BincangMuslimah.Com – Sunnah Ab’ad adalah sunnah yang disunnahkan untuk diganti dengan sujud sahwi jika tertinggal untuk melakukannya dalam shalat. Adapun waktu mengerjakan sujud sahwi adalah sebelum salam jika seseorang meninggalkan sunnah ab’ad.
Adapun Sunnah ab’ad jumlahnya ada enam, sebagaimana Dalam kitab Fathul Qarib, Sheikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M) menuliskan:
وأراد المصنف بالسنة هنا الأبعاض الستة وهي التشهد الأول وقعوده والقنوت في الصبح وفي آخر الوتر في النصف الثاني من رمضان والقيام للقنوت والصلاة على النبي في التشهد الأول والصلاة على الآل في التشهد الآخير
Artinya: “Sunnah di sini yang dikehendaki pengarang adalah sunnah ab’ad yang berjumlah enam, yaitu tasyahud awal, duduk tasyahud awal, qunut dalam shalat subuh dan salam akhir shalat witir pada paruh kedua bulan Ramadhan, berdiri untuk doa qunut, membaca shalawat kepada Nabi dalam tasyahud awal dan membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada tasyahud akhir.”
Jadi sunnah Ab’ad itu ada enam hal, sebagai berikut:
Pertama, Tahiyyat awwal.
Kedua, duduk pada tahiyyat awwal.
Ketiga, membaca do’a qunut dalam shalat subuh dan pada shalat witir dalam separuh yg kedua dari bulan ramadhan.
Keempat, berdiri ketika membaca qunut.
Kelima, membaca sholawat kepala Nabi saw dalam tahiyyat awwal.
Keenam, membaca shalawat kepada keluarga Nabi dalam tahiyyat akhir.
Barang siapa yang meninggalkan tasyahud awal kemudian ia teringat setelah berdiri tegak maka ia tidak boleh kembali pada tasyahud awal. Jika ia kembali padanya dengan sengaja dan dia tahu keharaman kembali maka shalatnya batal. Bila ia lupa atau tidak tahu keharamannya maka tidak batal, namun ia harus segera berdiri ketika ingat.
Jika ia menjadi makmum maka ia harus kembali untuk mengikut imam. Tetapi dia sunnah bersujud karena lupa melaksanakan sunnah dalam kasus tidak kembali sama sekali atau kembali karna lupa.
Sujud sahwi hukumnya sunnah, waktu pelaksanaannya sebelum salam. Jika orang yang shalat telah salam dengan sengaja sedangkan ia mengetahui kealpaannya dan ia tidak sujud sahwi dan jaraknya telah lama maka hanguslah waktu pelaksanaannya. Jika jarak pemisah dari salam masih sebentar menurut umum kebiasaan maka waktu pelaksanaannya tidak hangus. Pada saat itu orang tersebut boleh melakukan sujud sahwi atau boleh juga meninggalkannya.