Ikuti Kami

Ibadah

Shalat Tanpa Mukena? Perhatikan Lima Prinsip Ini Agar Shalat Tetap Sah

BincangMuslimah.Com – Mukena adalah salah satu dari deretan list barang yang wajib ada di tas perempuan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dari kita lupa membawanya atau mengandalkan mukena umum yang biasa disediakan di masjid atau mushalla. Jika sudah kepepet seperti ini, biasanya muslimah shalat tanpa mukena, tetapi cukup menggunakan pakaian yang ia kenakan. Apa sajakah prinsip dan aturan yang harus dipenuhi bagi yang tidak menggunakan mukena?

Pertama, memastikan pergelangan tangan tertutup dengan baik dan rapat. Banyak sekali dari muslimah ketika shalat dengan baju atau gamis biasa, tidak menutup pergelangan tangannya dengan baik. Padahal sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Nawawi ibn Umar Al-Jawi dalam Tausyih ‘Ala Ibn Qasim, bahwa pergelangan adalah daerah aurat yang wajib ditutup. Apabila lengan bajunya terbuka, maka bisa disiasati dengan menggunakan hand shock yang rapat dan menutupi pergelangan, sehingga ketika melakukan gerakan takbir, rukuk, dll tidak terlihat lengannya dari celah ujung lengan pakaian tersebut.

وعورة الحرة في الصلاة ماسوى وجهها وكفيها ظهرا وبطنا إلى الكوعين……

“Adapun auratnya perempuan merdeka dalam sholat adalah selain wajahnya, dan dua telapak tangannya baik yang punggung tangan atau telapak tangannya sampai ke dua pergelangan tangan…”

Kedua, menggunakan kaos kaki khusus shalat yang suci dan bersih. Selain menutup aurat, kewajiban yang harus dipastikan adalah kesucian dan kebersihan pakaian yang kita kenakan. Oleh sebab itu, kaos kaki yang sudah digunakan seharian dalam perjalanan tidak cukup kuat untuk digunakan dalam shalat. Lebih baik dan diusahakan menggunakan kaos kaki yang sudah bersih dari kotoran ataupun najis yang menempel.

Ketiga, pakaian yang digunakan (kerudung, gamis, pakaian, dan rok) menutupi seluruh bagian, tidak transparan, dan tidak menunjukkan lekukan-lekukan tubuh. Ini merupakan prinsip dasar yang wajib dilaksanakan tidak hanya ketika shalat, tetapi juga dalam berpakaian sehari-hari. Nabi Muhammad bersabda dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitabnya Shohih Muslim/2128 sebagai berikut,

Baca Juga:  Menjelang Akhir Tahun Islam, Baca Doa Ini Setelah Shalat Ashar

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا»

Artinya: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”

Keempat, bagian bawah gamis atau rok menutupi anggota badan saat sujud. Ini juga bagian penting yang perlu diperhatikan. Menutup aurat tidak cukup ketika seseorang dalam keadaan berdiri, tetapi juga pada saat rukuk dan sujud. Jadi, jika ketika shalat menggunakan pakaian yang terdiri dari baju dan rok, pastikan bahwa baju kita tidak akan terbuka baik di bagian depan (perut, dada, dan sekitarnya), ataupun bagian belakang (punggung dan sekitarnya). Begitu juga bagian bawah rok dan ujung gamis yang jika seseorang rukuk atau sujud, akan tersingkap bagian-bagaian kaki dan anggota tubuh lainnya. Masih dalam kitab yang sama, Syekh Nwawi Al-Bantani berpendapat;

(والثاني: ستر العورة عند القدرة) ولو عن نفسه من أعلاها وجوانبها بحيث لاترى من ذلك لا من أسفلها وان رويت بالفعل، ولا فرق في ذلك بين الذكر وغيره…..

(Syarat) yang Kedua: Menutup aurat ketika mampu meskipun dari dirinya sendiri, yaitu dari sisi atas dan samping bagian yang sekiranya aurat itu tidak terlihat dari bawah sekalipun terlihat karena gerakan dalam sholat. Dan tidak ada perbedaan pemberlakuan tersebut di antara laki-laki dan lainnya”

Kelima, memastikan seluruh pakaian dan tempat sholat suci dan bersih. Yaitu tidak menggunakan pakaian yang sudah jelas-jelas najis dan kotor baik. Sederhananya, shalat adalah saat di mana pertemuan, dan interaksi kita kepada Allah, maka persembahkanlah pakaian terbaikmu di hadapan-Nya.

Baca Juga:  Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Demikianlah lima hal dasar yang perlu diperhatikan seorang muslimah saat shalat tanpa mukena. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.

Rekomendasi

18 Rukun yang Wajib Dipenuhi dalam Shalat

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam

Lima Perbedaan Lelaki dan Perempuan dalam Shalat

istihadhah shalat sunah fardhu istihadhah shalat sunah fardhu

Lakukan Sujud Sahwi Jika Tinggalkan Enam Sunnah Ab’ad Ini dalam Shalat

Ditulis oleh

Penulis adalah konten writer program Cariustadz.id Pusat Studi Al-Quran, dan kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang dakwah dan komunikasi UIN Jakarta. Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect