Ikuti Kami

Muslimah Talk

Tetangga Alami KDRT, Kita Harus Lakukan Ini

Tetangga Alami KDRT
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia seakan tiada ujungnya. Keluarga dan tetangga juga kerap alami KDRT. 

Sayangnya, meski pemerintah telah mengatur regulasi atau hukum soal KDRT, masyarakat kita masih saja menganggap KDRT adalah permasalahan privat. Tidak ada yang boleh turut ikut campur selain keluarga terkait. 

Bahkan istri yang mengadukan tindak kekerasan sang suami pada pihak berwajib terkadang kena cela. Mengadukan perbuatan suami dianggap aib yang harus dijaga oleh istri. Melapor pada pihak berwajib dianggap tidak menjaga ‘kehormatan’ suami (entah kehormatan mana yang dimiliki oleh orang yang  gemar main tangan).

Umumnya, ketika melihat ada KDRT, orang yang berada di luar rumah memilih untuk diam dan bungkam. Mungkin kita bisa melirik satu kasus yang cukup menguras jiwa. Mungkin masih lekang dalam ingatan kasus KDRT yang dilakukan oleh Nando Kusuma Wardana pada sang istri. 

Kekerasan ini berakhir mengenaskan. Sang istri, harus meregang nyawa oleh Nando dengan cara teramat keji. Nyatanya sebelum peristiwa naas tersebut, korban telah mendapatkan kekerasan hingga meninggalkan bekas luka lebam di bagian wajah. 

Naiknya kasus ini pun banjir dengan komentar warganet. Salah satu yang jadi sorotan warga pengguna internet adalah kenapa para tetangga atau orang terdekat memilih untuk diam? Padahal kekerasan dalam rumah adalah masalah serius yang perlu perhatian banyak orang. 

Padahal jelas-jelas KDRT adalah tindak pidana yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum. Regulasi ini jelas terpampang di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). 

Aturan ini sudah ada sejak 16 tahun dan sudah diimplementasikan. Regulasi ini pun tidak hanya berisi tata cara perlindungan dan jaminan negara melindungi korban saja. Tapi juga menindak pelaku dari KDRT. Lantas apa yang harus dilakukan tetangga saat melihat aksi kekerasan dalam ranah domestik ini?

Baca Juga:  Pratiwi Sudarmono: Muslimah, Putri Ningrat dan Astronot Pertama Asia

Tetangga Harus Lakukan Ini Jika Ada yang Alami KDRT

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), seseorang yang melakukan KDRT terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun dan denda hingga ratusan juta. 

Adanya UU ini, maka sudah seharusnya tetangga turun memberi bantuan. Terlebih korban KDRT dalam posisi lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin sebagian korban terlihat baik-baik saja meski telah alami kekerasan. Tapi perlu diingat, dalam hal ini bisa saja korban ditekan atau diintimidasi dalam relasi kuasa.

Bisa saja korban tidak mampu meminta pertolongan. Sehingga tetangga punya peran besar untuk mengulurkan tangan pada korban sesuai kemampuannya. Hal ini sejalan dengan Pasal 15 UU-PKDRT yang berbunyi sebagai berikut.

Setiap orang yang mendengar dan melihat atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk: 

  • Mencegah berlangsungnya tindak pidana. 
  • Memberikan perlindungan kepada korban
  • Memberikan pertolongan darurat
  • Membantu proses pengajuan permohonan perlindungan.

Lantas bagaimana jika korban tidak bisa melakukan pengajuan karena kondisi khusus seperti korban dalam kondisi pingsan, koma atau nyawanya dalam kondisi sangat terancam?

Hal ini juga telah diatur di dalam pasal 30 UU-PKDRT.  Permohonan perintah perlindungan yang diajukan oleh pihak lain (keluarga, teman, relawan, pendamping, dan lain-lain) boleh diajukan. Selain itu, masyarakat juga jangan lupakan hal yang paling utama. Yaitu mencegah sebelum munculnya kasus KDRT. 

Tokoh masyarakat yang memiliki wenang hendaknya memberikan edukasi sekaligus mensosialisasikan apa itu KDRT. Apa yang perlu dilakukan jika orang sekitar mengalami kekerasan di dalam rumah dan di luar rumah. 

Tidak hanya sampai di sana, tokoh masyarakat yang berada di suatu lingkungan perlu membuat pertemuan rutin antar warga. Pertemuan secara fisik dapat membangun kedekatan antar warga. Sehingga bersua, tidak sungkan untuk bertegur sapa. Kedekatan yang terbangun juga mendorong masyarakat untuk cepat tanggap jika ada hal yang tidak beres. 

Baca Juga:  Usia Berapa Seharusnya Anak Mulai Dikenalkan pada Pendidikan Seks?

Setelahnya pun tidak ada lagi rasa ‘tidak enakan’ ketika ada korban KDRT. Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika ada beberapa langkah yang perlu dilakukan tetangga ketika ada korban kekerasan. Mulailah menumbuhkan rasa empati dan peduli. 

Rekomendasi

Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Korban KDRT? Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Korban KDRT?

Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Korban KDRT?

Hari Anak Nasional: Anak Harus Bebas dari Perilaku Bullying dan Kekerasan Seksual Hari Anak Nasional: Anak Harus Bebas dari Perilaku Bullying dan Kekerasan Seksual

Hari Anak Nasional: Anak Harus Bebas dari Perilaku Bullying dan Kekerasan Seksual

Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Korban KDRT? Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Korban KDRT?

Jangan Menormalisasi KDRT! Yuk Kenali Jenis-Jenis Marital Rape!

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Mengenali Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Bagaimana Solusinya?

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

Connect