Ikuti Kami

Ibadah

Mengapa Kita Menyembah Tuhan? Begini Jawabannya

Mengapa Kita Menyembah Tuhan

BincangMuslimah.Com-Seringkali kita dihadapkan pada pertanyaan mendasar seputar apa yang kita lakoni sehari-hari, yang sayangnya acapkali juga kita gagap menjawabnya. Biasanya hal ini terjadi saat yang melontarkan pertanyaan adalah anak-anak. Seperti pertanyaan “mengapa kita menyembah Tuhan?”. Sederhana, namun cukup radikal. Barangkali tidak hanya anak kecil, manusia dewasa pun kadangkala masih kelimpungan menjawab jika melontarkan pertanyaan ini kepada dirinya sendiri.  

Mengapa Kita Menyembah Tuhan? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama kita perlu mengenal siapa itu Tuhan. Sebab, saat kita telah mengenal Tuhan dengan baik,  kita tidak akan lagi mempertanyakan “mengapa kita menyembah Tuhan?”.  Tidak hanya tahu siapa Tuhan lewat definisi-definisi normatif yang biasa dikemukakan, tapi kita perlu benar-benar menyadari dan merasakan kehadiran Tuhan di hidup kita. Sebab tahu dan sadar adalah dua hal yang berbeda. 

Cara Mengenal Tuhan 

Ada banyak cara untuk mengenali Tuhan. Namun bagi saya, cara yang paling mudah adalah dengan menyelami diri sendiri, mengamati apa yang ada pada diri. Oleh karena itu, mari perhatikan tubuh kita.  

Jasad manusia tidak lain adalah susunan dari makhluk hidup-makhluk hidup terkecil. Para saintis menyebut tubuh manusia terdiri dari tiga puluh hingga empat puluh triliun sel yang tertata rapi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Per selnya tersusun dari bagian-bagian berbeda yang berkontribusi pada fungsi dan kelangsungan hidupnya. Seperti membran sel, sitoplasma, inti sel, dan lain-lain. Sel-sel ini hidup secara teratur. Satu sama lain berinteraksi dengan efisien sehingga membentuk jaringan-jaringan tertentu, lalu menjalankan fungsinya untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh manusia. Saat satu saja bagian sel tubuh tidak berfungsi baik, maka akan berakibat pada kerusakan organ, gangguan metabolisme dan penyakit lainnya. 

Baca Juga:  Sahkah Wudhu Yang Dijeda?

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, manusia sebagai makhluk berakal dan paling berilmu dibanding makhluk bumi lainnya, Apakah ia tahu ke mana arah gerak sel-sel dalam dirinya pada setiap detiknya? Apakah ia punya kendali atas keteraturan gerak makhluk itu? Jika manusia modern mampu menciptakan teknologi canggih, apakah ia juga kuasa untuk merakit sendiri bagian-bagian tubuhnya dari yang terkecil sampai terbesar? Jawabannya, tentu saja tidak. 

Bisa jadi kita pun tidak menyadari penuh, bahwa hakikat tubuh kita adalah susunan dari kehidupan-kehidupan makhluk kecil. Sekalipun kita mengaku memiliki kehendak bebas terhadap tubuh sendiri, namun sejatinya kita pun sadar bahwa secanggih apapun diri kita tetap tidak memiliki kontrol penuh akan bagian-bagian terkecil penyusun tubuh. 

Penjelasan ini tentu mengarah pada kesimpulan adanya kekuatan atau kekuasaan di luar diri manusia, yang pastinya dia maha tahu dan maha mampu. Kalau sepanjang mata manusia memandang seluruh kehidupan di alam tersusun dari sel-sel, maka kekuatan atau kekuasaan itu haruslah berbeda dengannya. Jika demikian, pastilah dia dzat yang di luar jangkauan indra kita. Kekuatan yang tak ada tandingannya itu, dialah Tuhan, yang maha suci dari segala keserupaan dan maha luhur kekuasaanya. 

Kalau begitu, maka benarlah bahwa Tuhan hadir di setiap nafas kita, di setiap aliran darah kita. Dia yang selalu hadir dalam pergantian siang dan malam, dia pun hadir dalam angin dan udara yang tenang. 

Lantas, jika sudah mengenal Tuhan, apakah akan ada yang berbeda dari hidup kita? Izinkan saya membuat sebuah misal. 

Setiap manusia pasti mengenali ibunya. Dia yang melahirkan, merawat, mendidik, serta menjaga kita. Di malam hari dialah yang menyelimuti kita dari kedinginan dan di saat sakit dialah yang mengobati kita. Begitulah kita mengenal ibu, hingga akhirnya ketulusan menguatkan jalinan kasih dan cinta antara kita dan ibu. Maka ketika beranjak dewasa, atas dasar cinta, kita akan berupaya memberikan kenyamanan untuk ibu, tanpa disuruh. Kita tidak segan menghadiahkan sebagian kepemilikan kita kepada ibu untuk menghibur hatinya. Kita tidak ragu meneteskan air mata di saat raga merindukan pelukan dan ciuman ibu. 

Baca Juga:  Punya Hutang Puasa di Dua Ramadan Sebelumnya, Bagaimana Cara Qadhanya?

Jika perkenalan kita dengan ibu dapat memicu cinta, bukankah perkenalan kita dengan Tuhan yang menggenggam ruh kita sebelum ditiupkan pada rahim ibu, yang memampukan kita hidup dalam perut ibu, dan yang menggerakan bagian terkecil tubuh kita, patutnya mampu melahirkan cinta yang lebih menggairahkan dari pada cinta kita kepada ibu? Seperti kumbang yang tanpa diminta akan mendekati bunga-bunga sebab keindahan dan kecantikannya. Layaknya laron yang dari tanah berupaya terbang ke atas mendekati cahaya sebab kilauannya. Bukankah keindahan Tuhan patutnya mampu menggerakkan kita mendekatkan diri kepada-Nya? Sungguh, Tuhan maha indah. Merugilah kita jika tidak bergerak mendekat menikmati keindahannya.  

Sebagaimana makhluk alam semesta lain yang selalu bergerak menuju Tuhan dengan bertasbih, dalam sembahyang dan doa, manusia pun hakikatnya sedang mendekat pada keindahan. 

Rekomendasi

memelihara semangat setelah ramadhan memelihara semangat setelah ramadhan

Tips Memelihara Semangat Ibadah Setelah Ramadhan

membuat target dalam ibadah membuat target dalam ibadah

Bolehkah Membuat Target dalam Ibadah?

sujud malaikat kepada adam sujud malaikat kepada adam

Rukun, Syarat, Waktu, dan Tata Cara Sujud Syukur

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Punya Hutang Puasa di Dua Ramadan Sebelumnya, Bagaimana Cara Qadhanya?

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Connect