Ikuti Kami

Kajian

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Belajar Agama Melalui Internet

belajar agama melalui internet
Source: Freepik.com

BincangMuslimah.Com – Di era disrupsi ini, perubahan begitu banyak terjadi, termasuk akses ilmu pengetahuan. Tidak bisa dipungkiri, internet mengambil banyak peran dalam penyebaran akses di era ini, termasuk ilmu agama. Tulisan ini akan mengulas fenomena belajar agama melalui internet dan tipsnya.

Tidak terlarang bagi siapa saja mendalami ilmu agama dengan mutholaah, menelaah kitab baik yang berbahasa Arab, terjemahan atau melalui media internet. Namun alangkah baiknya jika mempunyai seorang guru yang sanad ilmu (sanad guru) tersambung kepada Rasulullah SAW untuk menjadi tempat bertanya terhadap apa yang telah dibaca. 

Orang yang berguru tidak melalui guru, akan tetapi melalui internet saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya karena internet tidak dapat menegur. Namun guru dapat menegur jika ada salah. Ia dapat bertanya ketika tidak paham, tetapi ketika belajar melalui internet dan tidak mampu memahaminya, maka hanya akan terikat dengan pemahaman dirinya menurut akal pikirannya sendiri. Rasulullah SAW bersabda :

من قال في القرآن برأيه فأصاب فقد أخطأ

Artinya: “Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)

Ilmu agama adalah ilmu yang diwariskan dari ulama-ulama terdahulu yang tersambung kepada lisan Rasulullah. Kita hanya boleh menyampaikan satu ayat yang diperoleh dan didengar dari para ulama yang sholeh dan disampaikan secara turun temurun yang bersumber dari lisannya Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karenanya ulama dikatakan sebagai pewaris Nabi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنَ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Baca Juga:  Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Artinya: “Sesungguhnya, ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak”. (HR. at-Tirmidzi).
Jika kita telusuri lebih jauh, perintah baginda Rasulullah untuk menghafalkan al-Qur’an bukan hanya karena kemuliaan, keagungan dan kedalaman kandungannya, tapi juga untuk menjaga otentisitas al-Qur’an itu sendiri. Maka hingga kini, walaupun sudah berusia sekitar 1400 tahun lebih, al-Qur’an tetap terjaga orisinalitasnya. Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas, namun pemahamannya haruslah dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten (ahlinya). 

Al-Qur’an adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhkan seorang penunjuk. Al-Qur’an tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah SAW sebagai seorang penunjuk. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat al-A’raf : 43 ;

وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ لَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ ۖ وَنُودُوٓا۟ أَن تِلْكُمُ ٱلْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka: “itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. al-A’raf: 43).

Cara menelusuri kebenaran adalah melalui para ulama yang sholeh dan memiliki sanad ilmu (sanad guru) tersambung kepada lisan Rasulullah SAW karena kebenaran dari Allah disampaikan oleh Rasul-Nya. Pada asalnya, istilah sanad atau isnad hanya digunakan dalam bidang ilmu Hadits (Mustolah Hadits) yang merujuk kepada hubungan antara perawi dengan perawi sebelumnya pada setiap tingkatan yang berakhir kepada Rasulullah pada matan Haditsnya.

Baca Juga:  Tujuh Tantangan Muslimah dalam Memajukan Indonesia

Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaikan bahwa “maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghapal (al-Qur’an/ilmu) bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan.

Imam Syafi’i mengatakan “tiada ilmu tanpa sanad”. Imam Malik berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu) dan dari orang yang mendustakan perkataan manusia (ulama) meskipun dia tidak mendustakan perkataan (Hadits) Rasulullah SAW”. Al-Hafidh Imam Ats-Tsauri mengatakan “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga”.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi seseorang saat belajar agama melalui internet ini :
Pertama, bahaya dengan adanya sumber yang berlimpah, maka orang merasa sudah tahu, dan merasa tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang yang lebih tahu. Padahal seringkali apa yang kita baca di internet tidak sepenuhnya kita pahami sebagaimana yang diinginkan oleh penulisnya. Dan pembaca juga tidak tahu siapa yang menulisnya.

Kedua, merasa tidak perlu menuntut Ilmu kepada ulama.  Bersilaturahmi kepada ulama tidak bisa digantikan dengan baca-baca buku dan browsing internet. Memperoleh pahala duduk dalam majelis ilmu, fadhilah memandang wajah ulama, keutamaan duduk dalam majlis-majlis dzikir, manfaat mendengar bayan dan penjelasan ulama.

Ketiga, internet itu bak rimba belantara. Tidak ada siapapun yang mengontrol benar dan salah di internet. Seseorang bisa keliru pikiran dan keyakinannya disebabkan ilmu yang diperolehnya salah. Karena itu, posisi ilmu sangat penting. Adapun kerusakan dalam bidang ilmu bisa disebabkan beberapa hal. Antara lain; mempelajari ilmu tanpa guru, meremehkan otoritas ulama dan guru yang keliru.

Baca Juga:  Risiko Berpakaian Ketat dalam Pandangan Islam dan Sains

Belajar agama melalui internet tanpa guru sangat rawan gagal paham dalil agama, dan mudah ditipu aliran sesat. Seseorang yang ingin mengetahui makna al-Qur’an tanpa belajar dan tanpa bimbingan guru, akan menemui kesulitan. Sebab lafadz al-Qur’an bisa berupa metafora, mengandung makna ganda, dan sifatnya global. Begitu pula berlaku dalam belajar fikih, Hadis dan lain-lain. Sepintar apapun dan seluas apapun pengetahuan seseorang bila tidak memiliki sanad guru, maka dalam Islam keilmuannya tidak sah.

Rekomendasi

Kebebasan Beragama Bagi Anak Kebebasan Beragama Bagi Anak

Kebebasan Beragama Bagi Anak dalam Islam

Belajar Agama itu Ada Tahapannya, Jangan Jadi Islam Kagetan

Ditulis oleh

Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Muslimah Talk

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Muslimah Talk

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Muslimah Talk

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Kajian

Amalan tahun baru Islam Amalan tahun baru Islam

Amalan yang Dianjurkan Sambut Tahun Baru Islam

Ibadah

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Cerita Para Selebgram Muslimah yang Inspiratif

Muslimah Daily

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

Connect