Ikuti Kami

Khazanah

Peran Perempuan dalam Peristiwa Turunnya Alquran

Perempuan: Perspektif Filsafat-Tasawuf
Source: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Sayyidah Khadijah ialah orang pertama yang meyakini kebenaran wahyu yang turun kepada Rasul. Dia, seorang perempuan yang memiliki peran penting di balik peristiwa turunnya Alquran. Setelah Nabi saw. pulang dari Gua Hira, ia merasakan takut, gelisah, dan dengan tubuh masih gemetar karena bertemu dengan malaikat Jibril yang mendeklarasikan kerasulannya. Istri tercintanya-lah yang menenangkan hati serta meyakinkan Nabi Muhammad. Khadijah memiliki peran yang besar saat peristiwa turunnya Alquran.

Sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah an-Nabawiyah (h. 93-94). Saat Rasulullah menerima wahyu pertama kali di gua Hira, waktu itu Nabi saw. sedang bertahanuts (mengisolasikan diri dari keramaian) pada malam Senin bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad.

Sampai kemudian Malaikat Jibril yang membawa kitab datang menghampirinya dan meminta Nabi untuk membaca wahyu pada kitab itu. Sebanyak empat kali Jibril meminta, sebanyak itu pula Nabi tidak menyanggupinya, meskipun Jibril juga berkali-kali memeluk erat Nabi untuk menguatkannya. Sampai kemudian Jibril menuntun Nabi membaca ayat 1 sampai 5 surah al-Alaq, sehingga Nabi dapat membacanya. 

Setelah menerima wahyu pertama dan telah terpatri kuat dalam hatinya, Nabi saw. benar-benar mengalami tekanan jiwa yang luar biasa. Dalam kondisi kalut, beliau langsung menghampiri istrinya dan berbaring dipangkuannya. Setelah menceritakan pengalaman, kekhawatiran, bahkan keraguan akan kejadian yang ia  alami kepada istrinya, Sayyidah Khadijah dengan suara lembut dan menyejukkan jiwa meyakinkan Nabi Saw.

“Sama sekali tidak. Wallahi, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkau selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengupayakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran.” Usaha Siti Khadijah menenangkan Nabi. 

Baca Juga:  Perjanjian Damai Sulaiman Al-Qanuni dengan Perancis: Umat Kristen Diperbolehkan Melaksanakan Ibadah

Ia juga berusaha untuk menyemangati Nabi, “Wahai Abu al-Qasim, berilah kabar gembira (kepada umat manusia atas kerasulanmu), teguhlah, percaya dirilah! Sungguh, aku pun mengharapkan engkau menjadi sosok Nabi untuk umat ini!”

Setelah menenangkan hati sang Rasul, Sayyidah Khadijah mengajaknya menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal yang ketika itu telah berusia lanjut dan dikenal sebagai penganut agama Nasrani sejak zaman Jahiliyah. Ia pandai menulis al-Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis.

Kedatangan keduanya menemui Waraqah ialah untuk lebih memastikan kejadian-kejadian yang dialami oleh Nabi adalah tanda-tanda kenabian dan kerasulan atau bukan. Khadijah juga berharap, perjumpaannya itu bisa melepas kegundahan yang melanda hati Nabi saw. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai anak pamanku, dengarkan kabar dari anak saudaramu ini.”

Waraqah kemudian langsung bertanya kepada Nabi, “Wahai anak saudaraku. Apa yang terjadi atas dirimu?” Dan Rasulullah pun menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya.

Setelah mendengar semuanya, Waraqah berkata lagi kepada Nabi, “(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah kepada Musa. Mudah-mudahan aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu.”

Mendengar itu, Nabi saw. pun bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih mendapati hari itu niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya”. Tidak berapa lama kemudian Waraqah tutup usia.” (HR. Al Bukhari no. 6982) 

Tidak hanya sampai di situ, dalam satu riwayat diceritakan bahwa Siti Khadijah tetap berusaha meyakinkan Nabi bahwa yang mendatanginya bukan setan, melainkan malaikat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang dinukil oleh Ibnu Hisyam, bahwasanya ia meminta Nabi Muhammad memberitahunya apabila Jibril datang menemui beliau kembali. 

Baca Juga:  Hukum Menyetubuhi Istri Saat Haid

Suatu ketika Nabi saw. melihat sosok Malaikat Jibril dan segera memberitahu istrinya atas kedatangan malaikat yang menyampaikan wahyu tersebut. Ketika Jibril datang, Siti Khadijah meminta Nabi Muhammad duduk di paha kanannya, sambil bertanya apakah beliau masih melihat malaikat itu. Beliau menjawab, ‘masih’. 

Lalu ia meminta Nabi saw. duduk di paha kirinya dan ternyata Nabi juga masih melihat Jibril. Sayyidah Khadijah pun meminta beliau duduk di pangkuannya dan Jibril masih terlihat juga oleh Nabi. Sampai, kemudian ia membuka auratnya dan Nabi tidak lagi melihat kehadiran Jibril. 

Setelah itu Khadijah berkata dengan tersenyum manis kepada suami tercintanya itu, “Wahai Rasulullah, berteguh hatilah dan bergembiralah. Demi Allah sesungguhnya yang engkau lihat itu adalah malaikat bukan setan.” Hal itu dapat dipahaminya, sebab Siti Khadijah juga telah banyak mempelajari tanda-tanda kenabian dari kitab-kitab samawi sebelumnya.

Dari kisah Sayyidah Khadijah ini, kita belajar tentang peran besar seorang perempuan, melalui peristiwa turunnya Alquran yang paling agung dalam sejarah umat Islam.  Sayyidah Khadijah yang berhasil memerankan diri sebagai istri setia menemani kegelisahan Nabi saw., di mana ia bukan hanya selalu ada di sisi Rasulullah, namun juga menunjukkan bijaksananya dan pengetahuannya yang dalam sebagai seorang istri yang salehah.[]

Rekomendasi

menabuh rebana perayaan maulid menabuh rebana perayaan maulid

Hukum Menabuh Rebana Ketika Peraayaan Maulid

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Kisah Patah Hati Sayyidah Khadijah

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Aleta Baun Aktivis Ekofeminisme Aleta Baun Aktivis Ekofeminisme

Aleta Baun, Aktivis Ekofeminisme dari Timur Indonesia

Muslimah Talk

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera

Berita

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

mandi idul fitri perempuan mandi idul fitri perempuan

Niat Mandi Wajib Setelah Haid

Ibadah

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan? Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Kajian

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh? Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect