BincangMuslimah.Com – Hampir semua golongan baik anak-anak hingga orang dewasa mempunyai ponsel cerdas (smartphone). Sayangnya, penggunaan smartphone di kalangan anak-anak tidak sepenuhnya dalam pengawasan orang tua. Padahal kemudahan akses internet untuk berselancar di dunia maya justru mengancam keselamatan anak-anak seperti maraknya Kekerasan Berbasis Gender online (KBGO). Hal ini karena para predator anak mulai menyusupi game online seperti game Roblox untuk melakukan aksinya dengan beragam trik manipulasi.
Banyak Pintu Masuk Pedofil dalam Game Online
Roblox merupakan salah satu platform game online yang sedang ramai dimainkan oleh banyak kalangan baik orang dewasa khususnya anak-anak. Game ini pertama kali produksi pada tahun 2004 oleh David Baszucki dan Erik Cassel. Penelitian Kaspersky Safe Kids menyebutkan bahwa Roblox berada di posisi kedua game paling popular dengan persentase sebesar 8,27 persen sepanjang tahun 2020 sampai 2021.
Roblox menyediakan layanan bagi pengguna untuk membuat permainan sendiri dan memainkan secara bersama orang lain dengan terhubung di waktu nyata (real time). Namun sayangnya tidak semua pengguna memainkan game ini dengan bijak dan justru menyalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan.
Dalam penelitian berjudul Komodifikasi Users pada Platform Game Online Roblox, menemukan bahwa terdapat berbagai jenis permainan yang tidak cocok untuk anak-anak karena adanya unsur kekerasan dan pornografi di dalamnya. Meskipun dalam game Roblox sendiri memiliki kebijakan untuk melindungi anak-anak, tetapi karena banyaknya pengguna dan masifnya pembuatan game maka sulit untuk mendeteksi dan melakukan control. Pihak Roblox baru mengambil tindakan apabila menerima laporan dan pengaduan dari user.
Mengutip CNN Indonensia, salah satu risiko memainkan game ini adalah maraknya pedofil atau predator anak. Meskipun terdapat fitur kontrol orang tua dan menonaktifkan fitur obrolan dalam game Roblox, pelaku kejahatan masih dapat mengakses calon korban dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga.
Dalam game Roblox, pengguna dapat merekam dan mengunggah kegiatan mereka di Roblox. Beberapa orang justru menyalahgunakan fitur ini dengan mengunggah video dengan unsur konten seksual atau kekerasan sehingga anak-anak dapat menonton dan membahayakan mereka.
Upaya Orang Tua dalam Pencegahan
Beberapa kasus pelecehan seksual di Roblox sudah terjadi. Melansir Kompas.com, seseorang mengajukan gugatan kepada perusahaan online Roblox Corp ke pengadilan San Fransisco dengan tuduhan adanya eksploitasi seksual dan finansial terhadap seorang gadis.
Dalam kasus tersebut, sejak awal tahun 2020, SU mulai berinteraksi dengan pria dewasa lewat platform Roblox. Interaksi tersebut kemudian mendorongnya untuk membuat akun di Discord, Snapchat, dan Instagram agar dapat melanjutkan komunikasi, sebagaimana disebutkan dalam gugatan.
Untuk mencegah semakin meningkatnya jumlah kasus KBGO pada anak melalui game Roblox, orang tua sebaiknya melakukan tindakan. Lalu upaya pencegahan apa saja yang dilakukan orang tua atau orang dewasa?
Dalam upaya pencegahan, jurnal berjudul Peran Orang Tua Dalam Mencegah Anak Kecanduan Bermain Game Online Di Era Digital, menyebutkan bahwa peran orang tua tidak hanya membagi atau membatasi anak dalam bermain game online. Orang tua dapat mengambil langkah-langkah meliputi: pendampingan, pengawasan, dan komunikasi.
Untuk mengurangi kecanduan game online, sebaiknya orang tua memberi contoh yang baik kepada anak. Seperti tidak menggunakan hp secara berlebih di hadapan anak. Sebab, pada masa golden age, anak-anak akan cenderung meniru apa yang orang tua lakukan.
Tidak bijak bermain game online seperti Roblox dapat memberikan dampak negatif pada anak seperti bermain tanpa batas waktu, prestasi menurun, enggan bersosialisasi, bahkan sampai dampak kesehatan. Bahkan dampak terburuknya ialah ancaman predator anak dalam melakukan aksi KBGO.