Ikuti Kami

Diari

Peran Pejuang Perempuan Bagi Kesejahteraan Kaum Hawa di Masa Kini

BincangMuslimah.Com – Kadang saya berfikir, kalau tidak ada mereka yang memperjuangkan hak-hak kaum hawa pada masa itu, akan berada dimanakah saya sekarang? Sejak awal abad ke-19, beberapa wanita Indonesia telah muncul dan hadir sebagai sejarah dalam membela tanah air dan bangsanya.

Perjuangan yang mereka lakukan juga didasarkan oleh ketidakadilan pada perempuan pada masa itu. Mulai dari persamaan hak, pendidikan, kesehatan, dan berbagai sektor lain yang mendiskriminasi perempuan. Beberapa di antara mereka yaitu Nyi Ageng Serang, Christina Martha (1817-1819), Cut Nyak Dien (1873-1904), R.A Kartini (1879-1904), Dewi Sartika (1884-1947), Maria Walanda Maramis (1872-1924), dan Nyai Ahmad Dahlan (1872-1936).

Perjuangan itu pun akhirnya terus dilanjutkan oleh para pejuang perempuan lainnya, dari masa ke masa, hinga saat ini.

Memilih kata “sejahtera” untuk menggambarkan kondisi perempuan saat ini mungkin bisa dibilang masih terlalu dini. Tapi begini, saya hanya ingin membawa ingatan saya pada masa dimana para pejuang perempuan dulu hidup dengan tekanan dan diskriminasi yang luar biasa.

Semakin dibayangkan, semakin saya bersyukur hidup di masa sekarang. Sungkem banyak-banyak buat mereka. Bayangkan saja kalau tidak ada yang membrontak dan melawan bentuk ketidakadilan yang menimpa perempuan pada masa itu, kira-kira jadi apa perempuan pada masa kini? Bahkan sekolah pun tidak bisa.

Hmm, saya jadi teringat dengan kutipan R.A Kartini. Surat yang ia tulis sebagai bentuk keprihatinannya terkait pendidikan bagi perempuan di Indonesia:
“Dari perempuanlah manusia itu pertama-tama menerima pendidikan. Di pangkuan perempuanah seseorang mulai belajar merasa, berpikir dan berkata-kata. Dan bagaimanakah ibu-ibu bumiputera dapat mendidik anak-anaknya, kalau mereka sendiri tidak berpendidikan?” Jlebb.

Menurut Mulyono Atmosiswartoputra dalam buku Perempuan-perempuan Pengukir Sejarah, menceritakan bagaimana perlawanan dan perjuangan seorang perempuan yang turut andil dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Ada sekitar 18 tokoh pejuang perempuan yang diceritakan dengan begitu detail.

Baca Juga:  Temu Penggerak Media Pesantren: Citra Pesantren Lahir dari Sini

Dengan membaca buku-buku sejarah seperti ini, kita tahu bahwa dari zaman dahulu pun, peran perempuan dalam memajukan sebuah bangsa juga memiliki pengaruh yang besar. Mereka tentu memiliki peranan yang sangat penting. Hanya saja, eksistensi mereka sebagai perempuan seringkali dianggap sepele dan tak bernilai. Ya, cuman karena mereka “perempuan”. Seolah menjadi perempuan itu salah. Hufft.

Seketika saya termenung. Sekelumit pertanyaan lagi-lagi terbesit di benak sehabis membaca buku sejarah itu: Akan ada dimana saya, jika tidak ada yang berani melawan penjajah untuk mempertahankan hak-hak dan martabat perempuan pada saat itu. Dimanakah saya sekarang, jika mereka tetap diam saat kebebasan perempuan dibatasi. Bagaimana nasib saya saat ini, jika mereka tetap menurut saat sekolah untuk perempuan harus diakhiri. Dan berbagai perjuangan lain yang dilakukan oleh mereka para pejuang perempuan, yang hasilnya bisa kita nikmati hari ini. Saya yakin banyak di antara kalian juga yang sering berfikir seperti ini.

Sekarang, kita tidak perlu lagi merasa takut untuk keluar rumah berkat R.A Kartini. Kita juga mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan laki-laki berkat perjuangan Dewi Sartika dan juga R.A Kartini. Dan berbagai perjuangan lainnya. Dahulu, perempuan di Indonesia sangat dibatasi dalam hal apapun dan membuat kaum hawa menjadi terpinggirkan pada waktu itu. Namun, perjuangan mereka akhirnya menjadi bukti bahwa mereka mampu menjadi perempuan pejuang yang tangguh, bahkan saat kekuasaan masih didominasi oleh laki-laki.

Saya tahu bahwa masih banyak bentuk-bentuk diskriminasi dan ketidakadilan yang dihadapi oleh perempuan masa kini. Lagi-lagi kata “sejahtera” masih jauh untuk kita. Perkembangan zaman yang berubah mungkin membuat bentuk diskriminasi dan ketidakadilan itu tidak terlalu tampak jelas untuk dilihat seperti yang terjadi pada zaman dahulu.

Baca Juga:  Meneladani Rasul Sebagai Suami kok Setengah-setengah?!

Tapi bukan itu poinnya. Saya hanya ingin berhenti sejenak, untuk mengenang mereka. Membuang sebentar kronik yang ada pada hari ini, untuk mencoba flashback ke masa lalu dan mencoba menghitung jumlah pengorbanan yang para perempuan itu berikan untuk kehidupan perempuan setelahnya.

Jika sudah begitu, kita pun akan segera menyadari, bahwa setidaknya kita tidak sesusah dan sepayah perempuan zaman dahulu, bukan? Perjuangan masih panjang. Maka dari itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meneruskan apa yang sudah dimulai oleh mereka. Yap, mereka, para perempuan hebat yang golongannya masih menyisakan banyak PR untuk kita lanjut perjuangkan. Salam pencerahan.

Rekomendasi

Rohana Kudus: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah

Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah, Pejuang Hak Perempuan di Masa Rasulullah

laksamana malahayati laksamana malahayati

Laksamana Malahayati: Memimpin Armada Laut untuk Lawan Penjajah

Nushrat al-Amin Nushrat al-Amin

Sayyidah Nushrat al-Amin: Mufassir Perempuan Pertama dengan Karya 30 Juz

Ditulis oleh

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect