BincangMuslimah.Com – Beberapa tahun terakhir, trend hidup minimalis menjadi booming. Pencetus dari gaya hidup minimalis adalah Joshua Field Millburn dan Ryann Nicodemus, dua pemuda yang berasal dari Amerika. Keduanya menyebarkan konsep tersebut melalui tulisan di blog, buku, podcast, bahkan film-film di Netflix. Para youtuber pun banyak sekali membuat konsep hidup minimalis dan cara mempraktikkannya. Padahal, jika kita telusuri, konsep hidup minimalis telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Seperti namanya, gaya hidup minimalis adalah memiliki barang seminim mungkin atau sesuai kebutuhan saja. Mobilitas fashion yang serba cepat atau yang terkenal dengan fast fashion membuat manusia, terutama masyarakat urban memiliki banyak barang karena selalu mau mengikuti trend fashion.
Tidak hanya di bidang fashion, mereka juga selalu mengikuti trend di bidang kosmetik, sport, makanan atau produk-produk lainnya yang sering mengeluarkan produk baru dari berbagai brand. Rasa takut tertinggal oleh trend membuat manusia selalu ingin memiliki produk baru yang sedang ramai dipakai banyak orang. Terlebih di era disrupsi dan kesibukan bermain media sosial, iklan produk di mana-mana, baik Instagram, Twitter, dan Facebook.
Padahal konsep hidup minimalis juga sudah dipraktikkan oleh Rasulullah melalui kesehariannya yang lalu diikuti oleh para sahabat, tabi’in, tabi’i tabi’in, dan ulama saat ini. Dalam Islam, konsep hidup minimalis disebut zuhud. Beberapa hadis menceritakan sikap Rasulullah yang sangat zuhud. Salah satunya hadis dari Aisyah:
حَدَّثَنِي عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ طَعَامِ بُرٍّ ثَلَاثَ لَيَالٍ تِبَاعًا حَتَّى قُبِضَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Utsman] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] dia berkata; “Semenjak tiba di Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasa kenyang dari makanan gandum hingga tiga malam berturut-turut sampai beliau meninggal.” (HR. Bukhari)
Pada zaman Rasulullah, gandum menjadi makanan pokok. Artinya, Rasulullah menunjukkan sikap sederhana dalam mengkonsumsi makanan dan tidak terlampau kenyang saat mengkonsumsinya. Rasulullah juga sudah mengajarkan adab untuk makan dan minum, salah satunya adalah tidak berlebih-lebihan. Tapi seringkali kita mengkonsumsi makanan hanya ingin mengikuti trend belaka bahkan sampai sering membuangnya.
Selain dalam pola makan, Rasulullah juga sederhana sekali dalam memiliki furniture di rumah. Dalam suatu riwayat Rasulullah hanya tidur di atas alas tikar tipis:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكِنْدِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ أَخْبَرَنِي الْمَسْعُودِيُّ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً فَقَالَ مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Abdurrahman Al Kindi] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Hubab] telah mengkhabarkan kepadaku [Al Mas’udi] telah menceritakan kepada kami [‘Amru bin Murrah] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [‘Abdullah] berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam tidur diatas tikar lalu beliau bangun, tikar itu membekas di lambung beliau, kami berkata: Andai kami membuatkan hamparan lunak untuk anda. Beliau bersabda: “Apa urusanku dengan dunia, aku di dunia tidak lain seperti pengendara yang bernaung di bawah pohon setelah itu pergi dan meninggalkannya.” Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.
Tentu, kita akui bahwa meniru gaya hidup Rasulullah yang sangat sederhana bahkan bagi kami terlampau sederhana adalah hal yang paling sulit meski Rasulullah bisa memiliki kehidupan yang sangat mewah karena beliau bukan hanya seorang Nabi, tapi juga penguasa Jazirah Arab, tokoh masyarakat Arab, dan manusia terpandang. Tapi Rasulullah memilih kehidupan yang sederhana saja sebab merasa tak perlu hidup bermewah-mewahan.
Apa saja yang bisa diteladani oleh kita dari apa yang telah Rasulullah lakukan:
- Membeli Barang Sesuai Kebutuhan
Belilah barang sesuai kebutuhan saja, bukan karena keinginan memiliki barang baru atau bahkan sekedar mengikuti trend saja. Terlebih saat ini trend fast fashion sangat menggoda untuk diikuti. Karena selain membuang uang, kita juga akan sering mengabaikan banyak barang yang tidak terpakai meski masih layak dikenakan.
- Menyedekahkan Barang Layak Yang Tak Terpakai
Salah satu konsep hidup minimalis yang diajarkan oleh Field dan Ryan adalah decluttering, yaitu memilah barang yang masih dipakai dan tidak terpakai. Ada yang sebagian disumbangkan ada juga yang sebagian didaur ulang atau bahkan dibuang jika sudah tak layak.
Sedekah juga merupakan hal yang diajarkan oleh Islam. Memangkas kesenjangan ekonomi di masyarakat adalah tujuan yang bersifat sosial dalam ibadah sedekah. Ini membuktikan bahwa ajaran Islam tidak hanya memandang kepentingan individu, hubungan hamba dengan Allah, tapi juga hubugan dengan sesama manusia.
Maka dalam memiliki pakaian atau barang lainnya, sebaiknya sesuai kebutuhan saja agar tak banyak barang yang akhirnya terbengkalai, lupa dikenakan dan akhirnya tak terpakai. Bahkan malah nantinya akan menumpuk limbah atau sampah.
- Mencatat Keperluan Sebelum Membeli
Seringkali kita hanya lapar mata jika mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan. Membeli barang bukan karena butuh tapi karena melihat barang itu bagus atau lucu. Tentu jika nafsu terus diikuti kita akan sulit mengendalikannya. Biasakan mencatat keperluan sebelum mengunjungi pusat perbelanjaan agar tak membeli banyak barang yang akhirnya malah tak terpakai. Kita sering terpikir bahwa membeli sesuatu yang akan digunakan suatu saat nanti, tapi padahal barang tersebut hanya menumpuk tak terpakai.
Mencatat keperluan sebelum membeli juga membantu kita lebih menghemat dalam mengelola keuangan. Kita jadi lebih mengetahui ke mana saja uang yang kita keluarkan.
- Tak Memiliki Banyak Barang untuk Satu Item
Misal, karena hobi seseorang seringkali berbeda-beda, seringkali mengoleksi barang sampai puluhan sampai banyak sekali yang sering tak terpakai atau hanya dipakai sekali saja. Baik itu produk kecantikan, pakaian, atau pernak-pernik lainnya. Tidak salah memang mengoleksi barang, tapi mengoleksi barang tersebut terkadang membuat seseorang terus-terusan ingin membeli barang hanya sesuai keinginan dan mengikuti trend saja. Pada akhirnya banyak barang yang kemudian tak terpakai lagi. Kecuali memang jika segera melakukan penyisihan barang yang tak terpakai untuk disedekahkan.
Para ulama telah merumuskan konsep zuhud dalam berbagai literatur tasawuf. Seperti Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Salalim al-Fudhola bahwa zuhud tak berarti tak memiliki apa-apa, tapi zuhud adalah sederhana, secukupnya dalam memiliki barang. Tidak gila pada dunia dan tidak sedih saat kehilangan.
Kita memang tak bisa sepenuhnya mengikuti jejak Rasulullah, tapi beberapa tips tersebut bisa dilakukan untuk hidup sederhana atau dalam trend yang sedang berlaku adalah gaya hidup minimalis. Hidup sesuai kebutuhan saja tanpa terus-terusan mengikuti nafsu dan kecintaan terhadap dunia.