Ikuti Kami

Kajian

Hadis Maudhu’: Sebab-Sebab Munculnya Hadis Palsu

sebab munculnya hadis palsu
Photo from Gettyimages.Com

BincangMuslimah.Com Hadis maudhu’ adalah hadis dha’if yang kedha’ifannya disebabakan karena adanya kebohongan atau kedustaan (Arifin, 2014 : 168). Kebohongan itu berupa perkataan, perbuatan, ataupun ketetapan yang disandarkan kepada Nabi, sehingga hadis maudhu’ disebut sebagai hadis palsu serta tidak boleh diyakini dan diamalkan.

Kata maudhu’ merupakan isim maf’ul dari wadha’a yang memiliki arti rendah. Dinamakan hadis maudhu’ karena jenis hadis ini merupakan hadis dha’if yang paling rendah derajatnya, bahkan sebagian ulama hadis tidak mencantumkan hadis maudhu’ sebagai bagian dari hadis dha’if dan membahasnya secara terpisah.

Secara istilah, hadis maudhu’ memiliki pengertian:

الكذب المختلق المصنوع المنسوب إلى النبيّ صم

Suatu kebohongan yang dibuat yang disandarkan kepada Rasulullah SAW”

Menurut Ibn Abi al-Hadd dalam kitabnya Nahju al-Balaghah (t.t., III : 26), hadis maudhu’ pertama kali muncul dari kelompok Syiah dengan tujuan mendukung kekhalifahan Ali bin Abi Thalib atas pertikaian politiknya dengan Muawiyah bin Abi Sufyan di tahun ke-40 Hijriyah. Dampak yang timbul dari kemunculan hadis maudhu’ ini tidak main-main. Itu dapat memecah belah umat islam menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan pendapat.

Selain merugikan umat Islam secara umum, memalsukan hadis dengan sengaja merupakan tindakan yang sangat buruk dan tercela yang kemudian akan diganjar dengan neraka, sebagaimana yang diungkapkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَة قَالَ : قَالَ رَسُولَ اللّٰه صَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ

Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda: Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka tempatilah tempat duduknya di neraka”.(Mutafaq ‘alaih. H.R. [Bukhari dan Muslim])

Kemunculan hadis maudhu’ ini tidak serta merta muncul tanpa alasan ataupun sebab. Berikut adalah sebab-sebab munculnya hadis palsu:

Baca Juga:  Kajian Hadis: Benarkah Perempuan Pembawa Sial?

Pertama, munculnya berbagai aliran politik. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pertikaian Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah menyebabkan munculnya aliran politik di kalangan umat islam, seperti Syiah, Khawarij  dan kelompok Muawiyah. Dari masing-masing kelompok itu mereka menyebarkan propaganda yang dilandasi dengan hadis-hadis palsu buatan mereka sendiri.

Seperti hadis palsu buatan kelompok Muawiyah berikut:

الأمناء عند الله ثلاثة : أنا وجبريل ومعاوية

“Yang dipercaya di sisi Allah ada tiga orang yaitu aku (Rasulullah), Jibril dan Muawiyah.” (Tanzih al-Asy’ariyah, t.t. : II : 4)

Kedua, munculnya musuh Islam. Dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan Islam, maka semakin banyak raja-raja non Islam yang tidak terima dan ingin menghancurkan agama islam. Namun karena kekuatan militer mereka tidak sanggup melawan pasukan Islam, maka mereka mengerahkan propaganda dengan membuat hadis-hadis palsu yang secara perlahan merusak Islam dan menggerogoti persatuan umat Islam.

Begitu juga musuh dalam selimut kaum muslim, yakni kaum zindiq yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran mereka. Mereka telah memalsukan hadis sebanyak 4.000 hadis guna merusak islam dan menimbulkan perpecahan. Hal tersebut diakui oleh seorang golongan dari mereka, yaitu Ibnu al-Awjaa’ sebelum ia dibunuh.

Ketiga, munculnya perpecahan berupa fanatisme golongan, negara atau imam madzhab. Hal ini dapat dilihat dalam sejarah kekhalifahan daulah Umayyah yang membanggakan keluarga khalifah sebagai keturunan Arab murni dan meremehkan kelompok lainnya yang non-Arab (kaum Mawali). 

Di masa itu keterpihakan pemerintah terhadap orang-orang Arab dan pengabaian terhadap kaum Mawali menimbulkan sikap fanatik pada masing-masing  dari golongan Arab dan golongan Mawali, khususnya bangsa Persia saat itu. Kedua golongan tersebut saling berlempar hadis palsu yang menyatakan keutamaan masing-masing.

Baca Juga:  Memahami Hadis Larangan Istri Keluar Rumah Tanpa Izin Suami

Di samping fanatisme golongan, muncul pula fanatisme negara yang disebabkan sering terjadinya perpindahan ibu kota atau pusat kekuasaan islam dari negeri ke negeri lain. 

Kemudian yang terjadi di abad ketiga hijriyah yakni munculnya fanatisme terhadap imam madzhab oleh para pengikut madzhab dengan mengunggul-unggulkan madzhab mereka sendiri. Bahkan bentuk kefanatikan pengikut madzhab sampai tega membuat hadis palsu untuk mendukung argumen-argumen terkait masalah ushuluddin (pokok-pokok agama) maupun masalah furu’ (cabang-cabangnya). Tentu saja hal ini berdampak pada terpecahnya umat Islam menjadi aliran-aliran.

Keempat, munculnya para pembuat cerita. Tujuan dari para pembuat cerita ialah mengumpulkan para pendengar sebanyak-banyaknya dan mengharapkan imbalan yang besar pula. Para pembuat cerita ini tidak segan-segan membuat hadis maudhu’ untuk menarik minat dari para pendengar.

Kelima, adanya keinginan untuk menganjurkan kebaikan namun tidak mengerti masalah agama dan tidak memiliki pengetahuan agama. Sebab kelima ini merupakan aktivitas dari sebagian orang zuhud yang menginginkan afinitas umat islam menuju ke keadaan semula, yang mana umat islam saat itu telah mulai disibukkan dengan kehidupan duniawi. Agar umat islam kembali beramal shalih, orang-orang zuhud yang tidak mengerti agama membuat hadis-hadis palsu.

Keenam, adanya perbedaan pendapat mengenai masalah fiqh dan ilmu kalam. Sebagian dari golongan yang fanatik terhadap mazhab baik madzhab fiqh atau ilmu kalam, seringkali membuat hadis palsu untuk mendukung dan memperkuat pendapat madzhabnya.

Ketujuh, adanya keinginan untuk mendekati penguasa. Sebagian umat Islam yang memiliki kepentingan untuk mendekati para penguasa seringkali membuat hadis palsu demi kesenangan dan keinginan para penguasa. Hadis-hadis palsu tersebut biasa diciptakan untuk memuji penguasa atau menginginkan tindakan tertentu dari penguasa. 

Kedelapan, adanya keinginan untuk mempopulerkan diri. Hal tersebut dilakukan oleh sebagian orang islam yang ingin diakui berilmu  di hadapan orang sekitarnya saat dihadapkan dengan persoalan hadis. Dia akan menyandarkan hadis pada kitab-kitab yang jarang ditemukan, sehingga orang-orang mengira kalau ia meneliti hadis yang tidak diteliti oleh orang lain.

Baca Juga:  Benarkah Nabi Membolehkan Istri untuk Bersujud pada Suami?

Selain sebab-sebab di atas ada penyebab lain yang berupa ketidaksengajaan hadis palsu dapat muncul yaitu berupa seseorang yang salah dan kelupaan hafalan hadisnya serta melemahnya pikiran perawi di akhir umurnya. Kesalahan menghafal hadis seseorang bisa diakibatkan karena hadis yang dihafalnya hanya disandarkan kepada kitab dan hafalannya tidak kuat, maka ketika kitabnya hilang ia akan terjatuh ke dalam kesalahan dalam penyampaian hadis.

Sedangkan kacaunya pikiran perawi di akhir umurnya bisa terjadi pada sebagian kelompok perawi yang terpercaya. Hal ini dimaklumi dengan syarat saat meriwayatkan hadis kondisi akal perawi memang telah melemah di akhir usianya atau telah pikun.

Demikian beberapa sebab munculnya hadis palsu yang bisa kita pelajari. Dengan mengetahui penyebab ini, kita bisa mengerti mengapa seleksi hadis begitu ketat di kalangan ulama hadis.

Rekomendasi

sampaikanlah walau satu ayat sampaikanlah walau satu ayat

Penjelasan Hadis “Sampaikanlah dariku Walau Hanya Satu Ayat”

Hadis Istri Sujud Suami Hadis Istri Sujud Suami

Istri Sujud Kepada Suami, Dalilnya dari Hadis?

Hadis Istri Sujud Suami Hadis Istri Sujud Suami

Memahami Hadis Istri Sujud Kepada Suami

Perempuan Pembawa Sial Perempuan Pembawa Sial

Kajian Hadis: Benarkah Perempuan Pembawa Sial?

Ditulis oleh

Mahasiswa Strata Satu di UIN Sunan Kalijaga, Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Kenaikan Suhu Udara Ekstrem Kenaikan Suhu Udara Ekstrem

Waspada Dampak Kenaikan Suhu Udara Ekstrem bagi Perempuan

Muslimah Daily

Nyai Nafiqah ulama perempuan Nyai Nafiqah ulama perempuan

Nyai Nafiqah: Sosok Ulama Perempuan dan Istri Kyai Hasyim

Khazanah

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Fatimah as-Samarqandi, Sang Ahli Fikih Perempuan dari Uzbekistan

Khazanah

Raden Dewi Sartika Penggagas Sekolah Perempuan di Tanah Sunda

Khazanah

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Di Zaman Rasulullah, Korban KDRT yang Melapor Langsung Dapat Perlindungan

Kajian

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect