Ikuti Kami

Muslimah Talk

Review Film: Wadjda dan Eksistensi Perempuan Arab

Wadjda Eksistensi Perempuan Arab
Source: www.sbs.com.au

BincangMuslimah.Com – Pembahasan mengenai perempuan Arab merupakan persoalan yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Entah persoalan kaum Jahiliyah yang mempunyai tradisi yang bias gender, seperti mengubur hidup-hidup bayi perempuan atau mendiskriminasi keberadaan perempuan oleh masyarakat.

Islam datang dengan membawa pengetahuan baru bagi mereka, bahwasannya perempuan juga memiiki posisi yang sama seperti laki-laki. Akan tetapi, sampai sekarang, yang terjadi di Arab masih erat dengan tradisi dan budaya yang melekat. Demikianlah yang saya dapati ketika menonton film Wadjda ini yang cukup merepresentasikan eksistensi perempuan Arab kala itu.

“Wadjda” merupakan film yang berlatar belakang negara Arab. Di bawah naungan produksi Gerhard Maixer dan Roman Paul. Disutradarai dan ditulis oleh Haifa Al-Mansur  yang dirilis pada 2012. Karakter Wadjda sendiri diperankan oleh Waad Mohammed dan pemeran pendukung lainnya seperti Abdurrahman Ghoni, Reem Abdullah, Ahd, dan lain-lain.

Film ini menceritakan sosok anak perempuannyang berusia 10 tahun yang bernama Wadjda, gadis kecil yang lahir di Riyadh, Arab Saudi. Sebuah daerah yang kental akan tradisi dan budaya yang tertutup bagi perempuan. Film ini memperlihatkan bagaimana kondisi subordinasi perempuan yang melekat pada masyarakat Arab yang terjadi sampai sekarang. 

Subordinasi merupakan sebuah pandangan bahwasannya ada golongan yang lebih rendah dan dominan dalam suatu kelompok. Subordinasi bisa terjadi baik di ruang privat maupun publik. Di mana laki-laki mendominasi di beberapa aspek, sehingga menimbulkan adanya ketimpangan dalam relasi. Selain itu, perempuan tidak diberi ruang di publik layaknya laki-laki.

Dalam ruang privat dapat kita lihat ketika Ayah Wadjda, sebagai kepala keluarga. Mereka beranggapan bahwa dalam relasi suami-istri, sang suami mempunyai kuasa penuh atas istri. Jadi semua keputusan ada di tangan suami. Untuk menghindari fitnah, ibunya yang berprofesi sebagai guru harus diantar jemput ke tempat mengajar dengan sopir khusus, tentunya dengan pakaian yang menutup seluruh badannya terkecualikan mata. 

Baca Juga:  Busrah binti Shafwan : Guru Hadis Para Sahabat Nabi

Dalam tradisi Masyarakat Arab Jahiliyah, kedudukan tinggi seseorang juga berdasarkan dari nasab ayah. Perempuan tidak mempunyai andil dalam silsilah keluarga, untuk itu dengan mudahnya peran perempuan dianggap tidak penting lagi. ‘Kau tidak akan pernah tertulis dalam silsilah itu, karena kau seorang perempuan. Jika kau menginginkannya, maka kau harus menjadi laki-laki’ pungkas sang Ibu. Kebiasaan masyarakat Arab Jahili tersebut dilakukan secara terus-menerus hingga menjadi sebuah tradisi, artinya siapapun tidak boleh melanggarnya.  

 Dalam ruang publik, perempuan dianggap sebagai sumber fitnah. Untuk itu, banyak aturan-aturan yang dibuat di antaranya yaitu memotong interaksi antara lak-laki dan perempuan. Pemisahan sekolah antar laki-laki dan perempuan juga ditujukan memotong interaksi tersebut. 

Berbeda dengan Wadjda, bocah 10 tahun tersebut mempunyai sahabat karib lawan jenis yang bernama Abdullah. Tetunya, banyak kontra yang terjadi, pasalnya laki-laki dan perempuan dilarang saling berinteraksi, baik anak-anak maupun dewasa. Tak jarang Ibunya memarahi Wadjda untuk menjauhi pertemanan lawan jenis.

Pada suatu hari, ketika sedang bermain, Wadjda mendapati Abdullah yang menaiki sepeda, karena rasa penasaran tersebut, Wadjda meminta untuk menaiki sepeda tersebut. Akan tetapi, sesuai tradisi yang ada, perempuan Arab dilarang menaiki sepeda dengan alasan apapun. Hal tersebut juga mendapat pertentangan di berbagai pihak, ibunya salah satunya.

Berbagai cara dilakukan agar dia mendapatkan sepeda. Tak lama, pihak sekolah mengumumkan perlombaan tilawah, untuk juaranya mendapat imbalan uang. Akhirnya, Wadjda memutuskan untuk mengikuti lomba tersebut. Setelah melalui lika-liku, Wadjda berhasil memenangkan lomba tersebut, Sang Guru mempertanyakan untuk apa digunakan uang tersebut. Mendengar bahwasannya Wadjda menginginkan untuk membeli sepeda, Sang Guru merasa marah besar, bahwasannya sesuatu yang ada sejak dulu harus tetap dipertahankan.  

Baca Juga:  Nyai Makkiyah As’ad; Ulama Perempuan Pengasuh Tiga Pesantren Besar

Mendapati adanya ketimpangan-ketimpangan tersebut tak lantas membuat Wadjda bernyali ciut. Larangan-larangan tersebut diadopsi masyarakat secara terus-menerus hingga menjadi tradisi. Pelumrahan akan tradisi menunjukkan bahwa masyarakat tidak sadar akan keterkungkungannya. Tentunya sulit juga bagi perempuan Arab untuk keluar dari kungkungan tersebut. 

Film Wadjda yang merepresentasikan eksistensi perempuan Arab ini merupakan refleksi bagaimana masih banyak perempuan di luar sana yang mendapatkan perilaku yang tidak adil, kungkungan tradisi dan banyak lagi. Karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama. 

 

Rekomendasi

The Story of Moses  The Story of Moses 

Review Film Testament: The Story of Moses 

Film Ipar Adalah Maut Film Ipar Adalah Maut

Review Film Ipar Adalah Maut; Badai Besar Bermula Dari Angin yang Tak Terlihat

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

butet manurung model barbie butet manurung model barbie

Butet Manurung, Dari Sokola Rimba Hingga Global Role Model Barbie

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect