BincangMuslimah.Com – Orang tua pada umumnya menginginkan anak tumbuh secara baik. Menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Lalu berhasil dan membawa kebermaanfaatan untuk orang sekitar. Tidak heran, berbagai cara dilakukan orang tua untuk mewujudkan hal tersebut.
Semua hal yang diberikan adalah yang terbaik. Dimulai dari pendidikan, kebutuhan pangan hingga sandang. Namun terkadang tanpa sadar, orang tua mengarahkan anak sedemikian rupa tanpa mengajak komunikasi dua arah. Di sisi lain, disadari atau tidak terkadang banyak yang menginginkan anak tumbuh seperti mereka para orang tua.
Perilaku anak memang dipengaruhi oleh orang tua melalui DNA. Namun jangan lupa. Lingkungan, sosial dan budaya juga dapat mengubah kerpibadian anak. Kepribadian, pola pikir dan pemahaman pada anak memang dipengaruhi pengalaman dan informasi yang diterima di lingkungan masing-masing.
Anak yang memiliki kemiripan dan mewujudkan harapan memang lah impian bagi setiap orang tua. Hanya saja tentu tidak semua anak punya kesamaan. Begitu pula dengan jalan dan mimpi, bisa saja anak berbeda jalan dengan orang tua.
Jika sudah demikian, respon yang diberikan oleh orang tua pun beragam. Ada sebagian yang mencoba memahami isi pemikiran si anak. Di sisi lain, ada pula yang menolak secara mentah-mentah pola pikir sang anak. Bahkan tetap memaksa agar si anak tetap meniru dan mengikuti apa yang sudah direncanakan.
Lantas bagaimana Islam menanggapi hal ini? Nyatanya perbedaan bukanlah sesuatu yang pasti. Hal itu pun tercantum di dalam Al-Quran.
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ.
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (QS Al-Maidah ayat 48).
Tafsir Ibnu Katsir sebaimana diriwayatkan oleh apa yang di kemukakan Ibnu Jarir dalam menjabarkan maknanya. Dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh memilih. Jika beliau suka, boleh memutuskan perkara di antara mereka (kaum Ahli Kitab); dan jika tidak suka, beliau boleh berpaling dari mereka, lalu mengembalikan keputusan mereka kepada hukum-hukum mereka sendiri
Sesungguhnya perbedaan bukanlah celah untuk saling menjatuhkan atau mencari kesalahan. Dalam QS Al-Maidah ayat 48, dikatakan bahwa Allah mau, maka semua manusia akan memiliki kesamaan tanpa ada perbedaan.
Namun Allah telah membekali akal dan hati bagi setiap manusia. Dan Allah membiarkan umatnya untuk memanfaatkan akal dan hati semaksimal mungkin. Dimulai dengan berinovasi dan mengeksplorasi apa-apa yang ada di muka bumi ini. Lalu memamfaatkan informasi yang didapat untuk senantiasa berbuat baik.
Oleh karena itu, saat orangtua menemukan anaknya berbeda, maka disarankan untuk mencoba memahami pola pikir mereka. Jika mengarah pada hal yang positif, maka orangtua dapat memberikan dukungan baik materi maupun moral.
Namun kalau pemahaman tersebut mengarah pada hal yang tidak baik, sudah menjadi kewajiban bagi setiap orangtua untuk memberikan pemahaman. Lantas membimbing anak untuk tetap berada di jalan Allah dan tetap memiliki hati yang berempati.