BincangMuslimah.Com – Beratnya menjalani masa kehamilan, membuat ibadah puasa termasuk salah satu keadaan dimana perempuan mendapatkan keringanan tidak berpuasa jika puasa dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan. Namun jika masih mampu menjalaninya, ibu hamil tetap dianjurkan menjalani puasa. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas seputar tips puasa bagi ibu hamil. (Baca juga: hukum puasa bagi ibu hamil)
Mulai di trimester pertama atau tiga bulan pertama, hormon kehamilan terus diproduksi dalam jumlah banyak untuk mempertahankan kandungan sampai 9 bulan ke depan. Trimester kehamilan pertama resmi terhitung dari hari pertama haid terakhir Anda sampai akhir minggu ke-13 setelahnya.
Di awal trimester pertama, ada sekitar 25% wanita hamil muda yang mengalami perdarahan ringan. Munculnya bercak darah dari vagina ini menandakan bahwa embrio hasil pembuahan telah berhasil menempel di dinding rahim. Selain itu, payudara juga mulai nyeri dan bengkak. Hal tersebut terjadi disebabkan perubahan hormon tubuh yang sedang mempersiapkan produksi ASI untuk bayi menyusui nantinya.
Selama kehamilan trimester pertama, kadar hormon progesteron ibu hamil akan melonjak. Perubahan hormon ini akan menyebabkan usus mencerna makanan lebih lambat. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan berserat lebih banyak saat mengalami sembelit.
Dilansir dari laman WebMD, mual-mual di pagi hari (morning sickness) adalah salah satu gejala kehamilan yang paling sering terjadi di trimester 1. Hampir 90% ibu hamil mengalaminya di tiga bulan pertama kehamilan. Sensasi mual juga bisa disertai muntah, dan bisa terjadi kapan saja sepanjang hari. Kondisi ini terjadi akibat tubuh yang “kaget” selama mengalami peningkatan hormon hamil.
Dengan kondisi yang terbilang cukup mengkhawatirkan tersebut, ibu yang hamil masuk ke trimester pertama biasanya membutuhkan aturan khusus agar puasa dan kehamilannya baik-baik saja.
Tips pertama yang perlu dilakukan sebelum berpuasa adalah konsultasi terlebih dahulu pada dokter kandungan. Keadaan pada trimester pertama setiap ibu hamil berbeda-beda, hal ini perlu dipastikan berdasarkan hasil pemeriksaan.
Beberapa sumber menyatakan puasa paling aman dilakukan saat usia kandungan 4-7 bulan. Kekurangan cairan atau dehidrasi bisa menyebabkan kontraksi, oleh karena itu apabila ibu hamil berpuasa kemudian terjadi kontraksi atau keluhan lain, sebaiknya pertimbangkan untuk segera berhenti berpuasa dan pergi ke dokter untuk mencari pertolongan.
Tips kedua bagi ibu hamil trimester pertama adalah minum banyak air. Pastikan ibu hamil minum banyak air saat berbuka puasa dan sahur. Ibu hamil perlu minum air setidaknya 8 gelas atau 2 liter per hari. Ini penting agar ibu hamil terhindar dari dehidrasi saat puasa. Jika ibu hamil merasa sangat haus, lemas, pusing, dan ingin pingsan di tengah-tengah puasa, sebaiknya batalkan puasa untuk mencegah kemungkinan hal buruk yang bisa terjadi. Hindari minum minuman berkafein, seperti teh, kopi, dan minuman bersoda karena minuman ini mendorong lebih banyak cairan hilang dari tubuh.
Dan tips puasa terakhir adalah makan makanan yang bergizi selama hamil. Saat hamil trimester pertama dan menjalankan puasa, konsumsilah berbagai macam jenis makanan, sehingga kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral terpenuhi dengan baik. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak 5 porsi per hari untuk bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Pastikan juga ibu hamil mengonsumsi makanan sumber folat, zat besi, vitamin A, dan kalsium, yang bisa diperoleh dari sayuran hijau, daging, dan susu. Zat-zat gizi tersebut penting untuk dipenuhi di masa-masa awal kehamilan. Juga hindari konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi tapi nol zat gizi. Makanan ini hanya akan membuat ibu hamil kenyang tapi tidak menyumbang banyak gizi.
Dengan memperhatikan tiga point di atas, insya Allah kondisi ibu hamil, janin, dan ibadahnya baik. Namun jika kondisi tiba-tiba menunjukkan keadaan yang kurang baik seperti terjadi mual, pusing, lemas berlebihan dan lain-lain, sebaiknya tidak melanjutkan puasa dan kembali konsultasi pada dokter kandungan.