BincangMuslimah.Com– Rasa cinta dan kasih sayang sudah menjadi sebuah fitrah yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya. Cinta yang paling diutamakan ialah cinta keapda Allah swt dan rasul-Nya. Dalam bahasa Arab dikenal dengan “mahabbah” yang berasal dari kata “hubb”.
Ibn Qayyim al-Jauziyah yang diinformasikan oleh Abdul Mujib (Ibn Qayyim a-Jauziyyah : 1992), telah menjelaskan 10 kualitas atau tingkatan-tingkatan dalam cinta. Diantaranya ialah:
- al-‘Alaqah, yaitu cinta karena ada rasa ketergantungan hati kepada kekasih. Orang yang cinta akan tergantung kepada banyak hal. Hati, jiwanya, cita-cita, harapan, dan amsa depannya menjadi tergantung.
- Al-Iradah, cinta karena ada tendensi atau keinginan hati serta menuntut sesuatu kepada sang kekasih. Cinta cenderung menuntut pada sang kekasih agar perasaan, perhatian diberikan kepada pencipta.
- Al-Shababah, cinta yang mana hati tercurahkan pada apa yang dicintai, sehingga dirinya tidak dapat mengendalikan hatinya. Kecenderungan tingkatan ini sudah menetap. Hatinya telah cenderung pada satu objek yang menetap sehingga tidak akan berpaling pada objek yang lain.
- Al-Gharam Yaitu tingkatan sudah ditahap sangat cinta. Dimana banyak berkorban, dan menggadaikan waktunya dan menghabiskan rasa cintanya kepada sang kekasih sehingga tak ada sedikit pun untuk mencintai dirinya sendiri. Maka dari itu, orang yang bercinta diibaratkan banyak hutang cinta, karena ia melupakan kebutuhan cinta pada diri sendiri selain kekasihnya.
- Al-Widdad, yaitu kemurnian, ketulusan, dan kedalaman cinta. Seseorang yang dipenuhi dengan rasa lapang tidak akan kosong dan dipengaruhi hal-hal buruk. Widdad juga merupakan salah satu asma Allah yang bermakna dicintai (al-Maudud) dan mencintai (al-Wad).
- Al-Syaghaf, yakni cinta ini telah sampai ditahap kedalaman hati. Kedalaman hati ini juga biasanya dikenal dengan kasmaran. Hati yang ikhlas menerima dan selalu mencintai.
- Al-Isyq, yaitu cinta yang mengasyikkan. Seseorang akan asik bersama orang yang dicintainya, menghabiskan waktu bersama seperti orang yang sedang dimabuk cinta yang terlalu asik bersama hingga tak mengenal waktu. Isyq memiliki arti cinta yang telah mencapai tahap puncak.
- Al-Tatayyum, yaitu cinta yang diakibatkan rasa penghambaan. Cinta ini diibaratkan anak kepada orang tuanya, yang mana cintanya dalam bentuk merendahkan diri.
- Al-Ta’abbud, yakni cinta dimana seseorang (hamba) merasakan bahwa dirinya dimiliki oleh yang dicintai (Allah swt). Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa hakikat penghambaan adalah puncak dari cinta.
- Al-Khallah, yaitu cinta dimana ruh telah menyatu, sehingga tidak ada ruang yang kosong bagi yang lain untuk masuk. Cinta ini hanya dimiliki oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad, sehingga keduanya disebut al-Khalil, Seperti dalam Qs. an-Nisa:125)
وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kecintaan-Nya”.
Jika kita berasumsi bahwa cinta menjadi sumber kebahagiaan, maka kesepuluh peringkat cinta itu benar-benar harus dicapai semaksimal mungkin, Kualitas cinta bukan diperoleh dengan gratis, melainkan dengan pengorbanan bahkan penderitaan. Seseorang boleh mundur satu atau dua langkah untuk menggapai kebahagiaan cinta.