Ikuti Kami

Muslimah Talk

Minim Pembalut, Perempuan Palestina Terpaksa Konsumsi Pil Penunda Haid

Perempuan Palestina Pil Haid
Source: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Palestina sedang mengalami krisis akibat serangan zionis termasuk krisis ekonomi dan juga jaringan. Krisis ekonomi ini juga merambat kepada pemasokan kebutuhan masyarakat termasuk pangan dan obat-obatan. Tidak terkecuali pemasokan pembalut yang sangat dibutuhkan perempuan. Kurangnya pasokan pembalut ini, membuat para perempuan Palestina terpaksa mengonsumsi pil penunda haid untuk meminimalisir kebutuhan terhadap pembalut. 

Kejahatan tentara zionis yang menimpa Palestina memang tidak hanya menimpa sektor pemerintahannya saja. Namun juga mengorbankan warga sipil, termasuk perempuan bahkan anak-anak. Mulai dari rumah pemukiman, rumah sakit, hingga sekolah-sekolah mereka dihancurkan. Hal ini membuat warga Palestina mengalami banyak kesulitan bahkan hanya sekedar air bersih. Padahal air merupakan sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan.

Kebutuhan pokok lain seperti pembalut dan alat kebersihan menstruasi lainnya untuk perempuan pun sulit didapat. Kesulitan-kesulitan inilah yang menjadi alasan bagi perempuan Palestina terpaksa mengonsumsi pil penunda haid.

Mengonsumsi pil penunda haid bukan tidak memiliki resiko. Banyak resiko yang harus diterima perempuan yang mengonsumsi pil tersebut. Seperti nyeri perut, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan peningkatan berat badan hingga pendarahan. 

Untuk menjawab hukum dari mengonsumsi pil penunda haid sendiri, kita bisa mengutip pendapat dari Prof. Dr. Muhammad Ibrahim al-Hafnawi di dalam kitab Fatawa Syar’iyyah Mu’ashiroh halaman 280,

وتناول هذه الحبوب لأجل الصوم ليس ممنوعا شرعا، لأنه لا يوجد دليل على المنع، اللهم إلا إذا ثبت أنه يلحق الضرر بالمرأة لقوله صلى الله عليه وسلم لا ضرر ولا ضرار. ففي هذه الحالة يحرم تناولها. لذلك فمن الأفضل عند إرادة تناولها مشاورة طبيب مختص، إلا إذا كانت معتادة عليها، ولا يلحقها ضرر بسببها. والله اعلم

Baca Juga:  Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Artinya: “Mengonsumsi obat ini (penunda haid) karena alasan berpuasa tidak dilarang secara syariat karena tidak ditemukan dalil yang melarangnya. Kecuali jika terbukti terdapat sesuatu yang bisa membahayakan si perempuan berdasarkan sabda Rasulullah saw, tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. Sehingga dalam kondisi ini diharamkan mengonsumsi obat tersebut. Oleh karena itu, termasuk sesuatu yang paling utama ketika ingin mengonsumsi obat (penunda haid) tersebut adalah mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter khusus. Kecuali sudah menjadi kebiasaan si perempuan untuk mengonsumsi obat tersebut. Dan tidak menimbulkan bahaya sebab mengonsumsi obat tersebut. Wallahua’lam.”

Dari keterangan ini, dapat dipahami bahwa hukum asal dari mengonsumsi pil penunda haid adalah boleh karena tidak ada dalil yang melarang hal tersebut. Namun, mengonsumsi pil penunda haid ini bisa menjadi haram ketika mengonsumsi pil tersebut dapat membahayakan si perempuan.

Bagaimana hukum mengonsumsi pil penunda haid melihat keadaan perempuan Palestina? 

Dalam konteks perempuan Palestina, mereka memang berpotensi untuk mengalami efek samping dari mengonsumsi pil penunda haid. Namun, ketika mereka tidak mengonsumsi pil tersebut maka mereka akan mendapatkan kesulitan lain seperti kekurangan alat kebersihan untuk menstruasi seperti pembalut, tisu atau lainnya dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang sangat dibutuhkan.

Dalam kondisi demikian, hukum dari mengonsumsi pil penunda haid dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan kesulitan dari dampak yang ditimbulkan ketika mengonsumsi pil penunda haid dan memilih kesulitan atau bahaya yang paling kecil sebagaimana kaidah fikih:

إذا تعارض مفسدتان رُوعي أعظمُهما ضررًا بارتكاب أخفهما

Artinya: “Apabila ada dua kerusakan yang bertentangan maka bahaya yang lebih besar harus dijaga (dihindari) dengan melakukan kerusakan yang lebih ringan.”

Baca Juga:  Sufi Perempuan Indonesia dalam Teks-teks Kuno  

Dengan demikian, dalam konteks ini mengonsumsi pil penunda haid lebih dianjurkan ketika perempuan Palestina merasa lebih sulit untuk menjaga kebersihan diri dan tempat yang ia tinggali dibandingkan menahan nyeri yang ditimbulkan ketika mengonsumsi pil penunda haid. Sebaliknya, jika efek samping dari mengonsumsi pil penunda haid lebih berbahaya seperti perempuan tersebut mengalami pendarahan dan mencari alat kebersihan menstruasi masih mungkin untuk diusahakan, lebih baik perempuan tersebut tidak mengonsumsi pil penunda haid.

Wallahu a’lam.

Rekomendasi

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang? Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang?

Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang?

Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin

Biografi Ning Amiroh Alauddin; Pendakwah Fikih Perempuan Melalui Media Sosial

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Membumikan Pancasila Generasi Milenial Membumikan Pancasila Generasi Milenial

Membumikan Pancasila Pada Generasi Milenial

Muslimah Talk

risiko nikah muda risiko nikah muda

Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

Kajian

Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at? Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at?

Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at?

Kajian

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan

Muslimah Talk

Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital? Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital?

Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital?

Muslimah Talk

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Muslimah Talk

Inilah 12 Sunah Yang Bisa Dilakukan Muadzin Inilah 12 Sunah Yang Bisa Dilakukan Muadzin

Inilah 12 Sunah Yang Bisa Dilakukan Muadzin

Kajian

Benazir Buttho: Perdana Menteri Muslimah Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Trending

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (bag 1)

Kajian

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Muslimah Talk

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

risiko nikah muda risiko nikah muda

Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

Kajian

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Khaulah Binti Qais; Perempuan Pertama yang Kesaksiannya Disetarakan dengan Laki-laki

Muslimah Talk

Connect