Ikuti Kami

Muslimah Talk

Cara Self-Healing Ala Rasulullah

Bagaimana Cara Self-healing Ala Rasulullah?
Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Belakangan ini media ramai membicarakan kata healing. Sayangnya, self-healing banyak diartikan dengan sederhana sebagai proses instan yang dilakukan sebagai upaya meredakan stres harian. Ada berbagai cara untuk self-healing. Yuk, simak bagaimana cara self-healing ala Rasulullah. 

Dampaknya, salah satu metode penyembuhan diri dianggap hanya cukup dengan melakukan hal-hal atau sejumlah kegiatan yang menyenangkan misalnya melihat foto artis yang diidolakan atau liburan ke berbagai tempat wisata. Sebagian pula menafsirkan self-healing dengan mengonsumsi makanan dan minuman tertentu atau berbelanja barang-barang yang diinginkan.

Di sisi lain, sejumlah orang mengartikan self-healing dengan serangkaian proses rumit yang susah dilakukan. Padahal faktanya, self-healing bukan sebuah perilaku sepele ataupun sesuatu yang sukar dikerjakan.

Apakah Self-Healing Itu?

Mengutip dari Klikdokter, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., menyebutkan makna self-healing merupakan proses pemulihan diri seseorang dari luka batin dan pengalaman tidak menyenangkan yang dapat mempengaruhi psikologis. 

Thciki Davis, MA, Ph.D, dari Berkeley Well Being Institute menambahkan, metode ini meliputi proses penyembuhan kondisi fisik. Ia meyakini bahwa antara kesehatan mental dan kesehatan fisik keduanya tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek tersebut harus berjalan beriringan dalam mempengaruhi kondisi seseorang.

Maka dapat disimpulkan bahwa self-healing adalah sebuah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan baik mental maupun kegiatan fisik seseorang.

Self-Healing Ala Rasulullah

Rasulullah adalah rasul terakhir dan penyempurna bagi utusan-utusan Allah di masa sebelumnya. Maka tentu amanah tersebut menjadi tantangan lebih berat dan ujian yang dahsyat. 

Rasulullah harus menghadapi berbagai problematika dalam menjalani hari-hari, baik ujian dari kaumnya yang luar biasa maupun pembangkangan dari para pengikutnya. Di sudut lain, tidak adanya empati maupun dukungan dari masyarakat pada awal menerima pada awal ajaran Islam menambah problematika yang ada. Menghadapi situasi ini, Rasulullah terus menghadapinya dengan kesabaran dan ketabahan tanpa batas.

Baca Juga:  Film Ngeri-Ngeri Sedap; Kupas Kemelut Keluarga Indonesia yang Jarang Dibahas

Merujuk laman NU Online, Syekh Said Ramadhan al-Buthi dalam kitabnya mengatakan, sebelum Rasulullah menerima wahyu, Allah menjadikannya lebih suka menyendiri. 

Ketika menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad kerap melakukan uzlah (menyendiri). Allah menjadikan Rasul gemar melakukan uzlah di Gua Hira ,yakni bukit yang terletak di sebelah barat daya Makkah. Rasulullah uzlah dan beribadah di sana selama beberapa malam. Terkadang Rasulullah melaksanakannya selama 10 malam, bahkan sesekali lebih lama lagi hingga sebulan penuh.

Uzlah Rasul tersebut ternyata bisa dimaknai sebagai kegiatan self-healing ala Rasul. Uzlah yang kerap dilakukan oleh Rasulullah merupakan salah satu pertanda yang sangat agung. Selain itu, uzlah juga memiliki nilai penting bagi kehidupan umat muslim secara umum dan para pendakwah secara khusus.

Hikmah Uzlah Rasulullah

Merujuk pendapat Syekh al-Buthi, ia meyakini bahwa peristiwa uzlah Rasulullah mempunyai hikmah dan pelajaran penting yakni:

Pertama, uzlah ialah sebuah media introspeksi diri. Sebagai makhluk sosial, tentu saja tidak akan terhindar dari sifat-sifat tercela baik disadari maupun tanpa disadari. Kerusakan batin tidak dapat diobati, kecuali jika seseorang dapat merenungi perilakunya sendiri. Perlu menyendiri untuk mengevaluasi hakikatnya, untuk apa ia diciptakan, dan merenungi segala kebesaran Allah. Al-Buthi mengatakan:

وَحِكْمَةُ ذَلِكَ أَنَّ لِلنَّفْسِ أَفَاتٌ لَايُقْطَعُ شَرَّتُهَا اِلَّا دَوَاءَ الْعُزْلَةِ عَنِ النَّاسِ، وَمُحَاسَبَتِهَا فَي نَجْوَةٍ مِنْ ضَجِيْجِ الدُّنْيَا وَمَظَاهِرِهَا  

Artinya, “Adapun hikmahnya, yaitu sesungguhnya dalam jiwa manusia ada kerusakan yang hanya dapat diobati dengan cara menyendiri, menjauh dari keramaian, lalu mengevaluasi diri dalam suasana yang hening dari hiruk-pikuk dunia.” (Al-Buthi, Fiqhus Sîrah, halaman 75).

Kedua, uzlah sebagai media dalam upaya untuk lebih mencintai Allah. Dengan menyendiri, selain untuk lebih intropeksi diri, ternyata diyakini dapat digunakan sebagai media pendekatan diri kepada Allah.

Baca Juga:  Komnas Perempuan: Regulasi Busana Berdasar Ajaran Salah Satu Agama di Lingkungan Pendidikan

Dengan menyindir, seseorang bisa merenung akan kebesaran Allah dan ciptaan-Nya. Perilaku ini bukanlah suatu pekerjaan yang sia-sia tanpa manfaat. Sebagaimana Allah memerintahkan hambanya agar selalu berpikir akan kebesarannya. Rasulullah bersabda:

تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِ اللهِ، وَلَا تَتَفَكَّرُوْا فِي اللهِ فَتَهْلَكُوْا   (رواه أبو الشيخ ابن حبان)

Artinya, “Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah, dan janganlah kalian berpikir tentang Allah, maka kalian akan celaka.” (H.R. Abusy Syaikh Ibnu Hibban). (Al-Munawi, at-Taisîr fî Syarhil Jâmi’is Shagîr, [Maktabah ar-Riyadl: 1988], juz I, halaman 923).

Dari pemaparan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata self-healing juga dilakukan oleh Rasulullah yakni salah satunya dengan uzlah. Maka kita sebagai manusia yang mengaku hamba Rasulullah sudah sepatutnya untuk meneladani, self healing seharusnya dilakukan dengan kegiatan yang bermanfaat, bukan malah menghamburkan uang atau melakukan hal-hal yang tidak berguna.

Rekomendasi

anjuran healing dalam islam anjuran healing dalam islam

Anjuran Healing dalam Islam

Ditulis oleh

Mahasiswi Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah dan Pegiat Sastra Arab dan Gender Islam.

Komentari

Komentari

Terbaru

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Shafiyyah binti Huyay, Perempuan Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Istri Nabi

Khazanah

Makna Tawakkal atau Berserah Diri kepada Allah

Ibadah

18 Rukun yang Wajib Dipenuhi dalam Shalat

Ibadah

Umar perhatian kaum perempuan Umar perhatian kaum perempuan

Kisah Umar bin Khattab yang Sangat Perhatian kepada Kaum Perempuan

Khazanah

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Parenting Islami: Mendidik Generasi Tauhid di Era Modern

Keluarga

sahabat tabi'in memperbolehkan musik sahabat tabi'in memperbolehkan musik

Beberapa Nama Sahabat Nabi dan Tabi’in yang Memperbolehkan Musik

Khazanah

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Alasan Fatimah Mendapat Julukan az-Zahra

Khazanah

Tiga Macam Pernikahan yang Dilarang, Meski dengan Motif untuk Menghindari Zina

Kajian

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Connect