Ikuti Kami

Kajian

Tips Mengatasi Overthinking dalam Ajaran Islam

Tips Mengatasi Overthinking dalam

BincangMuslimah.Com – Bagi kaum muda, usia rentang 20-30 tahun adalah hal-hal sulit menjalani kehidupan. Pencarian jati diri, menentukan masa depan, mencari pekerjaan adalah struggle yang mesti dihadapi. Mencapai target-target yang ditentukan dengan segala rintangannya tentu tak hanya menguras tenaga dan uang, tapi juga emosi dan pikiran. Maka seringkali kaum muda mengalami overthinking, berpikiran secara berlebihan tentang suatu hal, terutama hal yang belum terjadi. Dan pengalaman ini bisa menerpa siapa saja. Lalu, bagaimana tips mengatasi overthinking dalam ajaran Islam?

Overthinking tentu bukan hal yang mudah dikendalikan. Pikiran-pikiran random sering tiba-tiba muncul tak mengenal waktu. Biasanya ia memang muncul pada malam hari, saat tubuh ingin memenuhi hak istirahatnya. Kekhawatiran akan hari esok adalah yang seringkali dipikirkan oleh anak muda. Apakah kelak akan menjadi orang yang berhasil atau tak berguna? Apakah esok hidup akan lebih baik? Atau bahkan pikiran-pikiran tentang masa lalu yang tak bisa kita ubah.

Berpikir berlebihan justru akan memecahkan konsentrasi kita dan takkan mengubah apapun jika kita tidak bertindak apapun. Justru, berpikir berlebihan menguras pikiran, emosi, dan membuang waktu. Meski begitu, overthinking memang sering reflek terjadi dan datangnya di luar kendali kita. Tapi tetap saja, kita masih bisa berupaya mengendalikannya.

Sebagai manusia yang beriman pada Allah, hal-hal ghaib termasuk masa depan, dan juga takdir harusnya bisa lebih memudahkan diri kita untuk bisa mengendalikan pikiran kita. Jika iman menancap dalam kalbu, maka hal yang perlu kita lakukan adalah berupaya semampu kita bukan membiarkan overthinking itu terus menguasai pikiran.

Jelas-jelas Allah sudah menjanjikan bahwa semua rezeki makhluk-Nya telah pasti. Firmannya dalam surat Hud ayat 6:

Baca Juga:  Perempuan dalam Perspektif Tafsir Klasik dan Kontemporer

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Imam Thabary dalamm Jami’ al-Bayan fii Ta`wiil al-Qur`an menjelaskan tentang ayat ini. Ayat ini menjadi jaminan bahwa Allah adalah pemegang jaminan atas kekuatan, rezeki, dan kehidupan manusia. Jika manusia meyakini hal ini sepenuhnya, maka ia akan menjadi manusia yang optimis. Setidaknya, sikap optimis akan menggerakan dirinya untuk tetap berikhtiyar. Ikhtiyar tak semata-semata untuk menemukan hasil, tapi melaksanakan hidup sebagai hamba Allah yang menyerahkan hidup kepada Tuhannya.

Adapun beberapa tips mengatasi overthinking jika pikiran-pikiran random itu tiba-tiba saja datang kepadamu, adalah sebagai berikut:

Pertama, meyakini bahwa Allah menjadi penjamin penuh atas rezeki setiap makhlukNya. Jangankan manusia, seekor burung yang tiap pagi meninggalkan sarangnya juga akan selalu membawa makanan saat pulang. Apalagi manusia, makhluk Allah yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya (QS. Az-Zariyat ayat 56).

Justru berpikiran berlebihan dan meragukan akan apa yang telah Allah jamin akan menjatuhkan seseorang pada level keimanan yang lebih rendah. Sebab iman cakupannya jauh lebih luas dari Islam. Seseorang yang telah beriman artinya ia meyakinkannya dalam hati dan mewujudkannya dalam tindak laku sehari-hari. Jika percaya penuh pada Allah, maka hari-harinya akan dijalani dengan tenang dan optimis.

Kedua, meski seringkali gagal, Allah akan menggantikannya bahkan jauh lebih baik. Kegagalan sangat diperlukan untuk manusia agar dirinya makin merasakan sifat kehambaannya. Sepenuh-penuhnya ia berusaha, jika memang Allah tidak menghendaki maka itu takkan terwujud. Tapi, apakah berusaha atau tidak akan sama hasilnya? Tentu tidak. Bayangkan, jika kamu lapar dan ingin makan tapi kamu tak berusaha membeli makanan atau masak, apakah tiba-tiba kamu akan merasakan kenyang? Jawabannya kan tidak. Usaha adalah niscaya bagi manusia.

Baca Juga:  Upaya Menghindari Fomo dalam Kacamata Islam

Tapi soal kegagalan, coba kamu ingat-ingat lagi, rezeki apa yang tak terduga datang dalam hidupmu? Adakah itu kau lupakan? Manusia memang nalurinya mudah melupakan kebaikan orang lain hanya karena satu kesalahan besar yang dilakukannya. Bahkan manusia cenderung melupakan rezeki yang sangat berharga dan mengingat kegagalan yang ia alami tapi penuh menyalahkan Tuhan. Padahal Allah berfiman dalam surat at-Thalaq ayat 3:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

Tawakkal adalah kunci. Ibnu Katsir memaknai tawakkal sebagai sikap berharap hanya kepada Allah. Tak ada tujuan dan maksud bagi seorang hamba selain Allah, dan tidak mengharapkan segala sesuatu selain kepadaNya. Jika harapan, maksud, dan kehendak diarahkan hanya kepada Allah maka kita akan melakukan ikhtiyar dengan ridho dan ikhlas. Karena sikap ini mewujudkan kepasrahan kepada Tuhan.

Ketiga, tetap berusaha semaksimal mungkin tapi disertai keyakinan bahwa apa yang ditakdirkan untukmu akna terjadi dan apa yang tidak ditakdirkan untukmu tidak akan terwujud bagaimanapun kau mengupayakannya. Usaha lahiriah diiringi keyakinan batin akan Kuasa Allah akan mengantarkan kita pada sika husnuzon kepada Allah. Allah tetap punya Kuasa atas hamba-Nya, termasuk rezekinya. Termaktub dalam surat al-Isra` ayat 30:

اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا

Artinya: Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.

Rezeki tak hanya sebatas uang, tapi juga kesehatan, kesempatan, waktu yang bermanfaat, dan orang-orang yang mencintai kita. Maka overthinking yang terus dibiarkan takkan mengubah apapun kecuali hanya akan menghabiskan waktu dan menjadikan kita manusia yang pesimis. Wallahu a’lam bisshowab.

Baca Juga:  Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme

Rekomendasi

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect