Ikuti Kami

Kajian

Menjadi Zuhud Harus Miskin, Benarkah?

menjadi zuhud harus miskin
menjadi zuhud harus miskin

BincangMuslimah.Com – Seringkali penulis menemukan orang-orang yang beranggapan kalau zuhud harus menjadi miskin. Bagi mereka, harta seolah menjadi penghalang untuk ibadah. Harta menjadi hal yang haram bagi mereka. Ini seolah kontradiksi dengan apa yang dianjurkan oleh Islam agar menjadi hamba yang gemar sedekah, infak, dan kewajiban menunaikan zakat. Ketiga anjuran tersebut justru untuk membersihkan harta dan jiwa. Lantas, apakah menjadi zuhud harus miskin?

Bila itu benar, bagaimana orang-orang yang kaya raya tapi ia gemar bersedekah, menjadi donatur di yayasan sosial, pesantren, dan orang-orang yang membutuhkan. Apakah juga para tokoh agama yang menjadi teladan bagi masyarakat dan memiliki harta banyak tidak bisa disebut zuhud, bahkan pantas disebut cinta dunia, demikiankah?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, baiknya kita mengeri apa makna zuhud itu. Dalam kitab Salalimul Fudhola karya Syekh Nawawi al-Bantani, makna zuhud memiliki banyak ragam. Sebagian ulama mendefinisikan zuhud adalah menganggap dunia itu kecil dan meremehkan seluruh yang ada di dalamnya. Artinya, seorang hamba yang menempuh hidup sebagai seorang zahid adalah orang yang tidak senang dengan segala sesuatu yang ada di dunia dan tidak bersedih jika kehilangan sebagian darinya. Dan juga tidak mengambil sebagian dari apa yang disajikan oleh dunia kecuali untuk melakukan ketaatan kepada Tuhannya. Bahkan lisannya hanya disibukkan untuk mengngat Allah.

Adapun Imam Ahmad, Imam Sufyan, dan Imam Attsauri mendefinisikan bahwa zuhud adalah menurunkan ekspetasi dan harapan. Sedangkan Ibnu Al-Mubarok, ulama asal Irak yang hidup pada abad ke-8 mendefiniskan zuhud sebagai keyakinan yang kuat kepada Allah. Abu Sulaiman Addaroni mengartikan zuhud dengan meninggalkan sesuatu yang bisa menyibukkan diri dari mengingat Allah.

Baca Juga:  Riffat Hassan: Perintah Berjilbab Tidak Bisa Dijadikan Alasan Domestikasi Perempuan

Sedangkan al-Azizi menyebutkan bahwa zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, tetapi tidak bergantungnya hati pada harta. Ia menggubahnya dalam sebuah syiir:

وازهد زذا فقد علاقة قلبكا # بالمال لا فقد له تك أعقلا

Berperilakulah zuhud dengan melepaskan hati dari ketergantungan

Pada harta, bukan melepaskan harta, maka kamu menjadi manusia yang berakal

Syiir ini dijelaskan oleh Sayyid Abi Bakr al-Makki dalam Kifayatul Atqiya. Menurutnya, jika manusia menjalani laku zuhud maka ia menjadi manusia yang paling berakal. Namun zuhud bukanlah melepaskan seluruh harta sehingga kita tak punya apa-apa, melainkan melepaskan ketergantungan hati padanya. Sehingga saat kehilangan harta tidak bersedih, dan saat mendapatkannya tidak terlampau bahagia. Apapun yang terjadi senantiasa disyukuri.

Kemudian beliau menjelaskan lagi, bahwa jangan mengira Nabi Sulaiman  bukanlah orang yang zuhud karena memiliki harta yang melimpah. Justru beliau menjadi hamba yang paling zuhud karena hanya makan roti gandum sedangkan beliau memberi makan kepada orang lain dengan makanan yang nikmat dan lezat. Itulah sehebat-hebatnya zuhud. Harta yang berlimpah tak membuatnya lalai dan menikmatinya sendirian.

Sehingga kita telah memahami bahwa menjadi zuhud harus miskin adalah pemahaman yang keliru. Menjadi kaya tak masalah asal hartanya menjadi jalannya untuk memberi kebermanfaatan bagi banyak orang, menjadi ladang ibadahnya tapi tetap hidup sederhana. Tak bersedih jika kehilangan, tak terlampau bahagia jika mendapatkan. Semua keadaan senantiasa disyukuri. Wallahu a’lam bisshowab.

Rekomendasi

Frugal living Rasulullah Frugal living Rasulullah

Frugal Living ala Rasulullah

khaulah mengkritik dominasi lelaki khaulah mengkritik dominasi lelaki

Tiga Orang yang Paling Bahagia Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani

Mahmud Sami Al-Barudi puisi Mahmud Sami Al-Barudi puisi

Pesan-pesan Zuhud dalam Puisi Al-Barudi

Konsep Hidup Minimalis Telah Konsep Hidup Minimalis Telah

Konsep Hidup Minimalis Telah Diajarkan Oleh Rasulullah

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect