Ikuti Kami

Khazanah

Farha Ciciek, Aktivis Kemanusiaan dari Ambon

farha ciciek aktivis ambon
Credit Photo By Hivos - Gaol, Amy Lumban (6 March 2018).

BincangMuslimah.Com – Farha Ciciek, seorang aktivis perempuan yang berasal dari Ambon keturunan Arab Jawa. Ia dilahirkan pada 26 Juni 1963 dan memulai perjalanan hidupnya dengan menjadi aktivis perempuan dan pekerja kemanusiaan.  Dilatarbelakangi pengalamannya di masa kanak-kanak dan beranjak remaja, ketika tinggal bersama keluarganya di Ambon, Provinsi Maluku. 

Farha Ciciek juga mengaku hidup dalam dunia kecil yang kental dengan budaya patriarki, Farha kecil merasakan langsung diskriminasi yang diterapkan ayahnya dan keluarga atas nama kehormatan dan konstruksi sosial. Ia baru merasa lepas dari  genggaman patriarki saat kemauannya untuk melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dikabulkan ayahnya. Ia melanjutkan pendidikan dengan memilih program studi teologi dan filsafat. Sebuah pengalaman pahit hidup ini menjadi suatu pemicu untuk terus berjuang melawan diskriminasi atas nama perempuan. 

Menggeluti bidang tersebut, membuatnya tercerahkan dengan memperoleh pengetahuan baru bahwa tafsiran agama juga digunakan untuk mendiskriminasi perempuan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ini menempuh pendidikan S2 di program studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada tahun 1995. 

Beliau sempat mendapat beasiswa di Australian National University dengan penelitian mengenai dinamika Pondok Pesantren al-Mukmin Surakarta pada tahun 2005-2006. Selain menggeluti dunia pendidikan, ia juga aktif di banyak LSM dan komunitas.

Sebut saja Kalyanamitra Woman Centre, Perhimpunan Pengembangan Pesantren Masyarakat (P3M), RAHIMA (Pusat Pendidikan dan Informasi Islam & Hak-hak Perempuan), Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA), Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei) adalah beberapa organisasi yang diikutinya. Selain menjadi aktivis, Farha Ciciek juga adalah  peneliti dan konsultan dengan banyak  publikasi paper penelitian maupun buku.

Baca Juga:  Nasihat Imam al-Haddad Bagi Penuntut Ilmu

Sebelum perjalanan diatas, ia kerap menjadi pendamping bagi penyintas bom Bali (2002) dan JW Marriott (2003). Ia juga bergabung dalam Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRK) demi mendampingi para korban pemerkosaan saat huru-hara 1998 yang umumnya warga Indonesia peranakan Cina. Sejumlah aktivis dan pekerja kemanusiaan yang bergabung TRK diantaranya adalah rohaniawan Sandyawan Sumardi serta beberapa pekerja kemanusiaan dengan latar agama dan keyakinan yang berbeda.

Bermanfaat bagi sesama menjadi kata kunci dalam misi kemanusiaan Farha Ciciek. Bersama suaminya, Suporahardjo, ia memulai membangun sebuah komunitas bagi anak-anak dan remaja. Komunitas itu bernama Tanoker. Dikutip dari web Tanoker.org,  nama Tanoker diambil dari bahasa Madura yang berarti kepompong. Dengan semboyan “bersahabat, bergembira, belajar, berkarya”, anak-anak yang bergabung dalam Tanoker bisa berubah layaknya ulat yang buruk rupa menjadi kupu-kupu indah yang bisa terbang bebas. 

Untuk mewadahi semua potensi, terdapat tujuh kelompok yang dibuat berdasarkan minat anak-anak di Tanoker. Ketujuh kelompok tersebut di antaranya permainan tradisional, membaca-menulis, memasak, olahraga, musik, menari, serta melukis. Setiap bulannya, anak-anak ini akan diminta untuk menampilkan karya sesuai kelompoknya.

Komunitas Tanoker ini terletak di desa Ledokombo Jember, Jawa Timur. Awalnya tak mudah bagi mereka untuk membangun komunitas ini. Mengingat  wilayah Ledokombo ini dikenal dengan penduduknya yang memiliki tingkat kemiskinan dan tindak kejahatan yang tinggi. Namun setelah Tanoker didirikan, anak-anak yang awalnya suka berkeliaran di jalanan, kini memiliki wahana belajar dan bermain yang lebih bermanfaat bagi masa depan mereka. 

Kini Tanoker tidak hanya sebagai berhasil mengubah kebiasaan dan semangat hidup masyarakat Ledokombo, namun telah berhasil menjadikan Ledokombo sebagai destinasi wisata di Jember. Berbagai lapisan masyarakat mulai banyak yang berkunjung ke Ledokombo. Menariknya lagi, Tanoker juga rutin menyelenggarakan Festival Egrang bertaraf internasional setiap tahunnya.

Baca Juga:  Herawati Diah, Tokoh Pers Indonesia yang Tampil di Google Doodle

Demikian biografi singkat tentang Farha Ciciek, seorang aktivis perempuan berdarah Arab-Ambon yang berjuang di ranah pendidikan dan kemanusiaan. Meski merupakan keturunan Arab, cintanya pada Indonesia begitu besar hingga melakukan banyak perubahan dan pergerakan.

Rekomendasi

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

hukum islam perjalanan perempuan hukum islam perjalanan perempuan

Hukum Islam Terkait Mahram pada Perjalanan Perempuan: Kehadiran Negara Pun Diperlukan

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ning Khilma Anis Ning Khilma Anis

Ning Khilma Anis; Bu Nyai Muda yang Berdakwah Melalui Karya Sastra

Ditulis oleh

Mahasiswi UIN Jakarta dan volunter di Lapor Covid

Komentari

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect