Ikuti Kami

Muslimah Talk

Serial “Suara Hati Istri” yang Penuh Nilai Patriarki

Suara Hati Istri: Sinetron

BincangMuslimah.Com – Masih belum lama ini serial “Suara Hati Istri” menuai polemik. Media sosial ramai mengecam penayangan sinetron tersebut karena mengajarkan nilai-nilai patriarki dan pedofilia. Pemeran Zahra dalam serial “Suara Hati Istri – Zahra” dinilai tidak pantas memerankan adegan sebagai istri. Selain dianggap sebagai pelanggaran norma dan pencekokan nila pedofilia, adegan-adegan di dalamnya seakan menormalisasi adegan “ranjang” yang dilakukan anak di bawah umur, tepatnya ia berusia 15 tahun.

Mega series “Suara Hati Istri” sudah muncul sejak Oktober 2019. Sinetron ini tayang di Indosiar pada pukul 17.00 atau 18.00 atau 19.00, tergantung keputusan penayang sinetron tersebut. Selain bisa disaksikan di channel Indosiar, ternyata serial ini juga bisa ditonton di aplikasi “Vidio”. Dalam deskripsi, “Suara Hati Istri” adalah drama rumah tangga dari sudut pandang wanita, terinspirasi dari curahan hati para istri yang terzalimi.

Serial “Suara Hati Istri” telah ditonton oleh banyak masyarakat Indonesia sampai lagunya pun terngiag-ngiang di telinga, bahkan saya sendiri yang jarang menontonnya kecuali saat berkumpul di rumah bersama keluarga. Sinetron ini telah menjadi sinetron yang menemani aktfitas istirahat masyarakat Indonesia pada umumnya.

Masyarakat umum mungkin menganggap adegan ini hanya hiburan, tapi siapa kira bahwa secara tak sadar mereka menormalisasi adegan-adegan di dalamnya dan turut terbawa perasaan. Serial ini selalu menunjukkan kekuasaan penuh seorang laki-laki atas istrinya. Adegan perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, dan poligami adalah adegan yang lekat dengan nilai-nilai patriarki.

Sejak tayangnya sinetron ini, sampai kini, perempuan selalu digambarkan sebagai sosok yang tak bisa melawan ketidakadilan dan tindakan semena-mena atas dirinya. Ini bukan sekedar menunjukkan fakta lapangan, seperti apa yang dikatakan oleh sinetron tersebut, tapi juga semacam cekokan nilai patriarki secara tak sadar yang menegaskan bahwa perempuan adalah makhluk yang tak punya kuasa atas dirinya.

Perempuan-perempuan dalam adegan serial ini hanya terbagi dua, perempuan yang tertindas oleh pasangannya dan tak punya daya atau perempuan yang merusak hubungan suami istri. Para pemeran perempuan di sini selalu digambarkan sebagai sosok yang tak punya kekuatan apapun selain menangis.

Dan belum lama ini, serial “Suara Hati Istri – Zahra” mendapat banyak kecaman dari netizen. Tagarnya sempat ramai di Twitter dan masyarakat ramai-ramai menyusun petisi agar KPI segera ambil tindakan untuk menghentikan tayangan sinetron ini. Alih-alih dihentikan, merekapun merasa tak mau rugi, pemeran Zahra sebagai istri ketiga justru diganti oleh artis lain.

Dalam tayangan vidio Youtube channel Indosiar, para pemeran diminta menanggapi komentar para penonton dan reaksi negatif atas film ini. Mereka kompak mengatakan, bahwa serial ini sama sekali tak mengajarkan poligami dan menormalisasi pedofilia, tapi justru menggambarkan kehidupan poligami yang sebenarnya.

Tentu apa yang mereka katakan tidak bisa diterima begitu saja. Terlebih saat Panji Saputra (39) tahun yang berperan sebagai Tirta menyatakan kalau sinetron ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana seharusnya suamai sebagai kepala rumah tangga bisa mengatur istri. Sungguh, ini adalah pernyataan yang sangat patriarki. Sangat terang memang, bahwa adegan-adegan dan alur cerita dalam serial ini hendak menormalisasi bahwa laki-laki bisa berkuasa penuh atas dirinya dan pasangannya. Sedangkan perempuan sebagai istri sekalipun tak punya kuasa atas dirinya apalagi untuk melawan.

Nilai-nilai ini secara tak sadar ditelan oleh para penonton. Mereka akan beranggapan bahwa kehidupan rumah tangga masyarakat urban, seperti yang terjadi dalam alur cerita tersebut adalah relasi yang tak pernah harmonis dan bahagia. Ketertindasan sebagai seorang perempuan atau kadang ditambahi dengan pemeran sebagai perempuan miskin hendak menambah tindakan marjinalisasi terhadap masyarakat kelas ekonomi ke bawah.

Tak mudah pula hanya dengan mengatakan bahwa tidak perlu menonton jika tidak suka. Atau mengatakan, tidak perlu buang-buang energi mengomentari sinetron ini. Justru masyarakat, terutama masyarakat yang telah sadar akan kebobrokan serial ini untuk serempak menolak serial ini untuk ditayangkan. Atau setidaknya bisa menyuguhkan adegan-adegan yang tak mencekoki nilai-nilai patriarki yang sudah begitu melekat.

Rekomendasi

Tubuh perempuan feminis muslim Tubuh perempuan feminis muslim

Tubuh Perempuan dalam Kacamata Feminis Muslim

Sekolah Literasi Feminis, Perkuat Narasi Feminis dan Keberagaman

sekolah perempuan indonesia maju sekolah perempuan indonesia maju

Sekolah Perempuan Indonesia; Gerbang Negara yang Lebih Maju

kartini upaya memperjuangkan emansipasi kartini upaya memperjuangkan emansipasi

Kartini dan Upaya Memperjuangkan Emansipasi

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Kajian

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Muslimah Daily

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Berita

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Ibadah

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Kajian

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Kajian

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Muslimah Talk

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect