaitan langsung dengan Allah dan Nabi-nabiNya. Seperti sejarah pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di padang Arafah, juga perjuangan siti hajar mencari air dari bukit Shafa ke marwah yang saat ini menjadi perenungan bagi mereka yang melaksanakan sa’i dan lain sebagainya.
Di bawah ini beberapa hikmah pelaksanaan ibadah haji yang harus diketahui dan bisa menjadi penenang hati bagi umat muslim dalam menunaikan ibadah haji.
Jaminan surga dan ampunan Allah
Sebagaimana riwayat Abu Hurairah r.a, rasulullah SAW bersabda: “ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya dalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan baginya melainkan surga” (HR.Bukhori Muslim).
Menyatukan umat islam dari segala penjuru
Disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 27: “.. Dan berserulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa pelaksanaan ibadah haji adalah sebagai sarana menyatukan umat muslim dari segala penjuru negara yang datang semata-mata untuk mengesampingkan hal duniawi apapun kecuali menghadapkan ketakwaan kepada Allah swt. Selain itu, ayat di atas juga menjelaskan bahwa dengan melaksanakan ibadah haji berarti kita juga menerapkan apa yang telah diserukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Meningkatkan keimanan dan kedisiplinan ibadah
Sebagaimana yang telah disebutkan di awal, ibadah haji adalah penyempurna agama karena ditempatkan pada posisi terakhir dalam rukun islam. Haji juga satu-satunya ibadah yang bisa membawa peningkatan kualitas bagi ibadah-ibadah lain karena keinginan utamanya untuk meraih haji yang mabrur.
Masih banyak lagi hikmah yang bisa diambil dan direnungkan dari pelaksanaan ibadah haji. Karena ibadah haji adalah ibadah khusus bagi orang-orang yang telah ‘mampu’ untuk memenuhi panggilan Allah swt menuju rumah suci-Nya. Jadi, perlu kiranya sebagai umat muslim untuk merenungi hikmah dan makna suatu ibadah terutama hikmah pelaksanaan haji ini sebagai bentuk syukur akan adanya perintah haji juga sebagai motivasi untuk lebih semangat dalam meraihnya.
3 Comments