BincangMuslimah.Com – Banyak perempuan tak mengindahkan kehidupan yang bersih dan sehat selama menstruasi. Padahal, haid atau menstruasi adalah barometer kesehatan seorang perempuan.
Aspek kesehatan perempuan dinilai dari keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, ataupun sosial. Paling penting, apa yang sebenarnya menentukan kesehatan perempuan adalah kesehatan reproduksi.
Seorang perempuan mesti mengetahui pola dan jarak dari haid dengan cara mencatat waktu haid sejak mulai, selesai, hingga masa suci. Perempuan juga mesti mengetahui tentang darah haid agar bisa membedakannya dengan darah lain seperti darah nifas.
Diperlukan ketelitian dalam menilai jadwal haid. Sebab, ketelitian sangat berkaitan dengan kesempurnaan ibadah. Kewajiban menjaga kesehatan dan kebersihan dalam menstruasi di banyak tempat hampir diabaikan oleh banyak orang.
Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, bisa karena adanya ketidaktahuan. Kedua, bisa juga karena kurangnya perhatian dalam mengikuti apa yang mesti dilakukan dalam menghitung waktu menstruasi.
Sudah saatnya masyarakat membiasakan hidup bersih dan sehat selama periode menstruasi. Kebiasaan ini memerlukan dukungan fasilitas yang memadai. Sebab, hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja, tapi juga mesti menjadi perhatian semua pihak.
Perhatian tersebut mesti ditegakkan terutama di ruang publik seperti sekolah, masjid, mall, tempat wisata, rumah sakit, stasiun, terminal, pasar, dan lain sebagainya.
Sebab, haid atau menstruasi adalah salah satu darah yang keluar dari kemaluan perempuan secara teratur setiap bulan. Perempuan yang masih dalam masa reproduksi akan mengalami haid setiap bulan.
Sementara itu, perempuan yang sudah melewati masa reproduksi tidak akan haid dan mengalami menopause sehingga mungkin tidak bisa hamil.
Haid bagi perempuan sering diartikan sebagai sebuah kelemahan. Perempuan yang sedang haid dianggap tidak bisa leluasa beribadah seperti laki-laki. Sebenarnya, haid adalah nikmat besar dari Allah Swt.
Oleh karena itu, anggapan bahwa haid adalah kekurangan dan kelemahan bagi perempuan tidak sepenuhnya benar. Perempuan yang sedang haid justru menandakan bahwa kesehatan reproduksinya normal.
Salim ibn Samir al-Hadhrami dalam Matn Safinat al-Najah (2009) mencatat bahwa dalam Islam, perempuan haid memang diharamkan melakukan sebagian ibadah. Di antara ibadah ini adalah shalat, puasa, dan membaca Alquran.
Meski begitu, mereka masih diperbolehkan melakukan banyak ibadah lain seperti berzikir kepada Allah Swt. dengan lisannya atau dengan hatinya.[]